phase four: end

248 38 3
                                    

tw // obssessive behaviour, heavy violence, blood








perlahan jaehyuk menurunkan asahi dari punggungnya ke kursi ruang makan. dalam diam sibuk mengambil sebaskom air hangat, waslap, handuk, dan juga kotak obat lalu berlutut didepan si hamada yang duduk di kursi.

sini, liat dulu kakinya, katanya megangkat kaki asahi ke pahanya yang sudah dilapisi handuk. kemudian perlahan bergerak mengusap telapak kaki yang penuh lecet dan lebam itu dengan waslap yang sudah di basahi air hangat.

satunya, asahi mengikuti perintah jaehyuk dalam diam. terlalu hening sampai bunyi kecipak air dari baskom terdengar begitu kencang. udah selesai. udah aku obatin, tunggu kering dulu.

asahi hanya mengangguk. pandangannya masih kosong dan pikiranya masih berkecamuk pasal kejadian setengah jam yang lalu — semuanya terjadi begitu cepat, mereka berargumen, bertengkar, meneriaki satu sama lain, sampai puncaknya, yedam berlaku kasar padanya — lagi.

"sahi?"

"ya?"

"mau cerita?"

asahi memilih bungkam. rasanya kalau dia bersuara sedikit saja, ia akan menangis meraung raung. gantinya ia menggeleng pelan. "mau istirahat dulu di kamarku?" pertanyaan jaehyuk hanya dibalas anggukan, yang lebih tua membiarkan asahi naik ke punggungnya.

"tidur dulu okay? aku di ruang tengah nanti teriak atau telpon aja." jaehyuk beranjak dari sisi kasur, tetapi tangan asahi menahan kaosnya.

"stay with me."

asahi memandang melas jaehyuk, akhirnya si pemuda yoon mengabulkan permintaannya dan ikut merebahkan diri di sebelah asahi. membiarkan lengannya di jadikan bantal.

"kamu takut?" tanya jaehyuk lembut sambil merapikan anak rambut yang menempel di kening dan pelipis asahi. sementara yang ditanya hanya mengangguk.

"jaehyuk.."

"hm?"

"yedam jahat, dia nggak sayang aku.."

jaehyuk terus membelai sayang rambut asahi, membiarkan bagian bahu kausnya dibasahi oleh air mata asahi.

"nangisnya sekarang aja, habis ini jangan nangis lagi."

— — —

esok paginya, mereka membolos sekolah.

ditemani jaehyuk, asahi kembali kerumahnya untuk mengambil beberapa baju untuk dibawa ke rumah jaehyuk — karena menurutnya, yedam bisa saja tiba tiba muncul didepan rumahnya dan ia hanya sendiri di rumah.

lagipula, yedam tidak tau dimana rumah jaehyuk.

setelah mengepak beberapa baju dan barang barang penting lainnya, keduanya segera kembali ke rumah jaehyuk. tapi langkah asahi terhenti di ruang tengah. tempat dimana dua kali yedam memperlakukannya tanpa adab.

"asahi?"

lamunannya buyar, "ya?"

"mikir apa?"

"yedam."

"..."

"yedam dua kali menyakitiku disini." lirih asahi, mungkin aku butuh waktu sampai bisa kembali kesini lagi.

jaehyuk mengangguk, merangkul asahi dan membawanya ke pelukan. "nggak masalah, take your time sampai bener bener baik."

asahi mengiyakan dalam hati.

sepulangnya dari kediaman hamada, asahi masih sama diamnya dengan kemarin. kejadian yang ia lalui dalam kurun waktu dua bulan ini terlalu melelahkan dan menyakitkan.

not the only one ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang