➖ Cerita Malam Hari

84 14 4
                                    


Mingi menjadi teman sekamar Seonghwa pada beberapa waktu ini, merasa sepi karena Jongho menghabiskan waktu dengan Yunho yang mengalami salah makan dan San hanya menggunakan sedikit waktu di kamar. Seonghwa menyambut Mingi dengan senyuman di wajahnya.

Seonghwa biasa mendengar Mingi menceritakan situasi di kapal walau terkadang dia menyaksikan situasi dan telah mengetahuinya, ingin tahu bagaimana Mingi memandang situasi atau dia menyenangi antusias saat Mingi bercerita. Tapi malam ini Seonghwa menyadari perbedaan.

Bibir Mingi masih rapat sedari dia memasuki kamar tidur Seonghwa, menyandarkan tubuhnya pada sisi tempat tidur daripada bersandar pada Seonghwa.

"Hyung," Suara Mingi berhati seperti dia mengkhawatirkan dirinya akan terluka seandainya dia menunjukkan sikap yang sembarang di hadapan sang anggota kapal

"Iya?" Memutuskan untuk mendengarkan, Seonghwa memperhatikan Mingi yang merendahkan matanya dan menggenggam sisi pakaian dengan kuat

"Kapan acara dilaksanakan?" Nada enggan seperti Mingi tidak ingin menanyakan ini, tidak ingin menerima jawaban yang dapat melukai dan mengusik nyamannya

"Apa?" Bertanya karena Seonghwa tidak memahami tanya yang diberi Mingi tanpa mempertemukan pandangan dengannya, melihat rasa takut dan tidak ingin kecewa

"Kau tahu," Sejujurnya tidak, Seonghwa tidak memiliki ide mengenai apa yang dimaksud, namun si remaja masih menundukkan wajah dan melewatkan bingung Seonghwa

"pengorbanan anggota kapal." Berhenti, Seonghwa yakin Mingi selesai bicara sementara dia belum memahami maksud kata dari remaja yang masih memegang sisi pakaian

"Seseorang mengatakan padamu, bahwa kau akan menjadi korban dari acara pengorbanan anggota kapal?" Hanya berusaha menduga dengan kata yang telah didengarnya

"I, ya" Ragu dalam bicara Mingi menyiratkan ada salah diantara kata Seonghwa, namun dia enggan memberikan ralat dan Seonghwa dapat menduga dimana salahnya

"Bisakah kau memberitahu apa yang dikatakan?" Perlahan, Seonghwa menaruh tangannya pada satu tangan Mingi dan merasakan betapa dia mencengkeram sisi pakaian

"Hyung mengatakan, acara pengorbanan anggota kapal dilakukan setiap tahun dan mereka tidak menemukan siapa yang layak menjadi korban diantara para Hyung," Ah, salah Seonghwa adalah menyebut 'seseorang'

"maka, Seonghwa-Hyung membawaku dan membiarkan aku menaiki kapal karena membutuhkan korban." Mingi melanjutkan, Seonghwa mengusapkan ibu jarinya pada punggung tangan laki-laki yang lebih muda darinya

"Kau percaya pada mereka?" Mata Seonghwa berusaha menemukan tatapan Mingi, melihat manik yang menunjukkan jujur dan tidak berhasil menyembunyikan kecewa

"Tidak? Bukan karena aku dapat menjadi korban?" Kelihatan mudah untuk menjebaknya dalam pikiran sedih, dan sulit untuk mengeluarkan dia dari lelucon bodoh ini

"Kau percaya pada mereka?" Bukan menerima jawaban, Seonghwa melihat Mingi yang merapatkan bibir dan menghindari tatapan khawatir dari Seonghwa

"Sulit untuk percaya bahwa seseorang ingin dekat denganku tanpa alasan" Kini Seonghwa mengharap Mingi pernah membicarakan masa lalunya sehingga Seonghwa tahu bagaimana dia harus menanggapi

"Bagaimana dengan kau kelihatan menyedihkan?" Seonghwa melihat Mingi yang mengerutkan dahi seperti dia berusaha memikirkannya, menghelakan nafas pada waktu berikutnya

"Kedengaran buruk" Lucu namun memiliki kesan sedih yang mudah dilihat, Seonghwa ingin menghilangkan kerutan dahi maupun bibir yang tergulung dari wajah Mingi

"Kau lebih senang mendengar kalau kau dapat menjadi korban?" Tanya Seonghwa mendapat hening, menemukan gerakan menggeleng saat dia telah menunggu beberapa waktu

SelcouthWhere stories live. Discover now