5; Toxic?

1.8K 240 27
                                    


































.
.
.
. . .

Perasaan sedih dan marah memenuhi isi hati dan pikiran jemira kali ini. Gadis yang sudah menyandang status sebagai istri tersebut merasa kecewa dengan apa saja yang baru ia dengar.

Jevano tidak menyangkal ataupun membela dirinya.

"sintya memang pacar aku. Dan revina tau itu" tangan besar dan berurat tipis si suami meraih tangan yang lebih kecil dari miliknya.

"kak rara tau?" bibir tipis jemira yang sedari tadi mengatup terbuka, menyela satu penjelasan suaminya.

"iya mereka saling kenal" jawab jevano dengan anggukan ringan. Matanya masih terfokus pada satu titik.

Menatap jemira yang menunduk dan menelan semua pertanyaan dalam pikirannya mentah-mentah.

"mungkin kedengeran aneh tapi memang kenyataannya. Aku memang memiliki banyak hubungan dengan wanita lain, dan revina tidak keberatan" jeda sebentar karena jevano sangat ingin menjelaskan semuanya secara terperinci.

"karena revina tau, dia satu-satunya yang akan aku bawa ke jenjang yang lebih serius" jevano mengakhiri ucapannya dengan mulus.

Yang kembali membuat jemira mengadahkan pengelihatannya, menatap kosong kearah jevano. "kenapa?"

"karena aku sama revina udah saling percaya, lagian aku sama yang lain cuma sebatas jalan biasa. Engga ada konteks lain"

Semakin jemira dengar penjelasan yang diberikan jevano, maka semakin pening rasa kepalanya.

"jadi itu alasan kakak sama kak rara bisa bertahan lama?" 

"iya kamu bener, itu alasan yang buat aku ga bisa lepas dari revina. Dia selalu ngerti dan perhatian sama aku disegala sisi"

"kakak harap kamu bisa nerima semuanya na. Setelah ini kakak harap kamu ga akan kaget lagi kalo ada yang bilang kalo mereka punya hubungan dengan ku" jevano kemudian melepas genggaman tangannya pada jemira.

Jevano berdiri dan beranjak dari sofa yang ditempatinya, sekilas tangannya mengusap pelan pucuk kepala jemira.

Sekarang jemira harus apa?

...

'kak, nana mampir kerumah mama hari ini. Sarapan sama baju kakak udah nana siapain'

Jevano mengambil sticky note yang tertempel di cermin kamar mandinya.

Setelah dibaca bibir jevano mengelakan sebuah nafas dengan kasar.

Tak ingin berlama-lama, jevano mulai membersihkan diri dan bersalin dengan pakaian yang sudah istrinya siapkan.

Sentuhan parfum menjadi akhir dari persiapannya pagi ini.

Tampan,

Begitu suara hati jevano saat dirinya bercermin sebelum benar-benar beranjak dari kamarnya.

Wajar bukan jika saat jevano masih belum mengikat siapapun dalam status pernikahan yang sakral, bermain dengan wanita-wanita yang tergoda dengan ketampanannya.


...

Berbeda dengan jevano yang merasa harinya biasa saja setelah mengakui salah satu kebiasaanya saat masih dalam satu hubungan dengan revina. Jemira merasa sebaliknya.

Banyak pemikiran aneh mulai menyusup dalam otaknya.

Mulai dari, kenapa kakaknya membiarkan jevano selingkuh secara terang-terangan. Bahkan kenal dengan beberapa wanita perebut pacarnya, bahkan ini tidak masuk dalam akal sehat jemira.

Dan yang terpenting, apa alasan revina meminta dirinya menikah dengan jevano.

Rasanya menangis saja kali ini tidak cukup. Rasa bingung dan keingin tahuannya sangat besar.

"kak rara, nana yakin pasti masih ada yang disembunyikan. Bantu nana untuk menemukan jawabannya ya kak"

Diusapnya pelan batu nisan milik mendiang kakaknya.

Pagi ini sebelum berkunjung kerumah orang tuanya, jemira menyempatkan diri berkunjung ke tempat peristirahatan kakak tersayangnya.







"jemira!"

Saat akan memasuki taxi yang dipesannya, jemira menoleh kearah suara yang memanggilnya.

Namun setelah melihat objek yang dipandang, alisnya menukik tajam dengan mata terpincing.




...

maaf aku baru sempat up, semoga kalian masih bisa ngefeel baca ff ini🤗

aku juga mau ngucapin terimakasih buat temen-temen yang udah mampir baca, vote dan juga komen disini. aku seneng ada yang baca ceritaku💚🙏

As Your Wife •NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang