S E C R E T Part-1

35 2 0
                                        

Tak tak tak

Detak jam yang terdengar nyaring menguasai seisi ruangan tersebut, dimana dua orang yang saling duduk berhadap hadapan tidak ada yang mau terlebih dahulu membuka percakapan. Pria tampan yang kini hanya menunduk membaca sebuah kertas dihadapannya dengan serius dan sesekali tak luput dari perhatian Pria manis dihadapannya. Pria manis tersebut terus memandang pria tampan didepannya dari ujung kepala sampai ujung kakinya seolah olah pria tersebut akan lenyap kalau dia berpaling sebentar saja.

Entah apa yang ada difikiran Pria manis –Krist itu, sampai sampai dia harus melakukan semua ini, gimana tidak, lihatlah pria tampan didepannya pria yang baru dikenalnya berani ia bawa kerumahnya, kenapa Krist seberani ini?

Bunyi dering ponsel memecah kesunyian diantara mereka, namun Krist tidak bergeming, dia masih terus menatap Pria tampan didepannya itu.

"emmmm maaf, telfon Tuan berbunyi,"

"aku tau, biarkan saja.."

Krist membiarkan panggilan pertamanya berakhir namun sepertinya itu pangggilan yang penting karna tidak lama setelah itu ponsel Krist berdering kembali, mau tidak mau Krist harus mengangkatnya.

Krist bangun dari duduknya merogoh kantong celananya dan mengambil Ponselnya dengan malas, apalagi setelah melihat siapa yang dari tadi terus menganggunya.

"aku akan mengangkat telfon ini, saat aku kembali kau harus sudah selesai"

"baik tuan"

"Halo Phi,,,, kenapa lagi.. bentar. Aku tau,, aku bisa-"

Pria tampan tersebut memandang kepergian Pria manis tadi lalu segera menyandarkan punggungnya disofa tersebut. Dia meluruskan kakinya dan mengedarkan pandangannya mengamati ruangan asing yang dia masuki saat ini.

"apa yang sedang aku lakukan disini, sebaiknya aku pergi saja dan membatalkan semuanya. Ahhh tapi tidak mungkin, ayo Singto ini tidak akan sulit, ok!" monolog Pria tampan tersebut – Singto

Tidak lama setelah itu Krist kembali dan segera mendudukan dirinya kembali dihadapan Singto.

"apakah membaca sesulit itu untukmu?"

"hah?"

"lihatlah, dari tadi kamu belum juga menyelesaikannya. Apa kamu tidak sekolah? Ayolah itu Cuma sebuah kontrak biasa. Kenapa lama sekali, kalau memang tidak minat sebaiknya kamu pergi saja.

Ahhhh iya, ingat sanksi saat kamu berubah fikiran."

"ow maaf maaf tuan, aku sudah selesai membacanya. Aku harus tanda tangan disini kan?"

"ini aku sudah menandatanganinya,' lanjut Singto dan segera menyerahkan sebuah kertas yang disebutnya sebuah kontrak.

Ya sebuah kontrak kepemilikan, menurut Singto ini hal yang aneh tapi, ah sudahlah. Semoga ini akan merubah nasibnya.

"nah gitu dong, kan enak"

"sekarang serahkan ponsel mu, dan semua yang kamu bawa, kamu tidak memerlukannya disini. Kau bisa mengambilnya saat aku menendangmu nanti." Jelas krist lagi

Krist memperhatikan sebentar lembaran yang sudah singto tandatangani sambil melirik Singto yang terlihat takut takut didepannya, Krist menyunggingkan senyum sinisnya. Entah apa yang ada difikiran krist saat ini, yang jelas dia menyukainya. Ada mainan baru yang bisa dia mainkan sekarang.

"ikut aku."

"t-tapi barang barangku bagaimana, bajuku ju-"

"ikut saja, kau tuli?"

"b-naik tuan"

Krist pergi menaiki tangga menuju ruang lantai satu yang diikuti oleh Singto. Rumah itu sangat luas, setelah sampai di lantai atas mereka masih harus berjalan melewati lorong panjang, dimana banyak pintu pintu ruangan tersembunyi. Singto takut takut mencuri pandang ruangan tersebut, rumah yang didominasi warna putih dengan arsitektur mewah membuat Singto sedikit kagum melihatnya, rumah ini terlalu besar menurutnya apalagi untuk ditinggali satu orang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 01, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

S E C R E T [ Singto x Krist ]Where stories live. Discover now