Pasti udah lupa sama ceritanya. Jadi disarankan baca lagi dari Complicated awal 😁✌
Selama diperjalanan, tak ada yang membuka suara. Lisa yang sibuk memikirkan kejadian beberapa saat lalu. Sedangkan Ian, ia mengerti wanita yang ada disebelahnya sedang butuh waktu untuk sendiri.
"Kau tidak turun?" Tanya Ian menyadarkan Lisa dari lamunannya.
"Eoh?..... Sudah sampai? Aaah, mian sunbae, aku tidak sadar jika sudah sampai".
Ian mengangguk, menunggu Lisa yang sedang mengubrak ngabrik tas tangan miliknya.
"Apa ada yg tertinggal?" Tanya Ian penasaran.
"Aah tidak. Aku justru sedang memastikan tidak ada yg tertinggal" balas Lisa sambil menutup kembali tas miliknya.
"Mmm..... Sunbae, maaf untuk kejadian tadi karena melibatkanmu, juga terimakasih karena sudah mengantarku". Ujar Lisa memberanikan diri sebelum ia meninggalkan mobil milik pria disampingnya.
"Tidak masalah. Aku sama sekali tidak keberatan.
Aah, dan juga berhentilah memanggilku sunbae. Oppa. Kau bisa memanggilku Oppa."
Lisa tampak mengulum bibirnya. "Tapi-
"Kau bisa memanggil Xin dengan Oppa, mengapa denganku tidak? Apa karena baru pertemuan pertama? Ayolaah kita mungkin akan lebih sering bertemu kedepannya."
Lisa mengangguk. "Yaa akan ku coba su- ah Oppa." Jawab Lisa sedikit mengecilkan suaranya saat mengucapkan kata oppa.
Dan Ian tidak bisa menahan senyumannya saat melihat tingkah Lisa.
"Ahh, Oppa mau mampir?" Tanya Lisa basa basi.
"Ya" Jawab Ian cepat dan sukses membuat Lisa terperanjat. kaget? Tentu saja. Lisa hanya berniat basa basi, tidak benar-benar berharap orang disampingnya meng iya kan ajakannya.
"Mwo?" Tanya Lisa memastikan.
"Ya, aku mau mampir. Bukankah tadi kau menawariku?" Jawab Ian dengan santainya.
"Ahh, ne. Tentu saja. Mari turun bersama oppa".
Lisa menggigit bibir bawahnya sambil membuka pintu mobil milik Ian. "Bodoh, kau bodoh Lalisa". Rutuknya dalam hati.
♡♡♡
"Oppa mau minum apa?" Tanya Lisa setelah melihat Ian mendudukan dirinya di sofa ruang tamu miliknya.
"Mmm, bir?" Jawab Ian ragu.
"Bir? Tidak tidak. Oppa akan berkendara lagi, aku tak mau oppa sampai mabuk. Lagipula oppa sudah minun kan di pesta tadi. Apa tidak puas? Jadi Cola saja yaah? Atau mau Jus?"
Ian tersenyum mendengar kalimat panjang lebar Lisa.
"Baiklah. Cola saja kalau begitu". Ucapnya sambil menyandarkan tubuhnya disofa, melihat sekeliling appartemen mewah wanita yang baru saja dikenalnya.
Lisa kembali dengan 2 minuman cola di tangannya, juga beberapa makanan ringan.
"Kau tinggal sendiri?" Tanya Ian begitu Lisa duduk disampingnya sambil meletakan Cola dan cemilan yang ia bawa.
"Ya. Jawabnya sambil mengangguk. "Ahh, tidak. Aku tidak sendiri, aku tinggal dengan kucing-kucibgku". Tambahnya segera meralat jawaban sebelumnya.
Ian terkekeh mendengar jawaban Lisa. Ia tak habis pikir dengan pikiran gadis ini. Yaa, kucing memang mahluk hidup, tapi bukan berarti dianggap sebagai teman hidup. Maksudnya tinggal dengan mahluk sejenis Lisa, manusia lebih tepatnya.
"Oppa. Tak apa kan aku tinggal? Aku ingin membersihkan diri sebentar."
Ian mengangguk sambil meminum cola yang tadi Lisa bawa.
