Chapter 2

61 12 9
                                    

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Beberapa hari kemudian...

Dua hari setelah kepergian Miyuki, kini Ryosuke sudah merasa jauh lebih tenang. Ia pun berusaha untuk tidak larut dalam kesedihannya. Bahkan hari ini ia sudah kembali bersekolah. Seperti biasa, sepulang sekolah ia dijemput oleh kakeknya. Setelah sampai di rumah, Ryosuke disambut oleh neneknya dan segera mengganti pakaiannya. Perjalanan hidupnya bersama ibu dan kakek neneknya secara tidak langsung memaksa dirinya menjadi jauh lebih dewasa dan mandiri dibandingkan anak-anak seusianya. Tidak pernah sekalipun ia menolak. Dirinya pun tahu apa yang harus dilakukan sebelum orang lain memerintahnya. Ryosuke tahu bahwa setelah ibunya tiada, hanya kakek neneknya-lah yang akan mengurusnya. Ia sadar bahwa mereka sudah tua. Setidaknya ia tidak ingin menambah beban dengan menjadi anak yang manja.

Saat ketiganya sedang makan siang bersama, tidak seperti biasanya, tidak ada celotehan yang keluar dari mulut kecil Ryosuke. Ia hanya diam saja sambil terus memakan makanannya. Sampai akhirnya kakeknya pun berbicara. Peristiwa yang menimpa ibunya membuatnya tidak seceria dulu, namun juga ia tidak pernah menunjukkan kesedihannya. Seolah ia tengah menyembunyikan suasana hatinya dan tidak membiarkan siapapun mengetahuinya.

"Ryo-chan.." panggil kakeknya. Ryosuke hanya melihat wajah kakeknya tanpa menjawab.

"Ryo-chan sayang sama mama, kan?" tanya kakeknya.

"Iya Ryo sangat menyayangi mama. Kenapa jiisan bertanya seperti itu?"

"Begini Ryo-chan... mamamu... punya satu permintaan terakhir untuk Ryo-chan..." Kakek Ryosuke masih menggantungkan ucapannya. Ia merasa tidak sanggup untuk memberitahu permintaan Miyuki kepada Ryosuke.

"Ada apa, jiisan? Apa permintaan terakhir dari mama? Katakan saja, jiisan," ucap Ryosuke sambil mencoba mengatur napasnya agar suasana hatinya yang tidak karuan itu tidak diketahui oleh kakek dan neneknya. Untuk sesaat, ia merasa ragu dirinya tidak akan sanggup memenuhi permintaan mendiang ibunya. Di sisi lain, ia pun takut untuk mengetahuinya. Akan tetapi, hatinya tetap penasaran akan apa isi permintaan itu.

"Hmmm.. Ryo-chan, mamamu ingin kamu tinggal bersama papamu."

"Papa?" tanya Ryosuke sambil mengernyit. Ryosuke memang tahu ia memiliki papa, namun karena mamanya tidak pernah mau membahas tentang papanya, Ryosuke menjadi sedikit bingung. Kenapa mamanya menyuruh dia tinggal dengan papanya yang bahkan belum pernah ia temui sama sekali?

"Iya.. papa kandungmu, Ryo-chan. Bagaimana? Apa kau mau?" tanya kakeknya kembali.

Ryosuke terdiam sejenak. Lagi-lagi hatinya bergemuruh. Di dalam lubuk hatinya, ia tidak yakin apakah ayahnya akan menyayanginya, mengingat ia tidak pernah menjenguknya ataupun ibunya yang sakit parah. Di sisi lain, ia tidak ingin mengecewakan ibunya. Pada akhirnya, Ryosuke pun mengangguk.

"Baiklah, jiisan. Kalau itu bisa membuat mama bahagia, Ryo mau tinggal bersama papa," jawab Ryosuke dengan ekspresi yang datar. Walaupun dengan setengah hati, ia tidak mau menolak permohonan terakhir ibunya itu. Ia telah berjanji akan membuat ibunya selalu bahagia.

Kakeknya pun tersenyum dan berkata, "Kalau begitu kita besok ke rumah papamu ya, Ryo-chan." Ryosuke hanya mengangguk dan kembali menyantap makanannya tanpa ada senyum dan rasa senang ingin bertemu dengan papanya.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Daiki menatap anak laki-laki dihadapannya.

Anak ini sangat mirip denganku dan Miyuki. Kenapa kamu tidak pernah bilang kalau kamu mengandung anak kita, Miyuki? Kenapa kamu tidak bisa mempercayaiku? Kau tau... aku tidak akan berangkat melanjutkan study-ku jika saja aku tau kau hamil. Aku bisa menikahimu, batin Daiki.

My SonWhere stories live. Discover now