*****

"Bang Xav!" Panggil Leo.

Xavier menoleh, dan saat Leo sudah berada di dekatnya ia berkata,"iya mas, bakso nya berapa?" Sembari tersenyum manis.

"Ck, serius!"

"Baik baik, ada apa?"

"Bagaimana tentang kecelakaan, Tessa?"

"Aku memang belum mendapat kejelasan, tapi... Aku mendapat sesuatu yang sangat penting,"

Leo tidak menjawab, ia hanya menunggu Xavier untuk melanjutkan penjelasannya.

"Ini, lihat, aku mencari tau semua biodata orang yang bernama Tessa di Indonesia, aku sudah mencari dua kali namun tidak mendapat biodata apapun tentang Tessa mu itu, namun.... Saat aku mencari biodata semua orang bernama Tessa di seluruh negara, aku menemukan tentang Tessa mu itu," jelas Xavier panjang lebar.

"Ia. Berasal. Dari. Pert! Australia!" Lalu Leo membaca dengan serius map yang sebelumnya di berikan oleh Xavier.

"Kumohon bang, cari tau lagi tentangnya," mohon Leo pada Xavier.

"Tenang saja, asal bayaran lancar," raut wajah Leo seketika berubah datar.

"Ya, lakukan apapun, aku pergi," lalu Leo meninggalkan kamar.

*****
Pukul 16.47

"LEO...!" teriak Tessa dari dalam kamar nya yang suaranya terdengar sampai bawah.

"Hahaha..."Leo yang sedang mendengarkan di depan pintu kamar Tessa pun tertawa.

Ceklek

"Eh eh" Tessa menarik Leo kedalam kamar membuat nya memekik.

Leo yang melihat tubuh mulus Tessa yang hanya memakai handuk dari atas dada nya sampai pahanya pun bersiul menggoda, di kamar juga tak ada mommy dan yang lainnya, jangan tanya mereka kemana.

"Apa?! Ga usah siul siul! Mana pakaian ku?!" Ucap Tessa memarahi Leo.

"Ada... Tenang saja..."

"Ya, mana?! Ish!" Ucap Tessa semakin kesal pada Leo.

"Di kamar," dan Leo menjawabnya dengan sangat tenang.

"Tidak ada, aku sudah mencari nya tapi tidak ada," ucap Tessa keheranan.

"Ada..."

"Di mana?"

"Di kamar ku," ucap Leo sambil menampilkan senyum nya semanis mungkin.

"Kau.. kau.... Mau ku bunuh huh?!" Tanya Tessa berdesis.

"Tentu saja tidak, memangnya siapa yang mau di bunuh?" Masih dengan ketenangan nya Leo berucap seperti itu.

"Ck! Ambilkan koper ku!" Ucap Tessa yang sudah menyerah dengan Leo lalu duduk di kasur dengan wajah yang super... kesal?

"Mengapa kau tidak mengambil sendiri?" Tanya Leo ikut duduk di kasur.

"Oh... Oke! Akan ku ambil sendiri!" Ucap Tessa segera beranjak dari kasur dan menuju pintu, namun di tahan oleh Leo.

"Kau ini! Kenapa mudah sekali marah huh?" Tanya Leo mulai menghimpit Tessa me dinding.

"M-mau, mau apa kau?"

"Menurutmu? Apa yang akan ku lakukan?" Tanya Leo mengunci pergerakan Tessa sembari menaik turunkan alisnya.

"Kau, jangan macam macam!" Tegas Tessa berusaha terlihat berani walau dalam hati terasa gugup.

"Tidak, aku tidak akan macam macam, hanya satu macam," ucap Leo dengan nada menggoda.

"Kau ingin aku mengambil kan koper mu?" Tanya Leo dan Tessa mengangguk.

"Kalau begitu, aku minta satu hal," ucap Leo semakin mengikis jarak antara mereka berdua.

"Apa?"

"Sebuah.... Kecupan?" Setelah berdiam beberapa detik, Leo akhirnya menyebutkan permintaan nya.

"Kau gila?!"

"Yasudah kalau tidak mau," ucap Leo seolah mengancam lalu berbalik badan, namun Tessa segera mengecup pipi Leo dari samping.

"Sudah bukan? Maka... Ambilkan koper ku sekarang," ucap Tessa sembari memalingkan wajah nya untuk menutupi semburat merah di pipinya.

"Kau tersipu heh?" Tanya Leo sembari tertawa, lalu menarik dagu Tessa untuk menatapnya.

"Ck! Sudah! Ambilkan koper ku!"

"Tapi bukan kecupan itu yang ku mau," ucap Leo sembari tersenyum hangat.

"Lalu? Kau... Tidak akan melakukan itu kan?" Tanya Tessa takut takut.

"Melakukan... Apa?" Tanya Leo balik berpura-pura tidak mengerti.

"I, itu... Melakukan... Itu..., Ck! Tidak mungkin kau tidak mengerti apa yang ku maksud Leo,"

"Melakukan... Ini maksudmu?" Tanya Leo lalu mendekat kan bibir nya ke arah Tessa, semakin mengikis jarak, sedangkan Tessa sudah memejamkan mata nya erat erat, lalu bibir nya mendarat di kening Tessa, membuat Tessa perlahan membuka matanya.

Kecupan itu berlangsung selama lima detik, dan selama itu juga jantung mereka berdua berpacu dengan cepat, mungkin... Bisa terdengar? Karena keadaannya pun sedang sunyi.

Lalu Leo menyudahi hal itu,"Jangan berfikir yang macam-macam... Tidak baik untuk otak mu," ucap Leo tersenyum sembari mengacak pelan rambut Tessa yang masih basah, lalu berkata,"aku ambilkan koper mu sebentar,"setelah itu ia pergi dengan jantung berdegup kencang meninggalkan Tessa dengan kondisi yang sama.

"Dia selalu berhasil membuat jantung ku berdegup kencang, hah... Ini tidak baik untuk jantung ku," ucap Tessa masih mematung lalu, duduk di kasur.

"Mengapa juga dia memiliki sisi seperti itu? Aku tak habis pikir, di balik wajah dingin nya terdapat sifat seperti itu, huh..."

Juga masih memikirkan hal yang barusan terjadi, kenapa aku berfikir ke arah sana? Aku mempermalukan diri sendiri kalau seperti tadi, ucap nya dalam hati.

#MSTKSR

ConfusionWhere stories live. Discover now