"Kau sudah merencanakan semua ini?"

Suara tawa Shirley meledak. "Aku hanya memberimu hadiah ulang tahun, Lynn. Apa maksud dari ucapanmu?"

"Aku tidak pernah menyakitimu, Shirley. Kenapa kau harus melakukan hal seperti ini padaku?!"

Tatapan Shirley menajam. "Kau seharusnya tidak pernah hadir ke dunia ini, Lynn. Tidak pernah ada orang yang menginginkanmu. Bahkan ibu kandungmu sendiri membuangmu. Keberadaanmu merusak kebahagiaan keluargaku!"

Hati Lynn tertusuk. Ia ditampar oleh kenyataan, bahwa ia dan Shirley tidak akan pernah mungkin menjadi saudara yang baik. Pada kenyataannya Shirley sangat membencinya.

"Kau hanya anak seorang pelacur! Dan aku ingin semua orang melihatmu seperti ibumu. Wanita murahan yang bersenang-senang dengan banyak pria."

Plak! Lynn menampar wajah Shirley keras. "Ini untuk apa yang telah kau lakukan padaku!" Suara Lynn sedingin es. Ia kembali menjadi wanita yang tidak berperasaan. "Aku tahu kau sangat membenciku, tapi yang kau lakukan padaku lebih dari sekedar keterlaluan. Namun, aku tidak akan mengejarmu lebih jauh. Ini adalah kebodohanku karena percaya pada ucapanmu yang palsu."

Lynn kemudian melewati Shirley setelah beberapa saat memperlihatkan riak kemarahan di matanya.

Shirley tidak terima ia ditampar oleh Lynn. Dari arah belakang ia meraih rambut cokelat gelap Lynn yang tergerai. Ia mencengkramnya kuat hingga membuat Lynn berhenti melangkah.

"Kau pikir kau siapa berani menamparku, hah!" geram Shirley. "Putri pelacur sepertimu berhak mendapatkan yang lebih buruk. Kau hanyalah kutukan untuk orang lain! Kehadiranmu hanyalah aib!"

Lynn tidak bisa menjawab kata-kata Shirley. Saat ia diingatkan dari mana ia berasal, ia selalu merasa bahwa kehadirannya memang salah.

"Aku sangat membencimu, Lynn! Kau menjijikan!" Setelah itu Shirley mendorong tubuh Lynn hingga Lynn terduduk di lantai kemudian pergi setelah memandangi Lynn tajam.

Kata-kata Shirley lebih tajam dari pedang, itu sangat menyakiti Lynn. Katakanlah ia sudah terbiasa dengan kata-kata seperti itu, tapi tetap saja itu membekas di otaknya.

Lynn bangkit dari posisi terpuruknya. Ia mencoba untuk menguatkan dirinya. Apa yang telah terjadi hari ini membuat ia semakin menjaga jarak dari orang lain. Ia tidak ingin berharap terlalu tinggi yang pada akhirnya akan membuat ia tersakiti.

Melangkah, Lynn pergi menuju ke kamarnya. Ia masuk ke dalam kamar mandinya. Menyalakan shower, membiarkan air hangat membasahi seluruh tubuhnya.

Lynn duduk di lantai. Air matanya mengalir, kenapa ia harus menerima semua ini? Ia tidak pernah meminta hadir di dalam keluarga Archerio. Ia juga tidak pernah bermaksud untuk menghancurkan kebahagiaan orang lain.

Tuhan benar-benar tidak adil padanya, rasa sakit yang ia terima selama ia hidup sudah terlalu banyak. Tidakkah Tuhan mengasihaninya? Atau mungkin Tuhan memang menjadikan hidupnya sebagai lelucon.

Jika saja Lynn tidak memiliki mental yang kuat maka saat ini ia pasti sudah tidak ada lagi di dunia ini. Lynn pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya sendiri ketika semua rasa sakit tidak bisa ia tanggung lagi.

Akan tetapi, Lynn masih memiliki sedikit akal sehat. Hidupnya sudah menyedihkan, dan ia tidak akan mengkhiri hidupnya dengan cara yang juga menyedihkan. Sesakit apapun luka yang ia terima, ia harus bisa melewatinya sampai Tuhan berkata padanya sudah waktunya untuk ia pulang kembali pada Sang Pencipta.

Puas menangis, Lynn mengumpulkan kembali kekuatannya. Ia membentengi dirinya lebih kuat lagi. Tidak akan pernah ia izinkan ada orang lain lagi yang menyakitinya.

Apa yang telah Lynn alami membuat ia menjauhi dan dijauhi oleh orang-orang di dekatnya. Ketika Lauryn sekolah menengah pertama, teman-temannya memandangnya aneh.

Itu semua karena rumor tentang dirinya yang menyebar kuat bahwa dirinya merupakan remaja yang memiliki kehidupan bebas.

Lynn tidak tahu siapa yang menyebarkannya, tapi ia juga tidak melakukan pembelaan. Ia tahu itu akan membuang-buang tenaganya. Orang lain akan memilih untuk mempercayai apa yang ingin mereka percayai.

Itulah sebabnya Lynn tidak memiliki teman dekat hingga saat ini. Ia bertahan pada kesendiriannya, ia tahu mungkin tidak semua orang berpikir buruk tentangnya, tapi tetap saja ia tidak ingin ada orang lain yang memasuki kehidupan pribadinya.

Lynn tidak siap menghadapi konsekuensi ketika orang terdekatnya tahu bahwa ia merupakan anak haram. Ia tidak ingin mengalami hal seperti itu. Ketika ia kehilangan orang yang ia sayangi, maka rasa sakitnya pasti tidak akan tertahankan.

Dari semua yang Lynn pikirkan, tidak sedikit pun ia memikirkan keperawanannya yang hilang. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menerima kenyataan, menangisinya hingga air matanya habis tidak akan mengembalikan hal yang telah hilang.

Lagipula ia tidak berencana memiliki pasangan, itu bukan sesuatu yang besar. Tidak akan ada pria yang merasa ia tipu karena ia sudah tidak perawan lagi ketika mereka menikah.

Lynn akan menganggap semuanya tidak pernah terjadi. Lagipula ia yakin pria yang tidur dengannya juga akan melupakannya dan menganggap malam kemarin tidak ada.

Keluar dari kamar mandi, Lynn kemudian mengenakan setelan balzer yang berwarna dusty dipadu dengan tank top berwarna hitam.

Lynn cukup pandai dalam memilih pakaian yang cocok untuknya. Apapun yang ia kenakan akan terlihat bagus di tubuhnya.

Setelah mengenakan pakaiannya, Lynn mengenakan set perhiasan yang tampak sederhana tapi berkelas. Ia juga mengenkan jam tangan. Setelah itu Lynn memakai sepatu hak tinggi berwarna putih.

Rambut cokelatnya yang bergelombang ia biarkan tergerai dengan indah.

Lynn memiliki kecantikan yang sama dengan Shirley, tapi jika Shirley tampak seperti peri, Lynn lebih tampak lebih wanita dari kegelapan. Ia dingin dan misterius, tapi itulah daya tarik Lynn selain dari kecantikannya yang tidak biasa.

Para pria menjadi penasaran dan ingin mendekatinya, semakin Lynn mengabaikan mereka semakin ingin pria-pria itu mendapatkan Lynn.

Namun, sayangnya Lynn tidak pernah membuka dirinya untuk pria mana pun. Pandangannya terhadap cinta benar-benar sudah hancur karena cinta yang tidak ia dapatkan dari keluarganya.

Tidak ada cinta yang tulus di dunia ini, terlebih untuknya, seseorang yang kehadirannya tidak pernah diinginkan.




tbc

In Bed With The EnemyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon