LOvaVEno part 2

7.1K 294 2
                                    

Pagi itu ditemani siraman mentari, Veno bersiap ke sekolah. Bertemu dengan angka di hari pertamanya sebagai anak kelas dua. Ya walaupun sepekan lalu dia absen dari gelaran penerimaan siswa baru. Karena dia harus menjadi tawanan Dokter Nash.

"Sampai saat ini aku tidak akan pernah mau kalah & menyerah sama kamu" kata Veno berdiri di depan kaca almari kamarnya sambil memasang dasi Osis dengan teliti.

"Apakah kamu tidak mau menyerah juga?Padahal banyak sekali senjata yang ku berikan tuk melawanmu.Sepertinya kita sama sama kuat ya.Nyatanya aku bisa bertahan sampai hari ini & kamu juga masih bertahan" katanya lagi yang sedari tadi berbincang-bincang sendiri.

Baju seragam putih itu membuat kulit Veno semakin terlihat bersih. Potongan setelan seragam yang sangat pas juga membuat ciptaan Tuhan itu semakin sempurna. Ditambah lagi dengan lesung pipit yang dalam dan hidung mancung yang terkesan bengkok itu. Hanya saja memang matanya terlihat sayu.

Veno tersenyum tipis seraya memandang matanya di kaca yang terlihat masih sayu.

Jam 06.30

 Veno bergegas meninggalkan kamarnya.Belum ada satu menit Veno kembali lagi ke kamarnya.

"Hampir saja aku lupa membawa senjata ini untuk melawanmu" , kata Veno lalu berlalu sambil membawa sebuah botol kecil dari  kamarnya.

Itu sebuah botol obat.

Veno menyempatkan melirik ke kamar Cody yang berada tepat di depan kamarnya.

"Dia rupanya semangat sekali tuk menebus motorku" ucap Veno yang melihat Cody sudah tidak ada di kamarnya.

Veno berjalan menyusuri gang menuju halte bus yang letaknya tidak jauh.

"Cody, cepatlah tebus motor itu. Kamu harus mencoba jalan kaki dari sini ke halte. Dan ini perintah" batin Veno.

Selama motor itu masih belum ditebus, bus sangat membantunya tuk ke sekolah.

Veno sudah terpaku duduk di bangku bagian tengah bus itu. Bus dua pintu itu sepagi ini sudah begitu sesak yang kebanyakan dipenuhi oleh seragam putih abu-abu.

"Cody benar- benar mengerjaiku" batin Veno.

Lamunannya buyar ketika ada seorang cewek yang tidak sengaja menyenggol tangan kirinya.Cewek itu sedang celingukan mencoba mencari tempat duduk di bis yang penuh semua.

Veno memperhatikan seksama gadis bermata biru dan berperawakan bule.

"Duduklah" pinta Veno.

Veno berdiri dari kursinya & menyuruh cewek itu untuk menempati kursinya.

"Duduklah Chara Dealova" pinta Veno sekali lagi.

Veno membaca lengkap nama cewek itu yang ada di nametag seragam Osisnya.

Dengan cepat cewek itu menutup nametag dengan kedua tangannya.

Dengan sedikit malu cewek itu akhirnya mau duduk.

"Terima kasih" ucapnya lirih.

"Sama sama" balas Veno.

"Apa aku seperti ibu hamil yg harus diberi tempat duduk?" batin Lova dalam hati sambil mengibas-ibaskan tangannya bak kipas.

Tapi tidak apa apa setidaknya Lova tidak harus berdiri di bus yang sudah semakin penuh & sesak itu.

Sesekali Lova, panggilan cewek itu melirik ke arah Veno yg berdiri tepat di sampingnya.

"Dia seperti anak sekolah yang kurang tidur" gumam Lova lirih.

"Aku tidak kurang tidur" elak Veno berkata tanpa menoleh ke arah Lova.

LOvaVEnoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang