Undercover ╏ SooGyu ✓

08

"Ih, gue nanya lo malah sibuk makan! Balik sono ke kamar lu!"

Sandi memutar bola matanya kemudian menatap Kai. "Ya udah, lo mau nanya apa?"

"Kok lo malah nangkring di kamar gue?"

"Kan mau nanyain tugas..."

"Kan udah tadi nanyanya..."

"...."

"Jangan bilang..." Kai menutup mulutnya dengan satu tangan sambil menatap Sandi syok. "Lo mau curhat sama gue ya?! Omegot!"

"Enggak! Mau curhat apaan lagian, dih?!" Sandi melengos.

Kai nyengir terus mendekati Sandi dan noel-noel lengannya. "Ya itu loh, curhat tentang itu loh, si anu... si ayang..."

Sandi bergidik.

"Jadi, udah sampai mana sama doi? Spill dong, dia jago gak—"

"Gue balik ya. Makasih keripiknya." cepat-cepat Sandi beranjak kembali ke kamarnya. Mengabaikan seruan Kai.

Sesampainya di kamar, Sandi langsung merebahkan dirinya di kasur. Terdiam sejenak lantas memainkan ponselnya.

Gak tahu kenapa dan bagaimana, tapi tiba-tiba Sandi kepikiran Bayu... tu anak lagi ngapain ya? Masih digangguin Zidan gak ya? Tapi ya dia gak cerita apa-apa. Udah makan belum ya? Katanya kalau gak salah hari ini ada latihan unit, harusnya udah makan sih ya.

Hm...

Sandi baru sadar kalau Bayu gak pernah menghubungi duluan, atau sekalinya chat duluan cuman buat ngabarin kalau ada barang ketinggalan atau kalau Sandi lupa ambil kembalian atau kalau dia gak perlu berangkat bareng Sandi.

Oke, Sandi tahu mereka cuman pacaran pura-pura buat menjauhi Zidan dari Bayu, tapi kok rasanya salah gitu ya...

Hhm...

Mumpung lagi pegang ponsel, iseng aja tuh ya Sandi buka Google terus...

ღ。◦◝。

Bayu lagi pusing tapi harus fokus ngerjain nirmana tapi tetap pusing tapi tetap juga kudu fokus—intinya Bayu sendirian gak mau diganggu gugat sampai sengaja matiin ponselnya. Yang terdengar cuman lantunan lagu instrumen yang diputar dari YouTube di laptopnya.

"HAH CAPEK, TANGAN GUE PEGEL." Bayu merebahkan diri berjarak setengah meter dari kertas ajaibnya—alias nirmana—terus merem.

Baru sesaat Bayu merem, terdengar bunyi langkah kaki mengarah ke kamarnya kemudian disusul gedoran pintu kamar dengan tidak berakhlak.

"BAYU KISANA, NYALAIN HAPENYA ATAU BUKA PINTUNYA!"

Bayu langsung melek. "CRISSANA BUKAN KISANA!"

"PELAFALANNYA MIRIP."

"KOSAKATANYA BEDA!"

"YA UDAH, POKOKNYA ITU NYALAIN HAPENYA, PACAR LO NELEPON SAMA NGE-CHAT GAK DIJAWAB DIKIRA LO MENINGGAL!"

"HAH?!" Bayu langsung terduduk. "Pacar gue siapa?!"

"SANDI—"

"Tera, jangan teriak-teriak, udah malem."

"Maaf Mas, habis Bayu gak ada suaranya di kamar, saya takut dia meninggal gara-gara stress kuliah."

Mau gak mau Bayu terpaksa beranjak dan melongok lewat jendela, biar dikira gak meninggal beneran. "Maaf, saya masih sehat alhamdulillah luar biasa, yes yes yes!"

"Bayu, kamu kan Kristen..."

Bayu tersenyum masam. "Intinya saya masih idup, Mas."

Setelah membuktikan kalau Bayu al—Puji Tuhan, masih hidup dan sehat luar biasa, dia beranjak mencari ponselnya dan menyelakannya. Butuh waktu semenit termasuk membiarkan notifikasi yang beruntun masuk dan juga—

Sandi Bintara is calling

"Ngapain sih ah, hal—"

"GUE KIRA LO MENINGGAL!!!!"

"GUE GAK MENINGGAL—BELUM! NANTI NIRMANA GUE SIAPA YANG NGERJAIN KALAU GUE MENINGGAL?"

"Kalau gitu kenapa hapenya dimatiin!?"

"Biar gue konsen!"

"Guenya khawatir!!"

"Emang lo siap—" Bayu batal melanjutkan.

"TADI LO MAU NANYA, GUE SIAPA, KAN?!"

"ENGGAK! Hngh—m-maksudnya tadi tuh—nghh... l-lo kan gak ngerjain nirmana—eehhh, ya iya... m-maksud gue—"

"Ganti ke video call. Gue temenin."

"H-hah?"

"GANTI KE VIDEO CALL, GUE TEMENIN LO BIKIN NIRWANA, BUDEK!"

"NIRMANA BUKAN NIRWANA! YOU UNCULTURED STUDENT!"

"Pelafalannya mirip."

Terus deh mereka video call sampai lewat tengah malam dan Bayu ketiduran di lantai di dekat nirwana—eh, nirmananya.

[01-05-2021]

ga berantem bukan soogyu

btw

KALIAN SIAP GAK???? AKU ENGGAK DONG WKWKWKKWK tapi ga sabar TAPI GA SIAP TAPI--HSHHHHSHS