“Sho—Sho—Sh—Ahhh—”

“Kau ingin keluar?” tanya Shoto.
Katsuki mengangguk cepat. Ia tidak bisa mengeluarkan kata-kata selain desahan dari bibirnya. Shoto tersenyum miring. Salah satu tangannya meraih penis Katsuki, memberikan hand job naik-turun seiring dengan tusukan penis Shoto di dalam Katsuki.

Katsuki kembali mendesah. Napasnya patah-patah. Ia sudah sangat—sangat lelah. Ia tidak percaya, hampir dua bulan tidak pernah berhubungan badan dengan Shoto, namun kekasihnya itu bisa tahan begitu lama.

“Sho—Sho—ak-aku—ahh—aku...”

“Ayo keluarkan,” bisik Shoto. Tidak perlu menunggu lama, Katsuki kembali mengeluarkan cairan putih cintanya. Cairan itu mengotori perutnya juga perut Shoto.

Katsuki yang sudah lelah kini hanya bisa mengandalkan Shoto untuk menopang tubuhnya. Gerakan keluar-masuk penis Shoto dalam tubuh Katsuki semakin cepat, tubuh Katsuki tersentak naik-turun. Tidak berapa lama kemudian semburan sperma terasa hangat memenuhi dalam tubuh Katsuki.

Katsuki yang setengah sadar reflek memegang perutnya. “Sho-to...”

“Aku keluar di dalam tubuhmu. Itu hukumanmu karena sudah berani berselingkuh dariku!” tukas Shoto. Katsuki tidak menjawab, ia memajukan wajahnya dan mencium bibir Shoto. Shoto menyambut baik ciuman Katsuki. Setelah keduanya beradu mana yang paling dominan, akhirnya Katsuki mengalah dan membiarkan Shoto menginvasi mulutnya lebih dalam lagi.

Tanpa melepaskan tautan bibir keduanya, Shoto membawa Katsuki untuk berbaring di atas ranjang. Remasan pelan pada bahu Shoto menjadi tanda bagi Shoto jika Katsuki sudah mulai kehabisan stok oksigen di paru-parunya. Shoto lantas melepaskan tautan bibir mereka, menatap Katsuki yang menatapnya sayu juga wajah merahnya.

“Jangan berhubungan dengan kakakku lagi!” tukas Shoto. Katsuki mengangguk. “Kenapa kakakku?” tanya Shoto.

“Aku dan Dabi tidak memiliki hubungan apapun. Aku hanya memintanya menemaniku tidur jika aku kesepian. Kami tidak pernah melakukan seks. Aku bersumpah!” tukas Katsuki. “Tapi jika hanya sekedar berciuman, kami sering—ack!”

Shoto sengaja menyentil kening Katsuki dengan jarinya hingga membuat Katsuki mengaduh sakit. “Berciuman, hmm?” tanya Shoto tajam.

“Ini salahmu juga!” tukas Katsuki kemudian. “Dua bulan ini kau terlalu sibuk. Bahkan tidak pernah mampir ke apartemenku! Selalu sibuk dengan praktekmu atau penelitianmu! Dabi menawarkan diri untuk menemaniku. Siapa yang mau menolak??” tukas Katsuki sedikit kesal.

“Jadi, kau berselingkuh itu adalah salahku?” tanya Shoto.

“Ya.” Katsuki menjawab cepat. “Aku kesepian, bodoh!” maki Katsuki.

Shoto terdiam menatap Katsuki, kemudian menghembuskan napas pelan. “Maaf, membuatmu kesepian,” ucap Shoto ketika mendarat ciuman manis di kening Katsuki.
Katsuki sendiri hanya bisa mengangguk ketika mendengar ucapan kekasihnya itu.

“Hmm... tapi sepertinya menarik jika kita bisa bermain bertiga,” ucap Shoto tiba-tiba.

Katsuki mendelik galak. “Kau gila!” seru Katsuki. Ia segera mendorong Shoto menjauh dari atas tubuhnya.

Shoto terkekeh kecil. Ia kembali merapatkan tubuhnya pada Katsuki dan memeluk Katsuki dari belakang. “Hanya bercanda,” ucapnya, “mana mungkin aku rela membiarkan pria lain merasakan ketatnya bagian bawahmu ketika menjepit penisku.”

“Berisik!” seru Katsuki kesal. Namun Shoto bisa melihat wajah Katsuki yang mulai memerah sampai telinga.

“Kau lelah?” tanya Shoto.

Katsuki mengangguk.

“Tidurlah. Aku akan menemanimu,” ucap Shoto.
Katsuki kembali mengangguk. Ia lantas membalikkan tubuhnya menjadi berhadapan dengan Shoto. Katsuki menyamankan dirinya dalam dekapan Shoto sebelum akhirnya memejamkan mata.

Shoto menatap wajah Katsuki yang sudah terpejam. Ia akan memberi pelajaran pada kakaknya itu nanti. Untuk sekarang biarlah ia menikmati waktu bersama dengan Katsuki.
Shoto memberikan Katsuki kecupan beberapa kali di puncak kepala Katsuki sebelum akhirnya ikut memejamkan mata dan tidur menyusul Katsuki.


///


Pagi harinya Katsuki terbangun dalam keadaan yang cukup memprihatinkan. Ia masih bertelanjang dada dan hanya selimut yang menutupi tubuhnya dan Shoto yang masih tertidur di sampingnya.

“Sho... bangun.” Katsuki mencoba membangunkan kekasihnya yang masih tertidur. Shoto bergerak pelan, ia mengerang protes ketika merasakan Katsuki sudah tidak ada lagi di sebelahnya. “Bangun! Ponselmu terus berbunyi!” tukas Katsuki menggoyang-goyangkan bahu Shoto pelan.

Shoto mendengus, setengah hati ia kemudian bangkit dari posisi tidurnya untuk meraih ponselnya yang ia letakkan di atas nakas meja samping tempat tidur Katsuki. Shoto melingkarkan sebelah tangannya ke bahu Katsuki ketika Katsuki kembali bergabung bersamanya di ranjang. Kali ini Katsuki sudah lebih bersih dan mengenakan kemeja putih kebesaran tanpa bawahan.

“Siapa?” tanya Katsuki.

“Profesor memintaku untuk kembali ke lab lagi,” balas Shoto.

Katsuki tanpa sadar cemberut. Baru saja mereka berbaikan semalam, Shoto akan disibukkan kembali dengan penelitian-penelitiannya.

“Hei, ke mari!” tukas Shoto. Katsuki mau-mau saja semakin mendekatkan tubuhnya pada kekasihnya. Suara shutter kamera berbunyi setelahnya, setelah Katsuki sadar, ternyata kekasihnya itu tengah mengambil gambar mereka berdua.

“Mau kau apakan fotonya?” tanya Katsuki.
Shoto diam saja, ia masih fokus dengan ponsel di tangannya. Tidak lama kemudian Shoto tersenyum puas. Ia menoleh ke arah Katsuki dan mereka berciuman cukup lama.

“Lihat saja akun Twitbird-ku,” ucap Shoto. Setelah mengatakan itu, Shoto lantas bangun dari tempat tidur. Ia berjalan menuju kamar mandi sambil membawa baju baru dan handuk bersih yang sengaja ia tinggalkan di apartemen Katsuki.

Tidak lama kemudian Shoto muncul dari balik pintu kamar mandi dengan setelan yang lebih rapi.

“Apa maksudmu mengunggah gambar seperti itu?” tanya Katsuki mengintrogasi.

“Ada yang salah? Aku hanya memberi tahu jika kau adalah milikku!” tukas Shoto. Katsuki mencibir. Shoto tersenyum samar, ia berjalan ke arah Katsuki dan memberikan Katsuki kecupan sayang di pelipis pemuda berambut blonde itu. “Aku harus kembali ke lab. Jangan coba-coba bermain di belakangku lagi—atau kau akan aku hukum lagi!” tukas Shoto tersenyum miring.

Katsuki memberikan tatapan tajam kepada Shoto, “brengsek!”

“Ya, ya, aku brengsek-mu,” balas Shoto. “Aku pergi dulu. Aku akan kembali lagi nanti malam,” ucap Shoto setelahnya.

Katsuki hanya berdehem sebagai jawaban. Shoto tidak mempermasalahkan jawaban Katsuki itu, ia segera berjalan meninggalkan apartemen Katsuki setelahnya. Sedangkan Katsuki sendiri, ia masih sedikit kesal Shoto meninggalkannya lagi setelah seks mereka tadi malam.



[•••]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TodoBaku CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang