Bagian 10: Jidane transformasi nyamuk

Start from the beginning
                                    

"Gue minum ya, Dan." Ucap Lion sok sungkan, padahal ia sudah minum duluan sebelum berbicara tadi. Dasar.

"Sok-sokan sungkan lo sama gue." Lion hanya tersenyum, lalu menoleh kearah Aurellia yang sedang bersandar di sofa.

Wajah Lion berubah memelas, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Aurellia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wajah Lion berubah memelas, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Aurellia. Gadis itu menoleh, "Ngapain?" Tanyanya pura-pura tak tahu.

"Senderan gini gak apa-apa, kan? Iya, kan? Gue tadi capek banget abis ngendarain motor dari rumah lo ke rumah si curut." Lion merengek. Seperti anak kecil yang meminta jatah susu kepada ibunya.

Aurellia bergumam, mengiyakan. Lion tersenyum bahagia.

Lelaki itu tak hanya menyandarkan kepalanya di bahu Aurellia, tapi ia juga menggenggam tangan Aurellia lalu mengelus lembut ibu jari gadis itu.

Lelaki itu tak hanya menyandarkan kepalanya di bahu Aurellia, tapi ia juga menggenggam tangan Aurellia lalu mengelus lembut ibu jari gadis itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jidane yang melihat kelakuan ke-empat temannya itu mengernyit jijik. Lelaki itu menghela napas, lalu tersenyum masam.

'Tolong tabahkan hati hamba ya Allah, dari setan-setan terkutuk dihadapan hamba ini'. Jidane membatin. Lelaki itu lalu mengusap dadanya, mencoba sabar.

"Udah cukup! Cukup ya, Jamal. Jangan buat gue emosi liat kalian, para setan mesra-mesraan dirumah gue. Gue capek. Tau gak? Apa yang kalian lakuin ke gue itu -" Kalimat dramatis yang meluncur dari bibir indah Jidane terhenti.

"-jahat." Mereka yang menjawab serempak dengan nada datar.

Jidane meringis, salah tingkah. Lelaki itu mengusap tengkuk kepalanya, lalu berdehem. Mencoba mencairkan suasana.

Prok! Prok! Prok!

Jidane bertepuk tangan sebanyak tiga kali, "Nah, ayo kita bagi tugas!"

***

Di hari Kamis ini, Aurellia berangkat sekolah diantar oleh Danish. "Belajar yang bener ya, jangan nakal."

Danish mengusap pucuk kepalanya, lalu mengecupnya.

Aurellia tersenyum tipis, "Bang Danish juga, jangan pacaran mulu sama kak Sona." Danish terkekeh.

"Anak kecil, gak usah tau urusan orang dewasa, deh." Danish sok bijaksana.

Aurellia memutar kedua bola mata, "Dih."

Danish mengangkat sebelah alis, terkekeh kembali. "Apanya, yang dih?"

"Bodoamat. Dasar jelek!" Aurellia kesal. Lalu menutup pintu mobil kencang.

Dug!

Danish membuka jendela kaca mobilnya, lalu meloloskan kepalanya keluar. "Hei, dek! Jangan ngambek! Mau abang kasih uang jajan tambahan, gak!?" Lelaki itu berteriak tepat diparkiran. Sampai orang-orang yang berada di sana menolehkan kepala, kearah mereka.

Aurellia yang sudah berjalan setengah jauh, berhenti. Ia membalikkan badan. Gadis itu tersenyum lebar, kemudian berlari kecil kearah abangnya yang saat ini tengah tersenyum penuh kemenangan.

"Mana?" Aurellia menodongkan tangannya tepat didepan wajah Danish yang tengah terkekeh. Lelaki itu merogoh dompetnya, lalu mengambil lima buah uang berwarna biru. Kemudian memberikannya kepada adiknya.

Aurellia menyengir, memperlihatkan giginya yang putih tersusun rapih. "Makasih. Bang Danish ganteng deh!" Pujinya.

"Dih, giliran dikasih uang aja bilang ganteng. Dasar." Danish penepuk pelan pucuk kepala Aurellia, "Yaudah, sana masuk gih. Dari tadi cowok itu ngeliatin kamu mulu, tuh dek." Tunjuk Danish kearah seorang lelaki yang kini tengah duduk diatas motornya, menatap mereka dengan mata menelisik.

Aurellia menoleh, "Oh, dia. Orang sinting dia mah, bang. Gak jelas, gitu." Danish terkekeh, lagi. "Hush hush, sana. Masuk gih, abang dipelototin tuh."

Aurellia menghela napas, "Dadah! Hati-hati dijalan."

Gadis itu melangkahkan kaki kearah sosok lelaki yang masih menatapnya. Kini, lelaki itu menatapnya lembut.

"Ngapain lo liatin gue mulu? Lo suka sama gue, ya?" Ceplos Aurellia asal.

Lion mengusap pucuk kepala gadis dihadapannya, lalu tersenyum lembut. Lelaki itu memilih tidak menjawab.

"Ayo, ke kelas!" Aurellia mengangguk. Lion kemudian merangkul bahu ringkih nan kecil milik gadis disampingnya.

Aurellia membiarkannya, karena ia merasa nyaman.

aku ngetiknya geli sendiri ☹️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


aku ngetiknya geli sendiri ☹️

[ min, 9 mei 2021 ]

[✔️] Vermilion Class : Aurellia and EverythingWhere stories live. Discover now