Epilogue : "Semua Baik Baik Saja Sekarang"

Mulai dari awal
                                    

  "Terakhir, Hongjoong. Gimana gua gambarin dia? Gua gatau alias bingung. Kesan pertama itu seakan gua bisa langsung percaya ama dia padahal baru ketemu. Joongie itu punya senyum yang manis, andai aja dia mau lebih sering senyum. Kalimat The one who holds the prettiest smile, carrying it's past heartaches cocok banget kayaknya. Keberadaannya dikutuk oleh keluarganya sendiri, kalaupun dia keliatan ga peduli, gua cukup yakin gimana keadaan hatinya setiap kepikiran itu. Tapi sekarang gapapa, gua yakin dia gapapa sekarang, dia udah tau apa yang harus dia lakuin sekarang. Makanya gua bangga banget punya saudara kayak dia."

  "Tentang bangga, itu berlaku untuk semuanya, oke? Gua ga yakin kalian ngerasain hal yang sama kayak gua setelah semua ini. Tapi nggak apa apa, semuanya udah nggak apa apa, kalian bakal baik baik aja. Berapa kali lagi gua harus ngomong kalimat itu? Gua gatau karena sebisa mungkin gua pingin kalian tau kalo kalian udah nggak apa apa sekarang."
  
 
    Seonghwa mengusap matanya yang basah, dia tertawa kecil di tengah tangisnya.
  
 
  "Walau itu kebohongan, gua pingin denger kalimat 'selamat datang' pas gua bilang 'aku pulang'. Walau kebohongan, gua pingin seseorang bilang kalo gua ga sendirian, kalo mereka ada di samping gua. Tapi gua nggak berhak lagi ngarepin itu, kan? Selamat, karena telah memenangkannya.. tetaplah seperti ini, sayangi aku dan katakan kalau kalian menyayangiku.. tetep tersenyum karena kalian berhak mendapatkannya.."

  "Dari tempat yang jauh, gua titipin berjuta rindu gua ke kalian pada bintang dan purnama. Satu harap gua setiap waktu, gua pingin dunia tau, kalo cerita antara Zahuwirya itu pernah ada, pernah terukir cantik pada lintas masa katulistiwa yang akan terus terkenang hingga batas yang Tuhan tetapkan pada hamba hambanya."

  "Memiliki kalian adalah anugrah, dan gua udah sia siain anugrah itu karena ego dan keserakahan.. tapi, kumohon percayalah, jika rasa sayang gua ga akan berubah, kemarin, hari ini, besok... Ketika kalian bangun besok, Seonghwa Zahuwirya telah meninggalkan pijakannya dan hanya menyisakan sebuah kisah yang gua harap ga bakal luntur oleh waktu."

  "Selamat tinggal. Tetaplah bahagia, karena galaksi akan menyelimuti kalian dengan cahaya cantiknya. Siapapun yang terlibat dengan kasus lintas waktu ini, adalah bintang di angkasa luas, dan gua gabakal berhenti mengaguminya."

  "Thanks for being my Aurora."

 
  
*
  
  
  
    Sebuket bunga Aster Moonbin letakkan di atas makam Seonghwa. Hidungnya memerah karena terlalu banyak menangis, Juyeon yang berjongkok di depannya membersihkan makam menertawakannya.

  "Lu kek badut di film IT." Tawa Juyeon.

  "Lu kek monyet di film Dora." Balas Moonbin mengusap mukanya yang panas.

  "Kalian kek kek sapi di kandang." Tambah Jungwoo.

    Hongjoong diem aja, dia lagi dalam keadaan yang emosional. Setelah acara ziarah dan membersihkan makam Seonghwa selesai, mereka berempat berdiri di depan makam menatap makam itu dengan ekspresi wajah lega. Entahlah, rasanya semua udah kembali pada tempatnya, dan itu lebih dari cukup.

  "Gua udah pikirin." Ucap Hongjoong.

  "Apa?" Tanya Jungwoo, Moonbin, Juyeon bersamaan.

  "Gambaran Seonghwa tentu saja, A beautiful smile, hides the saddest story. Sampai kapanpun Seonghwa bakal jadi pendongeng paling luar biasa bagi gua. Jelas, itu semua berawal dari pengalamannya." Jelas Hongjoong.

    Jungwoo mengangguk sambil tersenyum, menggandeng tangan Hongjoong dan Moonbin di masing masing sisi tubuhnya. "Mereka di hari esok akan sulit mempercayai bahwa sesuatu yang menakjubkan ini pernah ada dalam darah dan daging, serta berjalan di atas muka bumi. Karena itu berjanjilah jika tak akan ada lagi yang terlupakan."

[✔] Klub 513 | Hidden Chapter | : Hwa! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang