04 | First Birthday

927 140 325
                                    

Jika seorang bayi akan menginjak usia pertamanya, apa yang akan para moms dan bunds lakukan?

Membuat pesta besar, menghabiskan waktu bersama sang buah hati, jalan jalan ke tempat yang kece, atau membuat kue bersama?

Atau cuma bengong seperti patung?

"..."

"Doakan sajalah agar (Y/n) tumbuh menjadi anak yang sehat, tak perlu pesta besar juga. Mungkin jika ingin, kau bisa mengajaknya jalan-jalan ke tempat yang seru atau membelikannya kue." Mama Izumi, oke lupakan. Izumi memberikan saran kala melihat si ousama tengah diam sembari melihat kalender.

Tepat seminggu dari sekarang adalah ulang tahun (Y/n) yang pertama. Tak sangka, sudah lama Leo membesarkannya, sudah mau satu tahun saja.

"Uhh, kira-kira apa yang bisa ku berikan sebagai hadiah?" Leo nampak memasang wajah berpikir.

Apa yang (Y/n) suka? Boneka alien? Kostum alien? Baju alien? Pesawat alien? Oke lupakan.

Padahal sudah enam bulan tinggal bersamanya, Leo masih tak tau apa kesukaannya. Sepertinya, (Y/n) mah apa saja suka. Paling yang dibencinya hanya kecoak dan kecoak terbang.

Ah, bagaimana jika ia membuat pesta kecil-kecilan? Mungkin bisa mengundang anggota Knights dan teman-teman dekatnya yang lain.

Sayang kan, ulang tahun pertama hanya diam diam di rumah. Ya, sepertinya itu ide bagus.

"Sudah ku putuskan!"

•••

(Y/n) tengah bermain mobil mobilan di ruang tamu. Heran, anak cewe kok mainnya mobil. Padahal Leo sudah membelikannya berbi segambreng, malah dijadikan pajangan.

Bruk!

"Papa pulang!!"

Ia menoleh begitu pintu rumahnya terbuka. Oh, papanya telah pulang sembari menenteng dua kresek belanjaan berukuran besar.

Tadi, ia pamit sebentar keluar. Mau beli sesuatu katanya. Eh, balik-balik langsung bawa pulang belanjaan segunung. Seperti ada diskon besar-besaran saja.

(Y/n) menyimpan mainannya, lalu dengan cepat merangkak menghampiri sang ayah.

Dengan cepat, Leo menaruh seluruh belanjaannya, dan merentangkan kedua tangan untuk menyambut pelukan dari anaknya.

"Ututu, anak baik. Maaf sudah lama menunggu, ya~!" Serunya sembari menggendong (Y/n), yang hanya di balas dengan cengiran khas yang membuat Leo gemas sendiri.

Keduanya langsung masuk, melupakan segunung kresek berisi bahan bahan kue yang ditelantarkan di garasi. Miris.

•••

Siang telah berganti malam. Setelah memastikan (Y/n) sudah tertidur lelap, Leo pun pergi memasuki medan perang.

Ya, dapur.

Selama ini ia masak suka gak bener. Tapi kali ini, demi ulang tahun sang anak, ia akan membuat kue dengan semaksimal mungkin.

Kali ini, ia memasak dengan segala persiapan. Resep sudah ada, peralatan untuk mengaduk adonan juga sudah lengkap, oven sudah siap, dan bahan bahannya pun sudah tersedia.

Ia memakai apron, lalu menggulung lengan bajunya. Chef Leo, siap beraksi.

•••

Sreettt!
Krak krak krak!
Prangg!

"UH, ASIN!"

"Ish, mengapa aku malah memasukkan micin ke adonannya?!"

"IH, COKLATNYA RASA KECAP!"

Arigatou, Papa | Tsukinaga LeoWhere stories live. Discover now