Chapter 21 : Masalah Yang Ditimbulkan

Start from the beginning
                                    

....................

Daphne memasuki Hospital Wings dan mendapati Astoria tengah terbaring di salah satu kasur. Madam Pomfrey tengah berdiri di samping kasurnya.

Ia mempercepat langkahnya agar cepat menemui Astoria. "Tory!" gadis pirang cerah itu mengambil satu tangan adiknya dan menatap wajah yang pucat pasi itu.

"Bagaimana keadaannya, Madam Pomfrey?" Daphne menatap Madam Pomfrey yang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Sebelum aku memberitahumu, aku harus memberitahu Kepala Sekolah. Bisakah kau menjaga adikmu di sini, Ms. Grengrass?" tanyanya dengan hati-hati. Tanpa jeda, Daphne mengangguk karena mana mungkin ia tidak ingin menunggu adiknya.

Poppy Pomfrey pun segera pergi setelah menitipkan Astoria pada Daphne. Gadis Slytherin itu menatap aneh kepergian Madam Pomfrey.

"Sebenarnya, apa penyakit Astoria?"

....................

Hermione sedang menuju Kelas Herbiologi Madam Sprout. Ia berharap, ia tidak terlambat ke ruang kaca.

Begitu sampai, ia melihat hanya ada sebagian murid Gryffindor dan Slytherin. Tidak ada Draco dan teman-temannya. Tidak ada Harry dan teman-temannya.

"Ke mana mereka?" gumam Hermione.

"Hermione!" gadis Granger itu menoleh dan mendapati Parvati yang melambaikan tangan padanya. Ia segera mendekati temannya tersebut.

"Ke mana Ginny dan yang lain?" tanya Hermione. Parvati yang memang tidak tahu di mana mereka mengangkat bahunya

Beberapa lama kemudian, Madam Sprout datang dan merasakan bahwa ada beberapa siswanya yang belum datang. "Ke mana sebagian teman kalian?" tanyanya. Sementara Hermione dan yang lainnya menggelengkan kepala mereka.

"Kami di sini, Madam Sprout!" mereka menoleh pada Harry, Ginny, Ron, Neville, Draco, Blaise, Pansy, Theo, Crabbe dan Pike yang datang terlambat bersama.

"Baiklah, kali ini aku maklumin. Cepat kalian masuk!" perintah Madam Sprout.

...................

Tidak terasa, bahwa sekarang telah masuk makan malam. Hermione bersama teman-teman Gryffindornya di meja Gryffindor.

Draco masih saja mengawasi Hermione dalam diam.

"Aku tidak ingin menyampaikan apapun. Jadi, selamat makan semua!" seru professor Mcgonagall.

Ada hal yang berubah dari meja Slytherin. Banyak orang menatap meja tersebut. Bukan karena Blaise dan Pansy yang sibuk bercanda atau Theo dan Draco yang tumben sekali ribut di meja makan. Tapi, Daphne yang memperbolehkan Astoria duduk di sampingnya. Ya! Kedua saudari Grengrass itu sepertinya akur kembali. Walaupun, Daphne harus bersiap dijauhi sebagian murid Slytherin. Tapi, baginya itu tidak masalah. Apalagi, Milicent juga tidak mempersalahkan keberadaan Astoria di dekat mereka.

..................

Di meja Gryffindor, mereka menatap kedua gadis Grengrass tersebut. "Sepertinya, mereka akur kembali?" ucap Ron pada Ginny.

"Syukurlah! Aku muak melihat Grengrass itu di meja kita." celetuk Parvati.

"Parvati!" seru Hermione yang hanya direspon dengan Padma yang mengangkat bahunya.

"Kau tidak boleh seperti itu, Parvati." nasehat Dean yang sama sekali tidak direspon oleh Parvati.

..................

Sementara di meja Slytherin, Pansy juga mengemukakan pendapatnya. "Sepertinya Daphne sudah memaafkan Astoria?"

"Itu bagus! Artinya, dia sudah memaafkanku dan Theo. Benarkan, mate?" Blaise menepuk bahu Theo.

Theo menatap Daphne yang tengah mengawasi Astoria makan.

"Kurasa tidak begitu." gumam pemuda Nott tersebut.

.................

Selesai makan malam di Great Hall, Theo menahan tangan Daphne yang tengah merangkul Astoria menuju Asrama Slytherin.

Daphne merasakan tangannya dipegang pun berbalik, begitu juga Astoria.

Wajahnya menatap jengkel Theo. "Ada apa?"

"Apa kau sudah memaafkanku?" tanya Theo. Di belakang pemuda tersebut, terlihat Draco dan yang lainnya berdiri.

"Tidak!" jawab Daphne membuat Theo dan yang lainnya menyengitkan dahi.

"Apa? Tapi, kenapa? Kau sudah memaafkan dia. Lalu, mengapa kau tidak bisa memaafkan aku?" Theo menunjuk Astoria dengan emosi.

"Hei! Kau tidak boleh menunjuknya seperti itu!" Daphne memeluk Astoria yang nampaknya ingin menangis karena diperlakukan seperti itu oleh Theo.

Theo! Kurasa sebaiknya kau menjauhiku sekarang!"

Theo mematung mendengar ucapan Daphne. Ia hanya memandang punggung kedua gadis yang meninggalkannya. Theo menundukkan kepalanya menatap lantai.

...................

Draco masuk ke Asrama Ketua Murid dan mendapati Hermione yang berdiri di tengah perapian sambil mnenatapnya.

Di sekitar Hermione terdapat banyak perman dan cokelat. Ternyata Draco benar melakukan apa yang dikatakan oleh Ginny.

"Bisa kau katakan apa maksudmu, Malfoy?" tanya Hermione yang sepertinya tahu ini adalah perbuatan Draco.

Draco menjelaskan sambil menggaruk pipinya. "Itu adalah ide Weasley girl. Ia mengatakan aku harus meminta maaf padamu sambil memberikan ya, makanan ini."

Hermione menahan tawanya. "Kurasa Ginny berhasil." ucapnya membuat Draco terkejut.

"Apa?"

"Cepat minta maaf, Malfoy!" perintah Hermione membuat Draco langsung melaksanakannya.

"Aku minta maaf, Hermione. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi!"

"Good! Ayo! Temani aku memakan semua makanan ini!" Hermione menarik tangan Draco agar mengikutinya dan duduk memakan semua makanan manis itu.

Tanpa ia sadari, Draco berhasil membuat Hermione mengalihkan fokusnya dari bola ramalannya.

Bersambung.
.
.
.
.
.

Halo gessss^^

Yeayyyy! Draco dan Hermione sudah berbaikan, terima kasih atas saran Ginny.

Jangan lupa vote dan komen.

I Will Protect You 2 (War Of Wizarding World)Where stories live. Discover now