08

2.6K 399 22
                                    

Gojo Satoru menggertakkan rahangnya yang kokoh dan tegas itu dihadapan pemuda berambut pink yang masih belum juga memperlihatkan tanda-tanda siuman

"Aku yakin kalau ada dalang dibalik semua ini, lebih memungkinkan kalau itu penyihir" Satoru menopang tangannya di dagu, "Yuuji nyaris bahaya, untungnya kau bisa diandalkan ya Shoko"

"Dasar, kau masih saja meremehkan kemampuanku" Shoko berdecih, "Omong-omong.. apa tujuan mereka sebenarnya?"

Wanita bersurai coklat itu mengelus rambut Itadori Yuuji yang masih terbaring, "Anak seperti Yuuji tidak mungkin mencari masalah duluan, kan?"

Pria berambut putih itu menatap wajah pulas Yuuji yang sedang tertidur, "Ingatan orang itu sama sekali tak berguna.. saat itu dia hanya mengingat keluarganya, aku hanya tahu kalau dia orang yang memasukkan racun itu ke dalam mulut Yuuji"

Satoru menggenggam jemari pemuda yang terbaring itu erat-erat, "Siapapun itu.. pasti akan kuhancurkan sampai akarnya"

Shoko masih diam dan menatap teman sesama penyihir dan kekasih dari temannya itu bergantian

"Mungkin ini ulah klan Zenin" ucap Satoru tiba-tiba, teman wanita disampingnya itu langsung melebarkan mata

"Tidak mungkin, mereka sudah hancur bertahun-tahun lalu dan tidak ada kabar lagi sampai sekarang" Shoko meneguk salivanya, "Tapi.. gravitasi yang kau ceritakan itu.."

"Ya, Zenin yang paling bagus soal sihir gravitasi" lanjut Satoru, "Akan kuhancurkan mereka sekarang juga"

Shoko menahan pergerakan pria jangkung itu, lebih tepatnya memberhentikan waktu untuk beberapa detik

Salah satu kemampuan sihir Shoko, namun tentu saja tidak berpengaruh pada Gojo Satoru yang notabenenya adalah sang penyihir terkuat

"Yang terpenting sekarang adalah Yuuji, siapa yang bisa menenangkannya saat siuman nanti?!" ucap Shoko sedikit menaikan nada, "Dia pasti butuh seseorang di sisinya, dan itu kau Satoru!"

"Belum tentu juga Zenin yang mendalangi semua ini, berpikirlah dingin Satoru"

"Penyihir yang ahli gravitasi bukan cuma Zenin, kau sendiri tahu bukan?"

Pria bersurai seputih salju itu mengacak rambutnya frustasi, "Ya.. terimakasih sudah menyadarkanku"

"Akan butuh waktu untuk mengetahui siapa dalang sebenarnya"

Shoko sedikit menaikkan sudur bibirnya melukis senyuman, "Temani dia, ya. aku akan pergi mencari Getou, pasti dia sedang menggoda gadis-gadis manusia dari benua lain"

Satoru mengangguk paham lalu teman wanitanya itu pun pergi meninggalkannya dan Yuuji di kamar berdua

Pandangannya teralih pada Itadori Yuuji yang masih menutup matanya rapat, namun Satoru bisa melihat buliran air mata yang menetes dari ekor mata pemuda itu, raut wajah Yuuji terlihat amat gelisah

"Yuuji!!" Satoru segera menghampiri pemuda itu lebih dekat dan menghapus cairan bening tersebut, "Jangan menangis Yuuji, aku disini"

Mata Satoru tertuju pada jari-jari pemuda itu yang berusaha bergerak meraih sesuatu entah apa yang ingin diraihnya

Yuuji sedikit membuka matanya, masih dengan pandangan yang minim

"J...ang..an per...gi.." bulir air matanya mengalir lebih deras

Pemandangan itu sungguh membuat hati Satoru hancur, kenapa dia tidak mendatangi Yuuji lebih cepat, kenapa dia harus menyerah sesaat dan malah membiarkan Yuuji menderita?

Penyesalan-penyesalan itu selalu datang terlambat, dan sekarang Satoru merasakannya

Satoru menggenggam jemari lentik sang pemuda dan mengelusnya, "Aku disini Yuuji.. aku tidak akan pergi lagi, maafkan aku"

Pemuda berambut pink itu sedikit menolehkan kepalanya ke arah sumber suara, "Kaukah... itu.. Sat..oru..?"

"Iya, ini aku"

Yuuji melukis senyuman tipis dengan bibirnya yang masih pucat, "Aku... tidak bi..sa bergerak"

"Sihir penyembuh Shoko butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan sel darah di tubuhmu" jelas Satoru, Yuuji hanya mengiyakan saja walau tidak begitu paham dengan penjelasan tersebut

"Ba..gaimana Kugisaki dan.. Megu..mi?"

"Mereka baik-baik saja, khawatirkan dulu dirimu"

Tak terasa sudah 2 hari berlalu sejak hari itu, dan Yuuji pun perlahan mendapatkan energinya kembali. dia sudah bisa berjalan walau masih lemas, sekarang dia sedang menonton tv di rumah Satoru, Yuuji masih belum diizinkan pulang olehnya

Entahlah, padahal Yuuji sendiri sudah merasa baik-baik saja. oh ya, pemuda itu sudah berkenalan dengan Shoko dan Getou walaupun belum bertemu langsung

Satoru menggunakan sihir pada mereka bertiga untuk bertemu satu sama lain di benak ketiganya

Pria dengan tinggi 190cm itu merebahkan dirinya di sofa dan bersender pada bahu Yuuji yang masih fokus menonton tv

Yuuji tidak melepaskan pandangannya dari layar tv, sebenarnya dia sedang gugup karena sudah lama tidak berduaan dengan Satoru

"Yuuji.."

"Hm?"

"Aku tidak akan meninggalkanmu lagi"

Pemuda itu diam-diam menyembunyikan senyumannya, "Ya.. Satoru, aku kesepian"

Gojo Satoru mengembangkan senyumannya lebar-lebar, "Tinggalah disini Yuuji! aku tidak ingin melewatkan 1 detikpun bersamamu"

Yuuji menggelengkan kepalanya, "Tidak boleh! aku harus bilang apa dengan paman Nanami? lagipula sekolah lebih dekat dari rumahku!!"

"Aku yang akan mengatakannya pada si Nanami, dan apa kau lupa? aku ini penyihir, aku bisa menciptakan sihir teleportasi kapanpun kau mau"

"Tidak Satoru!" Yuuji mengerucutkan bibirnya sebal, kekasihnya itu ternyata masih saja keras kepala

Dia tidak berubah sedikitpun

Tiba-tiba Satoru berucap lagi, "Baiklah, bagaimana kalau aku saja yang tinggal dirumahmu?"

"Eh?"

"Aku saja yang tinggal dirumahmu, Yuuji"

"ITU LEBIH BURUUKK!!"

###

thanks for reading! sampai jumpa di chapter berikutnya (^▽^)

mistakes ; goyuu ✔️Where stories live. Discover now