Kakinya melangkah ke arah Datin Melda yang sedang menonton televisyen bersama Nenda.
" Esok Elaika akan gerak ke Kota. Ada shooting dekat sana "
Muka Nenda yang sudah berkerut itu makin berkerut.
" Kan Nenda dah suruh kamu ambil cuti "
Raniyah mengeluh.
" Ye, tapi tadi manager kata model tak cukup orang so dia suruh Elaika join. Nak tak nak memang kena pergi la "
Alasan. Dia ada diberi peluang sama ada ingin ikut atau tidak. Tapi bila mengenangkan hidupnya yang tidak tenteram disini, dia lebih rela bekerja dari duduk dirumah.
" If that so, Elaika dah pack all your stuff ? " soal Datin Melda prihatin.
" Dah siap "
Mata helangnya perasan pandangan Nenda yang dari tadi memerhatikan tindak tanduk nya.
" Kenapa Nenda pandang Elaika macam tu "
" Then how your date? Tak kan nak cancel macam tu je? "
" Kalau Nenda tak nak cancel, Nenda je lah yang pergi. Nanti Elaika dapat atuk baru "
Selorohnya.
" Tak pun biar Mama je yang pergi " matanya sempat menoleh sekilas ke arah Datin Melda yang berada disisinya.
Tak pasal-pasal peha dia menjadi sasaran Datin Melda.
Orang buat lawak pun nak marah.
" Nanti dekat sana kalau ada yang berkenan jangan lupa bawak balik " pesan Nenda.
" Nenda nak apa? Fridge magnet or else? " soal Raniyah sengaja.
" You know what I mean Elaika "
Badannya di rebah ke atas katil. Mindanya mula memainkan peranan. Dia ingin berangan buat seketika waktu.
Angin yang sempoi menyapa pipinya. Kain labuh itu mula mengembang ditiup angin. Pemandangan di laut ini memang lawa.
Sedang dia menikmati pemandangan pada waktu malam ini, dia terlanggar seseorang.
" Hoi, mata mana mata! Jalan guna mata lah"
Pemuda itu menghemburkan marahnya.
" Maaflah, saya lupa guna mata sebab saya guna kaki "
Muka Raniyah masih menunduk. Tidak berani untuk dia mengangkat muka memandang jejaka di depannya.
" Kenapa diam?" soal Raniyah. Tadi bukan main marah dia macam mana bulet , sekarang diam macam tunggul kayu.
Mukanya di dongak. Memang dasar pendek.
' gosh, Nenda. My heart is flying '
Dadanya berombak laju apabila memandang wajah lelaki didepannnya ini.
Macam ni ke gaya orang dilamun cinta?
Dah lah tall, kulit tak cerah tak gelap, mata dia yang hitam pekat. Yang paling penting, badan dia sado. Kalau dia tidak malu, mahu saja dia pengsan disini.
" Dah puas belum scan badan saya? Kalau belum saya tambah lagi 5 minit tapi kena bayar bukan free "
Setelah lama lelaki itu mendiamkan diri, dia mula bersuara.
" Perasan. Badan pun macam ikan sardin "
Tanpa memandang kiri kanan, dengan selambanya Raniyah mengutuk tuannya badan.
