Prologue

240 24 2
                                    

Gadis yang sedang berlari memenuhi tugas pelajaran Olahraga di lapangan sekolah tiba-tiba merasakan kepalanya berdenyut menyakitkan bak dipukul dengan palu besi besar milik tokoh superhero—Thor. Perlahan, langkahnya semakin pelan. Kesadarannya pun mulai berkurang dengan pandangan yang melemah. Ia mencoba menepi. Namun, sebelum ia tiba di pinggiran, tubuhnya sudah terjatuh. Menimbulkan suara keras hingga orang-orang berhambur mendekatinya.

Usai kejadian pingsan di sekolah, ia mengalami banyak hal aneh terutama di bagian pendengarannya. Acapkali, ia tak seharusnya mendengar kalimat-kalimat yang menyakitkan hati. Tapi, ia sendiri tak tahu apa yang terjadi hingga rungunya mampu menangkap suara hati orang lain. Riuh. Sesak. Sakit. Suara bising memekakkan telinga.

Rahasia-rahasia yang dipendam banyak orang pun dapat diketahui olehnya hanya dari indera pendengar. Termasuk, ia yang ternyata ditusuk oleh beberapa orang terdekat dari belakang.

Seperti lautan bebas penuh dengan misteri yang saat ini belum terpecahkan. Sama-sama menyeramkan. Namun bedanya, misteri-misteri itu harus ditelan oleh daun telinga yang kecilnya hanya sepersekian sentimeter dibandingkan luas laut di muka bumi.

Then, do you think that someone will help her in facing the cruelty of this world tomorrow? The day after tomorrow? Or ... maybe after you read this sentence?

Let's try to find out the answer together.

The Sea in Your Ears.

⚠️ Disclaimer ⚠️

Semua karakter, organisasi, tempat, dan peristiwa hanyalah fiksi belaka. Apabila terdapat kesamaan di dunia nyata maka hal itu merupakan kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

08-08-2021

The Sea in Your Earsحيث تعيش القصص. اكتشف الآن