1. Dia yang perlahan berubah

5K 435 5
                                    

Nyanyian sunyi di penghujung hari, mengapa terdengar begitu memilukan?

•••

Pagi ku terliputi kabut tebal dari balik pengharapan, mengantarkan bisikan halus nan menjanjikan apabila telah memenuhi syarat yang diajukan olehnya yang tengah menunggu dengan tidak sabaran.


Mew terlalu sibuk dengan ponselnya hingga tidak menyadari tatapan kecewa yang dilontarkan oleh Gulf, pemuda berusia 23 tahun itu hanya berdiam tanpa berniat menganggu prianya.

Mereka kini telah dipuncak kesuksesan namun intensitas pertemuan telah direnggut paksa oleh pekerjaan, bersyukurnya Gulf masih diberikan kesempatan untuk melihat wajah tampan kekasihnya. Apabila tidak, mungkin dia akan merindu semakin parah.

"Sudah makan?" Akhirnya Mew menyimpan benda pipih mengesalkan tadi.

Gulf hanya mengangguk, pikirannya dipenuhi oleh kemungkinan buruk tentang hubungan mereka. Mew belakangan ini terlalu sibuk dengan karir hingga melupakan bahwa ia juga butuh perhatian layaknya pasangan.

Bahkan sebelumnya ia pernah tidak berhenti men-stalk Instagram kekasihnya demi mengobati rasa rindu namun tidak berhasil, Mew akan membalas komentar teman-temannya sesama rekan artis apabila ia tidak meninggalkan komentar terlebih dahulu.

Lalu buruknya Mew pernah memarahinya karena dianggap terlalu menggiring opini publik khususnya fans mereka, hari itu Mew bahkan meninggalkan apartemen Gulf setelah melontarkan kalimat jahat padanya yang tengah dilanda demam. Dan ia berhenti untuk meninggalkan jejak apapun di sosial media lelaki itu.

"Kak, bisakah kita menginap di condoku malam ini?"

"Tidak bisa sayang, besok kakak harus bertemu dengan lawan main di series yang baru." Mew menolak gagasan Gulf barusan, baginya hal diantara mereka masih bisa ditunda. Karena mereka masih bisa bertemu dilain waktu. Yakan?

"Bagaimana jika bulan depan kita mengambil waktu kosong yang sama? Kita bisa kencan layaknya pasangan pada umumnya. Mau ya?" Gulf bersikukuh.

Mew mengeraskan rahangnya, ia sangat benci di paksa seperti ini. Terlebih ketika pekerjaannya diganggu, meskipun itu Gulf.

"A-ah maksudku. . Tidak apa jika tidak bisa. Lain kali saja."

Seperti inilah mereka, ia yang dengan mudah jatuh hati pada pria dewasa disebelahnya namun keadaan merubah segalanya. Mungkin ini adalah titik jenuh bagi Mew, atau dia mulai menyadari bahwa hubungan seperti ini tidak akan membuahkan apa-apa dimasa depan?

Gulf menepuk pelan pundak Mew sebelum melangkah pergi meninggalkan ruang tunggu mereka berdua, kakinya terasa seperti jelly karena menahan tangis. Malam ini ia akan pulang ke rumah, ia sangat lelah.

Kala Gulf melangkah pergi, Mew melihat punggung pria kecilnya bergetar. Ia tahu Gulf sedang menangis namun sekali lagi.. dirinya merasa bahwa Gulf terlalu kekanakan.

Mereka sudah berjanji akan tumbuh bersama bukan?

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Gulf, are you okay? ✓Where stories live. Discover now