Ketiga.

80 9 0
                                    

Bel berbunyi membuat semua murid berhamburan keluar kelas, kecuali untuk Yeri dan Mark. Sebenarnya Yeri mau saja langsung keluar bersamaan dengan Doyeon dan Chaeyoung, tetapi Mark mencegahnya dengan alasan malas jika harus berjalan di lautan siswa. Tujuh menit sudah mereka keluar dari kelas, berjalan di koridor yang tidak terlalu ramai seperti tadi. Berjalan kearah parkiran motor lalu memakai helm sebagai pelindung, bukan takut ditilang oleh polisi. Jika kalian menanyakan dari mana helm tersebut, Mark yang sudah membawa dari pagi.

"Gan pelan-pelan aja ya, lumayan dingin," ucap Yeri dengan kedua tangan yang Ia silangkan.

"Pegangan jaket ku, Ca. Mau ngebut, soalnya udah mendung lagi." Yeri yang mendengar itu langsung memegang ujung jaket Mark. Memang hari ini cuaca sedang tidak menentu. Tadi hujan sehabis itu sangat panas, lalu baru saja ingin pulang ternyata cuaca mendung.

Tidak ada sepuluh menit mereka tempuh sampailah rumah Mark, dengan design minimalis. Mengucapkan salam lalu Yeri dipersilahkan duduk oleh Mark di sofa, sedangkan Mark sedang memanggil Bunda-nya. Saat Mark memanggil Bunda-nya, Yeri melihat keadaan rumah Mark. Terdapat beberapa foto termasuk anak laki-laki berumur 5 tahun dan beberapa kaligrafi ayat Al-Qur'an. Tak berselang lama, kini Bunda Mark sudah dihadapan Yeri.

"Assalamualaikum Tante, aku Carisa," ucap Yeri sambil tersenyum.

"Waalaikumsalam, nama mu bagus Ca. Oh ya ini minum ayo, tadi Tante bikinin." Kata Bunda Mark.

"Nda, masih punya jaket pas remaja gitu gak?" tanya Mark membuat Bundanya tertawa.

"Ya engga lah Re, udah Nda kasih ke sepupu mu juga. Emang buat apa?" tanya Bundanya balik dengan Mark.

"Itu Carisa tadi sedikit kena hujan, Nda." Yang disebut namanya melihat kearah pembicara.

"Eh, gak usah Tante. Ini udah kering kok," ucap Yeri dengan lembut.

"Kasih hoodie mu yang baru Re, kan Nda kemarin beliin itu, udah Nda cuci juga." Mark mengangguk langsung berjalan kearah kamar lalu mengambil hoodie yang baru saja dibelikan oleh Bundanya sekitar tiga hari yang lalu.

"Yang ini Nda?" tanya Mark menunjuki hoodienya dan diangguki oleh Bundanya. Bundanya lalu mengambil hoodie tersebut dan memberikan kepada Yeri.

"Beneran Tante gak usah, lagi pula sebentar doang ini,"

"Ambil Ca, nanti Tante marah sama kamu loh." Yeri melihat kearah Mark, seolah memberi pertanyaan dengan raut wajah. Mark yang tidak mengerti pun dia mendiami Yeri. Dengan berat hati kemudian Yeri mengambil hoodie Mark.

"Ayo sini Tante antar ke kamar mandi," ucap Bunda Mark sambil menggandeng tangan Yeri.

"Iya Tante, makasih ya, maaf Risa ngerepotin." Bunda Mark tersenyum lalu mengelus rambut hitam Yeri.

"Engga sama sekali, sana ganti bajunya. Tante ke kamar dulu, kalo Regan macem macem bilang Tante." Balas Bunda Mark lalu pergi kearah tangga.

Yeri masuk kedalam kamar mandi lalu mengganti baju seragam nya dengan hoodie yang diberi Mark. Selesai berganti baju Yeri keluar lalu ke arah ruang tamu. Melihat Mark lalu memanggilnya, "Regan,"

Yang di panggil hanya menengok, Yeri pun merentangkan kedua tangannya. Hoodie itu kebesaran untuk Yeri, tangannya tenggelam badannya pun juga. Mark tertawa melihat itu, Yeri sangat kecil menggunakan hoodie itu.

"Kecil banget kamu, Ca."

"Hoodie mu kebesaran Gan!" Ambek Yeri sambil memajukan bibinya.

"Udah jangan ngambek, ayo kerjain disini aja." Yeri pun hanya mengangguk, mendekati Mark kemudian duduk.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 28, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Carisa [LMH × KYR]Where stories live. Discover now