01. pelindung?!

52 10 2
                                    

02.00pm •kamis•/ sekolah/

"...dan tau nggak apa yang lebih serem nya lagi?! Katanya.. si dia setiap hari Jumat. bakal nunjukin dirinya dan selalu Dateng ke gang itu. buat minta tolong!,katanya lagi Kalau setiap orang yang di mintai tolong bilang "nggak!" Dia bakal—"

"Cerita apaan sih!! Bubar bubar! Hantu mana ada!? Percaya kok sama gituan!" Kerumunan siswa yang tadinya membentuk lingkaran dengan titik fokus satu siswa ditengah yang menceritakan kisah horor—yang katanya nyata itu, kemudian menoleh serentak kepada gadis yang  tengah bercermin dengan kaca kecil membenarkan poni rambutnya yang berantakan entah karena apa itu.

"Eh eh.. kok gitu sih natap nya?!" Netra Lee Suji menggeser, menatap bagaimana teman-teman kelasnya  menatap tak suka—sekaligus jengkel kepada dirinya. Mengganggu saja.

"Lo sih, padahal tadi kan mau klimaks! Lo malah nyerocos dengan ungkapan 'anti setan' Lo! Ganggu, tai!" Yeji menyahut, teman satu bangkunya itu jelas-jelas tidak suka dengan apa yang di lakukan Suji barusan.

"Ya kenyataannya emang gitu?!! Sekarang gue tanya sama kalian! Terutama Lo! Lia.karna Lo kan yang cerita barusan. Gue tanya, pernah ga Lo liat dengan mata kepala Lo sendiri kalau hantu itu ada?!" Hening. Tidak ada yang menjawab, semua orang yang melingkari Lia disana hanya menunduk,termasuk Yeji. Gadis itu ingin sekali mengumpat teman bangkunya ini. Namun jika Suji semakin di ladeni, semakin pula ia akan menang dengan semua ucapan nya.

Suji mengangkat satu alisnya, melirik pada semua teman sekelas yang hanya diam menahan emosinya. "Pfft!! Kenapa pada emosi si? Iya-iya maaf gue salah, setiap orang punya pendapat mereka sendiri kan? Yang tadi.. cuma bercanda!, Senyum dong! Ayooo!" Mencoba mencairkan suasana. Pada akhirnya mereka semua hanya menghela nafas kasar

"Jangan di ulang lagi, Suji. Itu nyebelin tau!" Selesai Yeji,  berkesan mewakilkan semua teman-teman kelasnya yang ada disana.

"Emang cerita tentang apa sih? Serius banget kayanya" tidak, Suji tidak sepenasaran itu barang hanya untuk mendengarkan cerita dari mulut ke mulut yang tidak tahu nyata-tidak nya itu. Ia hanya.. yah... Merasa bersalah atas ucapan nya tadi. Merasa sungkan, itu saja.

"Dih, katanya tadi ga percaya! Kepo juga kan Lo?! Makanya, jangan sok-sok tsundere jadi orang tuh. Yaudah sini!" Suji hanya tersenyum paksa—seadanya dan senatural mungkin, saat Yeji merangkul pundak teman sebangkunya ini dan memberi tempat untuk mendengarkan cerita Lia.

"Mulai dari awal aja,Lia. Nih anak ga ngeh! Makanya tadi asal nyerocos." Lia kemudian mengangguk, saran Ryujin di terimanya dengan lapang dada. Kemudian, Lia memulai cerita nya kembali dari awal.

Diceritakan Lia, bahwa gang lebar di sebelah sekolah yang mereka tempati untuk belajar adalah tempat yang cukup angker di daerah itu. Katanya, setiap Jumat malam sekitar antara jam 10 malam keatas, siapapun yang melintasi gang itu, barang hanya lewat sekalipun. setiap Orang yang lewat tersebut akan di mintai bantuan oleh dia. sosok tinggi yang berdiri dengan pakaian hitam panjang, rambut panjang hingga tak terlihat ujung nya, juga kuku panjang yang melebihi panjang dari kaki nya sendiri. Di katakan lagi bahwa jika yang di mintai 'tolong' enggan, atau bahkan tidak memperdulikan permintaan 'bantuan' itu. Maka dia akan menyesatkan orang yang enggan membantunya itu —membiarkan mereka  berjalan tanpa menemukan akhir kata selesai. Artinya, mereka akan terus berjalan tanpa menemukan 'ujung'. dan parahnya mereka hanya akan melintasi jalan yang sama berulang-ulang.

"Gila. Sampe kapan mereka bakal jalan tanpa ujung itu?" Tanya Suji,ngegas. Pada akhirnya gadis itu cukup tertarik. —meski sedikit.

"Kan, gue bilang apa, ujung-ujung nya juga tertarik." Bagai upin dan ipin, Ryujin dan Yeji mengatakan itu secara bersamaan. Dan lalu,kedua gadis itu saling memandang kemudian mereka ber -tos ria.

7th sense : ℛℯ𝓃𝒿𝓊𝓃. (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang