Ketiga

1.9K 275 19
                                    

☁️☁️☁️

     Sabar. Siapa sih yang tidak mengenal satu kata sifat itu? Semua orang jelas mengetahuinya. Terlebih untuk saudara kembarmu satu itu. Terlihat jelas sekali, perawakannya memang seperti orang yang sangat-sangat sabar. Terutama untukmu. Hanya dia satu-satunya yang bisa mengatasi sikapmu yang seperti kuda lumping dengan kesabaran yang dimilikinya. Katakan, bahwa Kita Shinsuke adalah pawangmu.

Tapi, apa iya selamanya akan seperti itu?

"SHIN-CHAANNN~ I'M COMING~ GIMME A HUGS!!!" kamu berteriak sembari berlari di dalam gedung gymnasium dengan tangan terbuka—memberi isyarat kepada saudaramu agar mau memelukmu.

Shinsuke yang saat itu sedang memasang net sontak terkejut dengan sikapmu yang kekanak-kanakan itu. Kamu memeluknya, dan dirinya hanya diam tidak protes. Meskipun anggota lain terlihat seperti sangat terganggu dengan suara cemprengmu barusan.

"Kamu bolos?" Kita bertanya. Kamu menggeleng.

Kamu cengengesan, "Gurunya lagi gak ada. Di kelas bosan, gak punya teman jadi aku kesini buat ketemu sama kamu. Gapapa kan?"

Kita menoleh ke arah anggota timnya yang menampakkan ekspresi 'terganggu' karena keberadaanmu. Kita menghela napas, kemudian mengangguk singkat. "Boleh, tapi duduk manis. Jangan menganggu kami berlatih, paham?"

Kamu melayangkan jempolmu pada Shinsuke, menandakan bahwa dirimu menyetujui syarat yang diberikan olehnya.

Sangat-sangat disayangkan, sikapmu yang terlewat kekanakan membuatmu harus mengingkari syarat dari Kita. Entah seberapa bodoh dan cerobohnya dirimu, ketika kau bermain dipinggir lapangan, salah satu sepatu yang kau kenakan terbang dan terjatuh ditengah lapangan yang saat itu dipergunakan tim voli saudaramu untuk berlatih.

Latihan voli terhenti seketika. Kita menatapmu dari tengah lapangan dengan tatapan halus namun mematikan. Perlahan ia melangkah menghampirimu yang berdiri kaku dipinggir lapangan.

"(Name), ingat apa yang aku katakan tadi?" tanyanya dengan wajah datar. Tidak, tidak seperti itu. Wajahnya menyiratkan bahwa ia sedang marah padamu.

Kamu hanya terdiam. Rasanya bibirmu tidak bisa bergerak, lidahmu pun terasa kelu. Kamu bisu mendadak.

Gawat, aku baru saja membuat rubah yang hibernasi terbangun dari tidurnya ...

"Kenapa diam, Kita (Name)?" Ia tersenyum tipis padamu.

Tunggu, itu senyum mematikan.

Kamu merasa dahi dan ketiakmu basah, keringat mengucur dari sana. "M-maafkan aku, Shin-nii. Sepatunya terbang sendiri tanpa kusuruh ..."

"Kutebak, kamu pasti lupa mengerjakan PR lalu guru menghukummu dan kamu memilih kabur kesini? Kamu berbohong, kan?" Shinsuke mengabaikan permintaan maafmu dan beralih pada sebuah tebakan yang membuatmu terduduk dilantai saat itu juga.

"B-bagaimana bisa ... Kamu tau?"

"Kerjakan PR-mu dengan tenang disini, atau ..." Shinsuke diam sejenak, kemudian kembali tersenyum. "Besok tidak ada jatah fanservice?" Ia sedikit berbisik diakhir ucapannya.

Seakan terhipnotis, dirimu langsung mengangguk dan menuruti perintah dari saudara kembarmu itu.

Kita's TwinWhere stories live. Discover now