▒᳢𝟶 𝟻 .᳢᳟⇀

139 22 4
                                    


"Rin udah dulu, tinggal dulu kerjaan lo, psst pssstt!! Itu pak san dateng mau kenalin karyawan baru, karinaaa." Bisik giselle dari meja kerjanya.

Gadis berwajah kecil yang dipanggil karina itu mendongak, dan mendapati san sedang bersama seorang pria yang terlihat sangat rapih.

"Ini adalah karyawan baru di team ini.."


"..Namanya, park seonghwa" lanjut san diikuti dengan seonghwa yang membungkuk pada karyawan lain.

"Saya park seonghwa, harap kerja samanya." Ucapnya sambil sedikit membungkuk.

Karina, giselle, winter dan karyawan lain ikut sedikit membungkuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Karina, giselle, winter dan karyawan lain ikut sedikit membungkuk. Kemudian karina tersenyum simpul,

"Saya karina, manager dari devisi ini." Lalu ia melirik san berharap ia yang akan menjadi pembimbing seonghwa.

Tapi san hanya mengangguk, lalu menatap winter yang ada di sebelahnya.

"Nona kim. Tolong antar seonghwa berkeliling dan perkenalkan beberapa hal dalam kantor ini."

"Baik pak.."

"..mari ikuti saya." Lanjut winter sambil menatap seonghwa.

Karina mendelik tajam ke arah winter, ia mendengus lalu kembali duduk di mejanya.

Winter menuntun seonghwa pada mading yang terletak di dekat pintu masuk kantor ini. Ia menunjuk tulisan dengan ukuran paling besar.

"Itu adalah aturan dalam kantor ini."

Kertas besar itu bertuliskan

" Remind it! 📌

‐Diwajibkan membawa id card.

-Hadir 30menit sebelum jam operational, paling telat 10 menit sebelum jam operational, dengan catatan 1 point dikurangi setiap telat 5 menit.

‐Berpakaian rapi, bersih, wangi.

-Mengingat pasal, visi misi, dan strategi perusahaan.

‐Tidak memakai aksesoris secara berlebihan.

-Dilarang menjalin hubungan yang lebih dari rekan kerja dengan sesama karyawan Choi Holdings.

Tertanda , Choi San
10 - 7 - 20xx "


"Dilarang menjalin hubungan?" Ulang seonghwa.

Winter yang semula berdiri tegak percaya diri, sekarang sedikit gelagapan.

"I-ya.. jadi, kamu gabisa nyari pacar yang kerja di perusahaan ini."

Seonghwa mengangguk, lalu ia kembali mengekori winter berkeliling sedikit.


➿➿➿


"Choi arlene?!?!" Teriak yves begitu melihat keadaan arlene yang basah kuyup.

"Tadi aku mau cuci muka. Tapi kerannya rusak, jadi semuanya kebasahan. Udah ayo pulang. Dingin." Ucapnya drngan nada datar.

Sebelum masuk ke dalam mobil, yves menarik arlene ke belakang mobilnya. Ia membuka bagasi lalu mengeluarkan sebuah handuk kecil. Lalu menghanduki kepala arlene.

Ia juga membalut arlene dengan mantel cokelat panjangnya. Lalu menyuruh ia duduk di kursi depan.

"Katanya sekolah bagus, tapi kerannya rusak. Gimana sih?!"

Mendengar omelan yves, arlene hanya terududuk pasrah sambil berusaha menghangatkan tubuhnya. Ia terdiam. Tapi tiba tiba air mata terjatuh dari pelupuk matanya.

Yves yang tak sengaja melihat itu, panik hingga memberhentikan mobilnya di bahu jalan.

"Kenapa??" Tanyanya sambil menangkup pipi arlene, sekaligus menghapus jejak airmatanya.

"Gapapa." Jawab arlene sambil melepas tangan yves dari pipinya.

Yves kembali duduk seperti semula, tapi pandangannya masih tertuju pada arlene yang menatap ke luar jendela.

"Aku bosen ngedenger yves ngomel. Aku pengennya dengerin omelan mommy." Lirihnya sambil mencoret coret embun yang ada di jendela mobil.

"U miss ur mom, huh?" Yves mengelus rambut arlene yang mulai mengering. Arlene hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Mau ke makam mommy?"

Kali ini arlene menggeleng.

"Mau ketemu daddy." Gumamnya

"Okay, sebentar"


➿➿➿

➿➿➿

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

➿➿➿

My Perfect Daddy || Where stories live. Discover now