"Bagi mereka menjadi 6 kelompok, kelompok pertama, di bagian konsumsi, kelompok kedua, di bagian penjara bawah tanah, kelompok tiga di bagian petarung, kelompok empat di bagian keuangan, kelompok lima di bagian T.A, dan kelompok enam di bagian strategi," jelas Leo.

"Strategi dan T.A tuan? Apa kita perlu menempatkan mereka di bagian itu?" Wajar saja kalau Kyle menanyakan hal tersebut, strategi dan T.A termasuk bagian penting di sana.

"Tentu, kita perlu membuat mereka percaya kalau kita benar benar mempercayai mereka, oh satu lagi, untuk keuangan biarkan para wanita nya saja, jangan lupa, Frank dan Aldric di jadikan dalam satu kelompok dan tempatkan mereka di bagian strategi,"

"Baik tuan, saya mengerti, selamat malam," Lalu telfon dimatikan sepihak oleh Leo.

*Note
• Di sana setiap bagian memiliki tingkatan dari Lev.1, semakin tinggi Lev nya, maka semakin penting tugasnya, dan tidak ada batasan dalam tingkatan, bisa sampai 100, bahkan berkali kali lipat dari itu. Kyle, adalah orang ketiga yang memiliki tingkat tertinggi, tentu saja, ia tangan kanan.
• T.A merupakan singkatan dari The Algojo, kalian pasti tau, tugas mereka adalah menentukan hukuman untuk para tahanan, di bagian ini semua Lev termasuk penting tugasnya.
• Ada lima bagian penting, pertama, ketua, yaitu Leo (itu sudah pasti), kedua T.A, tiga Kyle, empat senjata, lima strategi.

"Kenapa Le?" Tanya Matias.

"Kyle."

"Hei, kalian tidak lupa bukan kalau besok malam tahun baru? Mari kita beli banyak jagung, ikan, dan ayam, kita merayakan bersama keluarga mu Le," antusias Arvid, Leon langsung menatap tajam ke arahnya, siapa juga yang mau merayakan bersama dirinya, Leon saja menolak, apalagi keluarga nya?

"Benar, tapi... Dompet ku dan Matias sepertinya tertinggal di tempat kami menginap sebelumnya, Arvid juga sepertinya... Uang nya habis, benar kan?" Ucap Rico sembari memberikan kode pada Matias juga Arvid, masalah seperti ini... Bahkan jika tidak ada yang meng kode pun mereka akan melakukan hal yang sama.

"Ya! Benar! Kami tidak memiliki uang, uang mu kan banyak Le, jad-"

"Bakat berbohong kalian sangat buruk, kalian butuh les privat," lihatlah, mana ada privat berbohong?

"Kau peka juga."

*****

Kediaman Alterio.

"¡Hola a todos!" Teriak Rico di depan keluarga yang sedang menatap nya bingung, sedangkan ia hanya menunjukkan deretan giginya.

Yup, itu adalah keluarga Alterio. "Hey, orang gila dari mana ini? Kenapa bisa masuk ke sini?" Bisik Varo pada Ashley.

"Ck! Kau ini, mana ada orang gila yang tampan dengan penampilan keren seperti dirinya?!"

"Hmmm, benar juga, jadi... Sia-" belum selesai Varo berbicara, Leon sudah memasuki ruangan di ikuti dengan Matias juga Arvid.

"Bang Le!" Sesaat setelah mengucapkan hal tersebut, si kembar segera mendapatkan tatapan tajam dari Leon. Tentu saja, panggilan itu terdengar seperti rempah bumbu dapur, dan Leon tidak menyukainya.

"Malam," ucap Leon dan tanpa basa basi lagi, ia segera masuk ke kamarnya, meninggalkan Arvid, Matias, dan Rico yang mematung di hadapan keluarga Alterio.

"H-hai Tante..." Sapa Matias.

"Kalian..."

"O oh, kami si Spain," jawab Matias Bangga.

"Ooh... Matias, dan Rico?!"

"Benar sekali nyonya..."

"Mari, silahkan duduk," ucap Veronica mempersilahkan tanpa mengajak Arvid.

"Tante, a-aku... Boleh duduk?"

"Boleh," jawab Thomas.

"Di dapur, di sini sudah tidak muat," lanjutnya membuat secercah harapan dalam diri Arvid hilang begitu saja.

*****

Leon sedang membuka dasi nya, sembari melihat sekeliling, ia tidak melihat Roseanne sejak tadi, bahkan di ruang tengah pun tidak ada.

Lalu terdengar suara pintu dari arah kirinya, dan keluar seorang gadis cantik dengan tubuh yang sedikit... Kurus?

Leon terpana melihat Roseanne, ia sangat cantik malam ini, walau hanya dengan pakaian rumahannya.

"Kau sudah pulang?" Ucap Roseanne dengan gugup.

"Hmmm," Leon mencoba untuk merilekskan tubuhnya yang seketika menegang, lalu dengan pura-pura tidak perduli, ia melenggang begitu saja ke kamar mandi.

"Huft... Tadi itu... Leon, atau Leo?" Bingungnya, hampir setengah jam ia terdiam memikirkan, lalu tersadar saat terdengar suara decitan pintu kamar mandi.

Ia dan Leon kembali bertatap dengan canggung, tatapan rindu tersirat dari masing masing mereka.

"Ekhem," deham Leon mencoba mencair kan suasana.

"K-kau, kenapa masih disini?" Tanya nya pada Tessa.

"O- ehm, a-aku... Sedang mencari ponsel ku, iya, ponsel... Hehe," Leon yang merasa tingkah Roseanne agak aneh hanya menaikkan sebelah alisnya. Tentu saja Roseanne gugup, Leon hanya memakai handuk yang melilit di pinggang nya saat ini.

"Apa itu di tanganmu?" Tanya Leon. Lalu Roseanne melihat tangannya yang terdapat ponselnya di sana, dengan gugup ia berkata.

"Tadi aku sedang mencarinya, sekarang sudah ketemu, k-kalau begitu... Aku turun dulu," dengan kepala yang di tundukkan ia berjalan dengan cepat ke arah pintu. Namun Leon segera menahan Roseanne saat gadis itu melewatinya.

"Tunggu," lalu Roseanne menatap ke arahnya dengan penuh tanda tanya.

"Siap kan baju ku," Roseanne masih diam mematung dengan mulut yang sedikit terbuka, lalu beberapa saat kemudian ia tersadar dan segera melakukan apa yang diminta Leon.

*****

#MSTKSR

ConfusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang