"Gila, lo gak pa-pa?" Sandi segera menghampiri Bayu dan membantunya berdiri.

"Ng—nggak pa-pa..." jawabnya begitu namun matanya nampak berkaca-kaca seperti bakal menangis kapan saja.

Sandi hendak menyeka wajah Bayu dari remah tanah dan pasir ketika terdengar seruan nama teman sekolahnya.

"Bayu,"

Tubuh Bayu menegang dan begitu saja dia berlindung di balik punggung jangkung Sandi dan mencengkeram lengannya dari belakang membuatnya langsung keheranan. Namun gak berkesempatan bertanya lantaran cowok tinggi berkacamata yang memanggil Bayu tadi menghampiri.

"Hai, temannya Bayu."

Di sepersekian waktu yang sama, Sandi merasakan tarikan tangan Bayu menguat.

Dia sadar. Ada yang gak beres dengan cowok ini.

"Siapa lo?"

"Seseorang yang kenal Bayu."

Sandi melirik Bayu. "Tapi Bayu kayaknya enggak."

Zidan tertawa pelan. "Kayaknya lo salah paham, kita—"

"Gue gak perlu tahu hubungan lo sama Bayu apa. But stay away from my boyfriend."

Bayu melotot mendengar pernyataan Sandi. Tapi belum kekagetannya terpenuhi, tiba-tiba sebuah lengan panjang merangkul dan menarik pinggangnya lebih dekat dengan Sandi.

"Gue harap kita gak ketemu lagi." Sandi menatap tajam pada Zidan dan menarik Bayu menjauh tanpa menoleh ke belakang sama sekali.

Begitu menjauh, Bayu melepaskan diri. "S-Sandi—"

"Is he bullying or stalking you?"

Bayu meneguk ludah. "T-terlalu lebay kalau—"

"Kalau, apa? Lo kabur dari dia sampai jatuh kayak tadi dan lo bilang itu bukan hal yang lebay? Kalau itu cuman bercanda gak sampai juga lo sembunyi gitu di belakang gue!"

Bayu gak menyahut. Dia berhenti berjalan membuat Sandi juga ikut berhenti.

"Oke, sebut kalau dia nge-stalk gue. Tapi itu beneran gak separah kayak yang orang-orang pikir sampai—"

"But he's make you offended, aren't he?" sela Sandi. "Lo kabur dari dia. Faktanya lo keberatan dengan keberadaan dia. He's disturb your peacefully live."

"Mungkin gue yang terlalu anggap itu berlebihan padahal dia juga harmless—"

"Harmless my ass! GUE JELAS-JELAS LIHAT LO KABUR DARI DIA SAMPAI JATUH! APA LO HARUS DIGEBUKIN DIA DULU BARU LO SADAR?"

"...m-maaf—"

"Do I need your fucking sorry?!"

"...."

"Gue gak tahu lo terlalu baik atau murni bego aja. Dulu juga gitu kan pas SMP? Lo mau keulang lagi kayak dulu? Terlibat masalah padahal gak bermaksud."

"...."

Mereka terjebak dalam hening lantaran Bayu gak menyahut dan Sandi mengikutinya. Dan dalam kebisuan tersebut, Sandi baru sadar kalau mereka sejenak jadi tontonan orang-orang yang baru mengalihkan pandangan kala Sandi melempar tatapan yang berarti: mind your own business.

Menit berlalu dan Bayu tetap menunjukkan kalau dia gak akan bergeming barang berucap sekali pun.

Sandi menghela napas pelan lantas merendahkan tubuhnya coba menatap Bayu yang menunduk. Namun sadar kalau coba ditatap, Bayu semakin merendahkan kepalanya.

"Hey, I'm the one who's should be sorry to you. I'm sorry. I'm talking too harsh. I'm really sorry."

Bayu masih gak bergeming. Malah terlihat pundak dan genggaman tangan pada plastik makanannya bergetar. Sandi gak yakin pasti, tapi sepertinya cowok di depannya berhasil meloloskan air mata yang mati-matian ditahannya.

Lantas netra Sandi turun begitu saja pada sepasang lutut—pada celana jeans biru dengan noda kecoklatan bekas remah tanah dan pasir saat jatuh.

Sandi jadi merasa bersalah—tentu dia harus. Lagian dia begitu saja membentak Bayu dan berlagak sok tahu atas semua yang dikatakannya. Dia gak membiarkan Bayu menjelaskan.

Goblok lah gue. Sandi mengusap tengkuknya dan perlahan meraih tangan Bayu. Cowok itu sempat tersentak dan hendak menepis namun Sandi lebih dulu menggenggamnya.

"Bay," panggil Sandi dengan suara rendah dan lembut. "lo ada kelas lagi sehabis ini?"

Bayu menggeleng pelan.

"Kita pergi ke tempat lain ya, yang lebih sepi, supaya lo bisa makan juga, ya?"

Meski Sandi yakin, Bayu sudah kehilangan selera makannya sejak bertemu cowok kacamata tadi.

Tapi Bayu gak bergeming yang Sandi artikan sebagai: terserah. Secara gak langsung juga mengiyakan tawarannya.

Sandi menarik pelan pundak Bayu supaya mendekatinya dan mengajaknya pergi dari sana. Tentunya tanpa melepaskan genggaman tangannya sama sekali.

[29-04-2021]

Undercover ╏ SooGyu ✓Where stories live. Discover now