Bab 1

4.9K 59 4
                                    

Dista POV

Seorang wanita menggunakan gaun sexy dengan riasan yang tebal, lipstik merah merona dan menggunakan high heels, berjalan dengan langkah yang gemulai melewati ruanganku. Wanita yang sangat tak asing bagiku. Karena hampir setiap hari ia selalu datang dan melewati ruanganku. Siapa lagi kalau bukan kekasih bossku.

"Haish, kenapa ia harus datang sepagi ini? Apa ia tak punya pekerjaan lain."

Gumamku kesal karena saat ini aku juga harus ke ruangan boss ku untuk menyerahkan beberapa berkas dan meminta tanda tangannya. Aku sangat tahu apa yang akan mereka lakukan berdua di dalam ruangan, karena aku sering memergoki mereka. Dan itu membuatku merasa sangat jijik.

Entah kenapa aku yang melihatnya saja merasa malu dan jijik, tapi sepertinya mereka yang melakukannya merasa sangat santai dan seperti sudah biasa. Dengan asyiknya mereka bercumbu dan bermesraan tanpa kenal tempat.

"Bagaimana ini? Aku harus segera meminta tanda tangan pak Vindu. Karena berkasnya harus segera aku kirim ke klien."

Dengan sangat terpaksa aku beranjak dari tempat dudukku dan berjalan dengan langkah yang berat menuju ke ruangan pak Vindu dengan membawa beberapa berkas yang aku susun di dalam map.

Tok... Tok.... Tok...

"Masuk."

Kubuka pintu yang menutup jalan masuk ke ruangan pak Vindu. Dengan langkah pelan aku memasuki ruangannya dengan perasaan yang wa-was, takut pemandangan yang tak ingin kulihat terpampang.

Dan benar saja, untuk kesekian kalinya mataku ternodai oleh hal yang menjijikkan. Aku melihat pak Vindu dan kekasihnya yang bernama Dara saling menautkan bibir mereka dengan penuh gairah. Benar-benar tidak tahu malu.

Entah mereka tak mengetahui keberadaanku atau mereka pura-pura tak melihatku. Mereka terus bercumbu dan mengabaikanku.

Kutarik nafas dalam-dalam. "Permisi pak."

Mendengar suaraku akhirnya mereka melepas tautan mereka.

"Ahh, Dista. Ada apa?" Tanya pak Vindu.

Yah namaku Dista Anggraeni. Umurku 24 tahun. Aku bekerja sebagai akuntan di perusahaan jasa transportasi khususnya travel yang bernama VW tour. Yaitu perusahaan milik pria bernama Vindu Wijayanto. Boss tampan yang memiliki otak mesum dengan kadar yang berlebihan. Sudah 5 bulan aku bekerja di perusahaan itu.

"Maaf pak mengganggu. Saya ingin menyerahkan berkas dan meminta tanda tangan bapak."

"Iya. Kamu selalu saja mengganggu kegiatan kami." Sahut Dara dengan muka yang terlihat kesal menatapku.

Kutarik nafas panjang. "Makanya kalau mau mesum tahun waktu dan tempat." Batinku kesal.

"Maaf." Ucapku dengan tidak ikhlas. Karena memang bukan aku yang salah, tapi mereka.

"Bawa kesini berkasnya."

"Iya bawa kesini dan segeralah pergi." Sahut Dara dengan muka yang menyebalkan.

Aku pun berjalan mendekat ke arah meja pak Vindu. Kuserah berkas dan meminta tanda tangan. Ketika pak Vindu sedang sibuk menandatangan aku merasa ada hawa buruk sedang menatapku. Dan benar saja, kekasih bossku itu sedang menatapku intens. Ia menatapku dari atas hingga ke bawah.

"Nih sudah selesai." Ucap pak Vindu dan menyerahkan kembali berkas kepadaku.

"Terima kasih pak."

Aku pun membalikkan tubuhku untuk berjalan kembali ke ruangan ku. Namun baru aku melangkah satu jalan, aku mendengar suara yang tak mengenakkan hati.

"Sayang, emang boleh ya seorang karyawan berpakaian seperti itu? Bukankah itu terlalu berlebihan? Lihatlah!!!? Ucap Dara pada pak Vindu.

Aku tahu yang dimaksud Dara adalah aku. Karena memang sejak pertama kali bertemu, dia terlihat sangat tidak menyukaiku, begitu juga sebaliknya.

"Apa dia sengaja ingin menggodamu?" Lanjut Dara.

"Tidaklah sayang. Lagian kalaupun iya, dia bukan tipeku, jadi nggak mungkin aku tergoda sama dia. Lihatlah, tubuhnya saja sangat berbeda jauh denganmu, meskipun ia telanjang di depanku, itu tak akan membangkitkan nafsuku."

Aku sudah mulai geram mendengar percakapan sepasang kekasih yang tak tahu malu itu. Aku mempercepat langkahku agar segera keluar dari ruangan ini.

Akhirnya aku sampai di ruanganku kembali. Ku banting berkas yang kupegang di atas meja kerjaku.

"Wah... Gila... Ini sungguh gila. Memang siapa mereka? Berani-beraninya menjelek-jelekkanku. Orang tuaku saja yang melahirkanku tak pernah menjelekkanku seperti itu. Dan apa tadi? Aku menggodanya? Aku bukan tipenya? Memang dia pikir dia sangat tampan, hingga semua wanita menyukainya? Bahkan aku sangat jijik melihatnya. Kalau bukan karena kontrak kerja yang sudah aku tanda tangani, aku pasti sudah keluar dari sini."

Moodku hari ini benar-benar sangat buruk. Satu-satunya cara untuk mengembalikan moodku saat ini adalah dengan menonton Oppa-oppa tampan dari negeri ginseng yang bernyanyi dengan suara yang sangat sopan saat masuk ke telinga.

Kunyalakan laptopku dan aku mulai memainkan videonya. Aku pun ikut bernyanyi dan ikut menari mengikuti video yang kuputar, meskipun dengan gerakan yang tak jelas. Untung saja ruangan ku kedap suara, jadi aku bisa sekeras mungkin berteriak. Aku benar-benar bisa melampiaskan kekesalan ku saat ini.

Hingga beberapa lagu sudah terputar. Aku sangat menikmatinya, hingga aku tak sengaja menatap kearah pintu, dan di sana telah berdiri seorang pria berdiri bersandar tembok dengan tangan bersedekap di dada dengan tatapan tajam mengarah kepadaku.

"P- Pak Vindu??"

Dengan segera kumatikan musiknya. Sejak kapan ia berada disini? Apakah dia melihat tingkahku sejak tadi? Haish, kalau benar iya, aku sedang dalam masalah besar saat ini.

"Ada apa bapak kesini? Kenapa tak memanggil saya saja? Biar saya yang keruangan bapak?"

"Coba kau cek ponselmu?"

"Memangnya kenapa pak?"

"Cek saja dulu."

Aku mencari ponselku yang entah dimana, aku lupa menaruhnya. Dan akhirnya aku menemukannya di laci. Kubuka layar pengunci ponselku, dan betapa terkejutnya aku saat melihat ada 13 panggilan tak terjawab dari pak Vindu. Wah aku benar-benar dalam masalah besar saat ini.

"Ma-maaf pak. Saya tak mengetahui kalau bapak menelpon saya." Ucapku dengan nada melemah dan kepala menunduk karena tak berani menatap wajah seram pak Vindu yang pasti sangat marah saat ini.

"Saya tunggu di ruangan saya." Ucap pak Vindu dan langsung keluar dengan sedikit membanting pintu.

"Matttiiiiihhhhh..... Tamatlah riwayatmu Dista."

Tbc
******

Hay Hay Hay..
Aku kembali lagi membawa cerita baru, setelah sekian purnama Hiatus dari negeri Oren ini. 😇😇

Semoga kalian suka ya 😘
Jangan lupa bintangnya ya 😜😜

~ Selamat Membaca ~

Obsesi Sang CEOWhere stories live. Discover now