Khawatir

5.7K 525 67
                                    

Gaara bangun, mematikan alarm di handphone dan menatap wajah Sakura yang kini sudah tertidur nyenyak di pelukannya.

Gaara terkekeh, mengelus pipi chubby sakura sayang sembari menciuminya gemas.

Tangan kecil Sakura Gaara lepas kan pelan, lalu dia mengambil guling untuk sakura dekap agar merasa dia masih ada bersamanya.

Gaara menatap layar handphone miliknya yang berwallpaper Sakura. Matanya melihat jam dan menemukan angka 12 siang tertera disana. Gaara segera bangkit dan ikut bersiap di kamar mandi apartemen Sakura untuk pergi ke kampus. Hari ini ada bimbingan jam 2 siang bersama dospem kurenai, maka dari itu--sekalipun Gaara malas dan masih ingin berlama-lama dengan kekasihnya, dia tidak bisa. Ada kewajiban yang harus dia lakukan agar Gaara cepat lulus dan segera menikahi Sakura. Itu harapan terbesar Gaara.

Setelah mandi sekitar 15 menit Gaara kembali menatap kekasihnya yang masih tertidur nyenyak dari jauh. Bibirnya tersenyum saat melihat wajah Sakura yang begitu cantik saat tertidur. Rasa-rasanya Gaara sudah tidak sabar melihat wajah cantik itu setiap pagi dan malamnya nanti. Gaara berharap, semuanya sesuai rencana yang telah di susunnya jauh-jauh hari. Masa depan yang cerah bersama Sakura-nya.

Gaara mendekat ke arah sakura, duduk di pinggir ranjang dan mengelus helaian pink nya lembut.

"Aku pergi dulu sayang, nanti aku akan meminta Temari untuk membawakanmu makan siang"

Temari masuk kelas pagi hari ini. Dia salah satu teman sakura di kampus dan kebetulan satu kelas dengannya. Lebih kebetulan nya lagi Temari  merupakan adik dari seorang Rei Gaara, walaupun berbeda ibu. Usia mereka hanya terpaut satu tahun di bawahnya, dan sakura; merupakan adik tingkatnya bersama Temari di kampus.

Mereka berpacaran setelah Gaara menjadi ketua pembimbing nya sewaktu MOPD. Bisa di bilang mereka itu cinlok. Bertahan sampai 3 tahun lamanya tanpa ada masalah sedikitpun selama ini. Gaara terlalu Bucin, dan siapapun tahu bahwa Sakura juga sama Bucinnya dengan Gaara. Jadi, salah satu dari mereka tidak mungkin ada yang selingkuh. Itu yang di fikirkan semua orang.

Tidak tahu saja bahwa Sakura bermain api di belakang Gaara.

"Aku mencintaimu" Gaara mencium lembut dahi Sakura agak lama. Lalu bangkit berdiri, namun matanya menatap sesuatu yang janggal di bahu Sakura yang sedikit melorot dari baju tidur miliknya.

"Bahunya kenapa?"

Gaara menatap bekas gigitan merah itu agak lama. Dia menggeleng, sempat berfikiran bahwa itu adalah bitelove. Gila saja, sakura tidak mungkin seperti itu! Akalnya menolak untuk percaya hal tersebut.

" Mungkin alerginya kambuh lagi dan sakura menggaruk nya tanpa sadar.." Ujar Gaara berfikiran positif.

Beberapa bulan ini entah mengapa sakura sering alergi. Mungkin setelah ini Gaara harus memeriksa sakura ke dokter kulit agar kekasihnya tidak kesakitan lagi.

Setelah itu Gaara pergi, tak lupa mengabari Temari untuk ikut menjaga Sakura saat dia pergi. Mungkin Gaara akan kembali ke apartemen sakura malam hari saat jadwal futsalnya bersama sahabatnya yang lain sudah selesai.

.



.



.


"Mainmu kacau sekali Gaar, tak seperti biasanya" Naruto menepuk bahu Gaara pelan. Menyodorkan air isotonik itu pada Gaara yang masih ngos-ngosan habis bertanding.

Sasuke melepaskan kaos nya dan mengguyurkan botol air mineral itu pada tubuhnya. Posisinya Sasuke berhadapan dengan Gaara dan yang lainnya duduk dengan posisi melingkar di tengah lapangan yang sudah mereka sewa. Tenang, ini lapangan indoor kok, jadi Sasuke bisa sesuka hati membuka bajunya tanpa harus mendengar suara pekikan nyaring dari para perempuan yang selalu mengganggunya.

Disana ada Gaara, Naruto, Shikamaru, Kiba, sai, Neji, kankuro, dan juga Sasuke. 4 lawan 4. Dan di menangkan oleh kelompok Sasuke. Tenang saja, ini pertandingan persahabatan, bukan ajang perlombaan. Jadi, walaupun tim Gaara kalah.. dia tidak merasa sedih sedikitpun.

Sore tadi setelah bimbingan Gaara kumpul bersama teman-teman nya untuk bermain sepakbola. Katanya sebagai ajang pelepas penat saat setress mengurus skripsi dan persiapan sidang.

Sasuke punya cara pelepas penatnya sendiri omong-omong. Dan disini, hanya dia dan tuhan yang tahu.

"Aku mencemaskan Sakura"

Sasuke menghentikan acara mengguyur badannya, dia menjawab ucapan Gaara dengan cepat.

"Sakura kenapa?"

Gaara menatap Sasuke, bahunya merosot kebawah sedih. " Dia sakit. Sepertinya kelelahan efek tugas yang begitu banyak dari prof Kabuto"

Setahu Sasuke prof Kabuto tidak memberinya tugas Minggu ini. Apa sakura berbohong pada Gaara? Dia sakit karena semalam terlalu memaksanya bermain selama 3 ronde??

Mendadak Sasuke merasa bersalah pada gadis tersebut.

Bukan gadis sih, kan sudah Sasuke perawani--eh?

"Kenapa kau malah disini, kau harusnya mengurus pacarmu bodoh!" Kiba menjitak main-main kepala Gaara. Membuat nya mengaduh pelan.

"Aku tidak enak pada kalian, sssh... Lagi pula ada Temari yang menjaga Sakura di apartemen kok" Gaara mengusap kepalanya yang sakit akibat jitakan dari Kiba

"Tetap saja, kau pacar yang buruk. Kau menelantarkan Sakura saat dia membutuhkanmu. Jika aku jadi kau, aku pasti akan menjaga Sakura sepenuh hati, aku akan menyuapinya bubur, memeluknya, dan akan-"

"Akan apa hah?? Ucapkan yang jelas agar aku bisa mematahkan lehermu! " Gaara memiting kepala Kiba dengan tangannya.

Semua teman-teman nya terkekeh.

Semua yang berada disana tahu Kiba pernah menyukai Sakura dan mengejarnya waktu mopd. Bahkan sai, Shikamaru, dan Naruto juga sama. Hanya saja mereka harus kecewa karena sakura lebih memilih Gaara di banding laki-laki lainnya.

"Ampun gaaar... Ampun. Posesif sekali sih, mentang-mentang punya pacar bidadari" Kiba merengek

Gaara mendengus dan melepaskan pitingannya pada Kiba.

"Lagi pula aku masih waras, aku tidak mungkin merebut kekasih sahabatku sendiri"

"Uhuk! " Sasuke tersedak minumannya.

Semua orang kini menatapnya heran.

"Makannya minum pelan-pelan Sasuke, nanti kalau kau mati tersedak bagaimana?? Tante Miko pasti menyalahkan ku!" Naruto menepuk-nepuk punggung sahabatnya pelan.

Mereka sudah bersama sejak bayi, jadi diantara semua orang .. yang paling dekat dengan Sasuke adalah dirinya.

"Hmm" Sasuke hanya menanggapi nya dengan dehaman. Matanya berpaling ke arah lain saat matanya tidak sengaja menatap mata hijau milik Gaara.

"Aku mandi dulu, gerah"

Lapangan futsal yang mereka sewa memang memiliki fasilitas lengkap. Ada kantin kecil yang menjual minuman dan cemilan, kursi tribun penonton, serta kamar mandi dan pass yang banyak untuk membuat penyewa merasa nyaman. Gedung futsal ini juga terkenal kalangan mahasiswa. Terkadang Sakura juga ikut bersama Gaara jika di ajak. Dan berakhir permainan futsal jadi kacau karena para pemainnya lebih fokus pada sakura ketimbang bola itu sendiri.

Sasuke berbalik, niatnya ingin segera pergi dan mandi lalu menghubungi Sakura. Namun langkah kakinya terhenti saat Gaara bertanya sesuatu hal yang menohok jantung dan ginjalnya.




















"Sasuke, punggungmu kenapa? Kau seperti sudah tidur dengan seorang wanita dilihat dari cakarannya" Ujar Gaara penasaran.









-tbc-

My sweet PainWhere stories live. Discover now