"Jadi... Tuan dan keluarga nya itu memiliki musuh sejak puluhan tahun yang lalu, mereka selalu bersaing dalam hal apapun itu, tuan besar Meiro, sudah sering kali mengajak berdamai, namun semakin diajak, justru semakin besar peperangan yang akan terjadi, sampai suatu saat, musuh ini membunuh istri tuan besar Meiro, sehingga membuat tuan besar Meiro murka, ia tidak membalas nya dengan cara yang sama, ia membalas dengan kepintaran otak nya, bukan kekuatan ototnya dan kekuasaan nya, tuan Thomas juga murka, karena ia sangat menyayangi ibunya ini, tuan Thomas pun mendekati anak gadis dari musuh nya dan menyakiti hatinya, berlanjut lah permusuhan ini sampai sekarang," bibi menjelaskan.

"Lalu, yang terjadi saat ini?"

"Seperti nya keluarga Peter berulah lagi," ucap Joko.

"Peter?"

"Ya nama musuh keluarga ini, dan keluarga ini biasanya memanggil keluarga Peter dengan sebutan, 'dia'."

"Baiklah nona, ikuti saya karena mereka sudah mendekat," ucap bibi setelah itu menuju lift di ruangan itu, dan hanya ada dua tombol di situ, bibi memencet tombol sebelah kanan dan lift mulai membawa mereka naik, entahlah kemana.

Roseanne termenung memikirkan yang terjadi, ia tidak mengerti mengapa Leo meninggalkan mereka di rumah itu jika ada hal seperti ini, apakah ia kabur?

"Ada apa nona, seperti nya nona terlihat bingung," tanya Joko.

"Tidak Joko, aku hanya memikirkan Leo, mengapa ia meninggal kan kita di sini dan dia pergi?"

"Emmm, nona, sebenarnya nama ku bukan Joko, tapi Jacob, mereka memang sering mengubah ubah namaku yang bagus ini, jadi bisakah anda memanggil saya Jacob?"

"Really? Oke Jacob,"

"Mengenai tuan, ia tidak pergi meninggalkan kita, begitu saja nona,"

"Lalu? Kemana dia pergi?"

"Ia sedang menyiapkan segala hal jika misalnya terjadi sesuatu, ia pasti sekarang sedang bersama keluarga Alterio menyiapkan nya, dan kita akan kesana, mengapa kita tidak ikut dia tadi? Karena jika kita ikut dia dengan mobil maka musuh akan dengan mudah menyerang,".

Tepat sekali Jacob selesai berbicara, lift berdenting dan pintu dengan perlahan terbuka menampilkan lorong dengan cahaya remang, yang sedang di jaga oleh pria pria berbadan besar.

Lorong ini terlihat menanjak, lalu mereka bertiga mengikuti terus jalan lorong yang lumayan panjang itu, "kau bilang kita akan ke kediaman Alterio, mengapa kita disini?" Tanya Tessa heran.

"Kita sedang menuju ke sana nona," jawab Jacob, lalu terlihat seorang lelaki dari arah berlawanan dengan tubuh tinggi tegapnya menuju ke arah mereka, cahaya yang remang membuat Roseanne sulit mengenali siapa pria itu.

"Ikutlah dengan ku," ucap lelaki itu, dan Roseanne mengetahui bahwa itu adalah Grey, Roseanne pun mengangguk, seketika ia merasa aman.

"Kalian berdua, pergi ke sana, pantau ke adaan lewat monitor, mengerti?" ucap Grey sembari berjalan.

"Tapi Grey, bibi?" Roseanne masih memikirkan orang lain di saat seperti ini, memang gadis yang baik.

Namun ia di buat terkejut saat melihat kebelakang dan tidak melihat 'bibi' yang ia cari, namun ia melihat wanita yang seperti nya sudah berkepala tiga dengan senyuman nya.

"Di- dimana bibi? Kau siapa?" Tanya Roseanne. namun, bukannya menjawab wanita itu hanya menunjukkan seperti topeng wajah wanita tua, dan berkata,"aku Anne," setelah itu Anne dan Jacob berbelok ke arah kanan.

Lalu Roseanne dan Grey menaiki lift, lagi, apa aku harus menahan napas lagi? Aku lelah, ucap Roseanne dalam hati.

Ting

Mereka keluar lift dan benar, mereka ada di kediaman Alterio, Roseanne ingat betul ini adalah tempat yang kemarin dimana ia dan keluarga Alterio berkumpul, lebih tepatnya sekarang ia berada di dapur. Dan menuju ruang tengah bersama Grey

Namun, dimana kelima perempuan itu? Roseanne mengedarkan penglihatan nya.

"Mereka berlima dalam perjalanan," ucap Grey yang seperti nya mengerti mengapa Roseanne seperti mencari seseorang, lebih tepatnya lima orang.

"Oh, oke," lalu muncul lima orang perempuan yang terlihat tersengal, mungkin mereka habis lari, karena habis dari luar, dan mengetahui sesuatu yang menakutkan tentang 'dia'.

"Mama," ucap Roseanne dan menghampiri Veronica dan keempat wanita lainnya, yang masih mengatur nafas.

Lalu tanpa banyak basa basi, Veronica mengajak ke lima wanita muda itu menuju kamarnya, dan mengunci pintu, jendela, balkon, rapat rapat, setelah itu mengambil remote, dan memencet salah satu tombol, setelah itu ruangan itu menjadi seperti sangat tertutup karena jendela dan balkon tiba tiba di lapisi oleh sesuatu yang seketika muncul saat Veronica memencet tombol itu.

"Kita di sini saja, biarkan mereka para lelaki yang mengurus nya," ucap Veronica, lalu ke lima wanita itu mengangguk setuju, dan mereka merebahkan diri di atas kasur.

#MSTKSR

ConfusionWhere stories live. Discover now