O2. kericuhan di lapangan

15 12 2
                                    

Satu sekolah diramaikan dengan kemenangan perlombaan puisi setingkatnasional oleh perwakilan salah satu anak kelas sepuluh, siang hari hawa panas dan ricuh mengerubungi lautan manusia di penjuru lapangan.

Dengan microphone aktif di depan semua murid-murid, kepala sekolah memulai kata sambutannya.

"Selamat siang. Telah ada kabar gembira bagi sekolah kita, almamater kita! Lomba puisi tingkat Nasional menjadi jimat jitu untuk menjadikan sekolah kita sekolah taraf go-internasional yang luar biasa. Saya disini, selaku perantara— selaku kepala sekolah mengucapkan terimakasih banyak kepada Ananda Ryu Youngseo kelas Sepuluh MIPA 1 yang sudah memberikan banyak partisipasi dalam menjalankan mata perlombaan. Kepadanya dipersilahkan."

Tepukan tangan dan teriakan riuh ricuh mendominasi saat nama yang dipanggil melangkah ke sisi samping kiri bapak kepala sekolah. Youngseo tersenyum tipis, lalu mengambil alih microphone.

"Halo, selamat siang semuanya!" ucapnya dihiasi teriakan siswi-siswi yang berteriak kencang satu persatu menyebutkan nama Youngseo.

Sampai seantusias itu mereka.

"Gila lo, stres jadi cewek." Sinis Muzin kepada siswi yang berbaris di samping dia, menjengkelkan batinnya.

"Dih iri bilang bos! Lo udah pernah ngasih prestasi ke sekolah belum? Belum ya? Ew ngomong doang bacot."

"Lo yang bacot, teriak kagak jelas padahal dia denger lo teriakin nama dia aja, dia enggak bakalan tau."

"Lah? Lo punya masalah idup apaan malih sampe berani bilang gitu ke gue?!" jawab siswi itu dengan nada yang tidak sesantai tadi.

"Berisik. Tutup mulut lo atau gue sumpel pake kaos kaki."

Cewek tersebut menggeram marah. Tidak terima dengan perkataan yang tidak difilter keluar dari mulut Muzin.

"Lo yang berisik, setan! Gangguin gue yang lagi seneng ngeliat dia. Kalo gamau denger gue teriak, ya lo tinggal pindah aja ngejauh dari gue. Gampang kan, gaperlu sampe adu bacot segala."

"Males. Gue pengap."

"ANJING LO YA????!! YAUDAH LO URUSIN AJA TUH PENGAP LO GAUSA BANYAK BACOT SAMPAH!!"

Siswi tersebut berteriak tepat dihadapan Muzin, sepersekian detik kakinya menendang tulang kering Muzin tanpa aba-aba. Sehingga orang-orang teralihkan fokus dari Youngseo menjadi ke dua orang yang sedang bertengkar di kericuhan.

Junseo yang berada di barisan depan pun ikut mendengar kegaduhan yang temannya perbuat, dia langsung melerai keduanya.

"Muzin, kenapa lo gak ada kapok-kapoknya ngebuat onar sih?" ucap Junseo lirih.

Muzin menghela napas kasar setelah mendengar itu. "Lo urusin aja tuh cewek stres yang keparat gila," katanya lalu menghilang pergi menembus keramaian.

Sesaat Junseo agak terkejut, ternyata cewek yang dimaksud Muzin adalah kakak kelasnya. Sebelum dia berbicara, dia melemparkan senyuman singkat.

"Kak, Kak Hyewon. Saya mau minta maaf atas nama temen saya, ya. Sifat dia emang suka gitu, kadang keterlaluan kadang waras."

Hyewon menghela napas berusaha menetralkan emosi. "Lain kali ajarin temen lo sopan santun!"

Junseo tertegun. "Oh iya kak, tetapi sekali lagi saya mau minta maaf kalo temen saya tadi nyebelin banget ke kak Hyewon."

"Gausa minta maaf mulu, makin emosi jadinya. Mending lo susul temen lo yang lagi pundung."

Junseo mengiyakan. "Iya kak, saya pamit ya."

Hyewon memalingkan wajahnya.

— —

Sementara di sisi lapangan lain, Yoojun merasakan hawa panas sekaligus bau keringat yang menyengat akibat berbagai macam jenis manusia mengurumuni lapangan. Wajahnya tampak begitu masam.

"Halah, biasa tuh murid caper dapet menang lomba aja udah sombong anying!" celetuk seseorang.

Yoojun memeriksa sekeliling, mencari sumber suara tersebut.

Ternyata geng cewek-cewek gosip.

"Bener kata lo. Gue tahun kemaren menang lomba cerpen aja gak sebegitu diagung-agungin. GILA AJA!"

"Wah, wah. Gak adil dong sekolah pilih kasih sama anak didiknya sendiri!"

Percakapan dari dua sumber suara berbeda itu sangat menarik perhatian Yoojun. Dia pun menetapkan posisi strategis agar dapat mendengar lebih jelas apa yang mereka bicarakan.

"Bukannya lo juara sampe kecamatan doang, ya?" siswi lain turut andil dalam gosipan.

"Hehehe iya."

"YEU BAHLUL PADAHAL UDAH MAU GUE BELA"

Salah satu dari mereka cengengesan. "HAHAHA. yaudah cabut aja yuk!" ajaknya kemudian.

"Mau kemana lo?"

"Ngantin lah, laper banget gue belum sarapaaaann tadi pagi."

"Bego. Itu si Youngseo belum selese ngomong, lo mau apa nembus puluhan manusia yang wujudnya kayak semut gini? Ntar ajalah, bentar lagi juga bubar."

"Lama banget dia ngomong buset? Udah setengah jam loh? Gak sekalian lomba pidato aja hadeh."



© ocsahi, 2021.

JSJSHSKHSJ AUK DEH AKU PUSING SAMA PUDDINGZ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


JSJSHSKHSJ AUK DEH AKU PUSING SAMA PUDDINGZ.

intersection ; bae173.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang