"Jaehyun, maafkan aku." Lirih Taeyong, tangannya menggenggam tangan Jaehyun semakin erat. "A-aku bukan tidak mempercayaimu, tapi aku—"


Cup


Jaehyun mencium bibir Taeyong dengan lembut, "Lupakan, anggap aku tidak pernah mengatakan apapun." Seru Jaehyun dengan senyum kecil di wajahnya. 


"Tapi Jaehyun, ku mohon jangan jauhi aku seperti itu lagi. A-aku sudah terbiasa dengan semua tingkahmu, melihat mu seperti tiga hari lalu membuatku merasa sangat aneh." 


"Oke, sekarang sebaiknya kau pulang, hari sudah semakin sore." Titah Jaehyun. 


Taeyong kembali memeluk Jaehyun. "Aku mau pulang denganmu, boleh?" Tanya Taeyong. Ya Taeyong sudah katakan kan bahwa ia merindukan Jaehyun, ya maksudnya sedikit merindukan Jaehyun.


Menghela napas pelan, Jaehyun pun mengangguk. "Tentu saja, ayo jika kau mau pulang denganku." Ajaknya, namun Taeyong kembali menggeleng di dekapannya. "Kenapa lagi?"


"A-aku malu." Ia mendongak dan memperlihatkan matanya yang sembab. 


Dengan begitu Jaehyun melepas jasnya lalu menutupi kepala Taeyong dengan jasnya, ia mengarahkan dua tangan Taeyong untuk tetap memeluknya. "Ayo, sekarang tidak akan ada yang bisa melihatmu." 


Dan pada akhirnya Jaehyun dan Taeyong berjalan ke lift sampai ke lantai bawah dengan Teyong yang berada di dekapan Jaehyun dan Jaehyun yang menutupi wajah Taeyong dengan jasnya.


~~



Jaehyun memberhentikan mobilnya di area apartemen Taeyong, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Ya karena Taeyong yang terus merengek minta jalan-jalan dan makan malam bersama, akhirnya Jaehyun mengikuti apa yang si cantik minta. 



Lagi pula kapan lagi Taeyong akan merengek manja padanya seperti tadi kan?



Ia menoleh ke arah Taeyong yang masih terdiam, tangan lelaki cantik itu masih saja terus menggenggam tanganya. "Sudah sampai, sebaiknya kau istirahat." 


Bibir Taeyong mengerucut, ia masih merindukan Jaehyun dan masih ingin menghabiskan waktu berdua bersama Jaehyun. "Aku masih ingin bersamamu~"


Tangan Jaehyun terulur untuk mengusak rambut hitam Taeyong. "Kita masih bisa bertemu besok di kantor." 


"Kau besok ke kantor kan?" Jaehyun mengangguk. "Janji?" 


"Iya, sebaiknya kau istirahat." 



Dengan berat hati Taeyong pun melepaskan genggaman tangan mereka dan melepas seat belt sebelum membuka pintu mobil Jaehyun. Ia menoleh ke arah si lelaki tampan, "Hati-hati di jalan, jangan mengebut." 


"Iya." 


Taeyong pun keluar dari mobil Jaehyun, namun sebelum menutup pintu mobil tersebut Taeyong kembali berbicara. "Jae."


"Ya?" 


"Akumerindukanmu." Ucapnya dengan cepat, setelahnya ia menutup pintu mobil Jaehyun dan berlari cepat masuk ke area gedung apartemennya, ia sangat malu. 


Jaehyun yang tidak paham apa yang Taeyong katakan pun mengerutkan alisnya bingung, di tambah Taeyong yang langsung pergi begitu saja setelah mengatakan hal itu padanya. Jadi apa sebenarnya yang di katakan Taeyong?


"Oke mungkin besok bisa aku tanyakan pada orangnya." Ia mengedikan bahu. 



Kini Jaehyun mengarahkan mobilnya keluar dari area apartemen Taeyong untuk pulang, ya hari ini lumayan, sedikit berat dan senang. Namun tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, ia juga bingung. 



Sekitar dua puluh menit berlalu, kini Jaehyun sudah sampai di apartemennya. Turun dari mobil, ia pun langsung berjalan masuk dan menuju kamarnya. Sampai di kamarnya, Jaehyun tidak langsung berganti pakaian atau membersihkan diri, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang lalu memejamkan matanya. 


"Lee Taeyong.." Serunya pelan. "If you knew how much I wanted you, would you possibly open your heart to me?" Ia bergumam dan bertanya pada dirinya sendiri. 


"Apa lagi yang harus aku lakukan agar kau percaya jika aku benar-benar menyukaimu Lee? Oh, I mean, mencintaimu?" 


Tangan Jaehyun menyentuh kepalanya yang sedikit pening memikirkan bagaimana kisahnya dan Taeyong kedepannya, entah mereka benar-benar akan bersama atau sebaliknya.


Berbeda dengan Jaehyun, kini Taeyong berlari ke arah unit apartemennya dengan wajah yang merah karena menahan malu, sungguh bisa-bisanya ia berkata seperti tadi, itu spontan oke, ya itu spontan. 


Taeyong langsung membuka pintu apartemennya dan menutupnya dengan kasar. Ia menyandarkan punggungnya pada pintu. Tangannya menangkup wajahnya sendiri yang panas sampai telinga, sungguh ia sangat malu. 


"Huft Taeyong apa yang kau lakukan?" Tanyanya pada dirinya sendiri. "Bagaimana jika Jaehyun tau apa yang kau katakan Lee Taeyong?" Lanjutnya. 



Kini ia menyentuh dadanya dan merasakan jika jantungnya berdebar lebih cepat dari yang biasanya. "Oke semoga Jaehyun tidak paham apa yang katakan tadi. 



Dengan perlahan Taeyong pun berjalan ke arah kamarnya untuk membersihkan diri dan setelahnya ia akan istirahat.


~~



Taeyong berjalan dengan riang di kantornya, ya ia akan bertemu dengan Jaehyun lagi hari ini dan ia senang, ia melupakan sejenak fakta bahwa ia berkali-kali mengklaim jika dirinya tidak menyukai Jaehyun. 



 Karena saat ini jam makan siang maka dari itu Taeyong sedang berada di lift untuk menuju ruangan Jaehyun. Saat lift terbuka di lantai ruangan Jaehyun, mata lelaki cantik itu menyipit karena melihat seorang wanita yang sedang berbicara dengan sekretaris Kwon. 


Saat Taeyong akan menghampiri mereka, ia mendengar sekretaris Kwon berkata. "Sajangnim sakit, jadi hari ini beliau tidak masuk kantor." 


Mendengar hal itu Taeyong langsung saja berjalan kembali ke arah lift dan langsung memencet tombol lantai dasar. Ia tadi sempat mendengar wanita yang berbicara dengan sekretaris Kwon berencana untuk ke rumah Jaehyun untuk menjenguk. 


Tidak boleh! Taeyong lah yang harus sampai terlebih dahulu ke apartemen Jaehhyun sebelum wanita itu. Ah sial, kenapa juga Jaehyun tidak bilang padanya jika ia sakit? Tau begitu Taeyong lebih baik bolos dan menemani Jaehyun saja. 



Saat pintu lift terbuka, Taeyong langsung berjalan dengan cepat ke arah pintu keluar dan memanggil supir kantor untuk mengantarnya ke apartemen Jaehyun, ia beralibi jika Jaehyun lah yang menyuruhnya agar supir kantor mau mengantarnya. 


Oke semoga saja Taeyong sampai terlebih dahulu di apartemen Jaehyun sebelum wanita tadi, siapa namanya itu yang waktu itu mengganggu makan malamnya dengan Jaehyun dan rekannya? Jino? Jido? Jiho? Jiko? Ah Taeyong tidak peduli, yang terpenting adalah bagaimana ia bisa sampai ke apartemen Jaehyun dengan cepat. 

TBC

Mettled {Jaeyong}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang