SPECIAL CHAPTER - JOSHUA BICARA

Start from the beginning
                                    

Aku masih ingat Hana menangis hebat dan mengatakan kalau aku berselingkuh, tidak mencintainya lagi dan akan menceraikannya. Itu adalah saat - saat paling kacau dalam hidupku. Aku kalut, dipikir dari sisi manapun harusnya dia tidak perlu semarah itu tapi lagi - lagi hormon kehamilan yang berperan dibalik sikap menjengkelkannya. Dan tahu apa lagi yang lucu? Aku menjadi bahan tertawaan semua orang. Yura, Vernon, Nenek, Jeonghan, bahkan orang - orang kantor semua mengetahui penderitaanku dari mulut Vernon. Sialan memang. Aku seperti tidak punya harga diri lagi dihadapan mereka. Aku sekarang lebih terlihat sebagai suami yang lemah di hadapan istrinya. Padahal dulu aku susah payah membangun citra yang baik, sebagai Joshua Hong pewaris perusahaan yang tampan, baik, dan berkharisma. Tapi hanya karena kehamilan Hana citraku jatuh ke dasar jurang. Sungguh malang memang nasibku. Astaga bicara apa Joshua, harusnya aku bersyukur karena diberi nikmat seperti ini. Kata orang masa - masa mendampingi kehamilan istri adalah masa emas dimana itu akan menjadi pengalaman paling berharga dalam di hidupmu. Iya tentu, aku harus banyak bersyukur. Aku selalu meyakinkan diriku sendiri kalau semua penderitaanku ini demi anakku sendiri.

"Kau akan lelah kalau terus mengikuti kemanapun aku pergi Hana."

"Tidak. Aku tidak lelah, aku harus mengawasimu. Aku takut seseorang merebutmu. Lalu aku akan berakhir menjadi ibu yang akan membesarkan anaknya sendiri. Aish mengerikan."

Aku ingat, hari itu setelah seminggu aku diusir dari rumah akhirnya kami berdamai. Hana memaafkan aku, tapi sebagai imbalan karena dia telah memaafkan aku, dia meminta untuk ikut kemanapun aku pergi, termasuk ke kantor. Aku keberatan tentu, aku takut dia kelelahan.

Sebenarnya Hana tidak meminta banyak. Hal terparah yang dia minta hanya saat memintaku makan ayam. Selebihnya dia hanya meminta makanan yang masih bisa aku turuti. Tapi yang sangat merepotkan itu adalah sikapnya, emosinya yang gampang sekali berubah. Suatu hari dia bisa menjadi Hana yang sangat manis, seakan akan dia mencintaiku dengan seluruh hidupnya tapi di lain hari dia akan berubah menjadi Hana yang lain, yang sangat membenciku setengah mati. Dan aku menderita sendirian karena orang lain tidak bisa membantuku.

Hari ini aku tengah bekerja seperti biasa. Hana tidak ikut karena aku sudah mewanti-wanti dia harus diam di rumah karena persalinannya hanya tinggal menghitung Minggu. Tapi sejak pagi tadi pikiranku terus bercabang kemana-mana. Aku tidak bisa konsentrasi karena Hana terus menganggu fokusku. Entah kenapa pikiranku terus terarah padanya.

"Josh?"

Itu Vernon yang selalu masuk ke dalam ruanganku tanpa mengetuk pintu.

"Apa?"

"Ada yang ingin aku bicarakan."

Aku langsung mengarahkan pandanganku kepada Vernon. Pria itu duduk di hadapanku. Wajahnya tampak serius.

"Tentang apa?"

"Aku..."

Perkataannya terjeda. Dia menatapku yang juga menatapnya meminta perkataannya dilanjutkan.

"Aku sedang berhubungan dengan...."

"Tunggu.."

Aku memotong perkataan Vernon ketika ponselku berdering dan menampilkan nama Hana di sana.

"Iya Hana?"

"Jo... Perutku sakit. Sepertinya aku mau melahirkan."

"Hah?"

"Pulang cepat!"

Panggilan terputus.

"Hana kenapa?" Vernon bertanya.

"Dia... Mau melahirkan..."

"Hah? Lalu kenapa kau diam saja Joshua bodoh! Cepat pulang!"

Aku mengerjapkan mataku berkali - kali. Astaga! Sempat - sempatnya aku terpaku diam disaat Hana sedang dalam situasi darurat. Otakku bekerja cepat, tapi tidak tepat karena aku sangat bingung. Tanganku bergerak merapikan berkas - berkas yang tercecer di mejaku.

MY HUSBAND - JOSHUA HONG (COMPLETED)Where stories live. Discover now