Siswa itupun kemudian menyeret Kae menuju cafe dan mendorongnya hingga jatuh tersungkur di tengah cafe tersebut. Seluruh siswa disana pun menertawakan dirinya dan melemparinya dengan segala jenis sisa makanan. Seperti sisa daging, potongan tomat, potongan selada, ada yang menuangkan sisa minumannya.

"HAHAHAHAHAHAHA" terdengar tawa mereka yang terdengar senang ketika melemparkan sisa makanan dan menuangkan sisa minuman mereka.

Tak lama kemudian Juri datang bersama Ren dan Hokuto.

"D4! D4! D4! D4!" seru seluruh siswa yang ada disana sambil menepuk tangan mereka kecuali Kae.

Juri pun berlutut di hadapan Kae dan mencengkeram dagunya.

"Ini balasan karena kau sudah menjatuhkan Tanaka Juri di hadapan KishiHira" ucap Juri dengan kesal.

Juri pun menghempaskan Kae dan mendudukkan dirinya di kursi yang memang sudah disiapkan untuk D4.

"Lakukan apa saja yang kalian inginkan" ujar Juri sambil menyilangkan kedua kakinya.

Para siswa itu melanjutkan aktivitas mereka mengintimidasi Kae. Ada juga yang menempelkan kertas dengan tulisan "Aku wanita murahan" "i'm not virgin" di punggung Kae.

"Minatozaki" panggil sebuah suara yang membuat para siswa itu menghentikan aktivitas mereka.

"Sepertinya pangeran berkuda putih sudah datang" bisik Hokuto pada Ren.

"Omoshiroi... Sepertinya kita akan menyaksikan pertarungan antara singa dan harimau" Ren tersenyum lebar sambil melihat siswa yang baru datang itu yang tak lain adalah Kaito, sahabat mereka.

"Minatozaki... Isis adalah ibu Horus, dia juga saudara sekaligus istri dari Raja Para Dewa, Osiris. Sedangkan Amos itu paman Sadie dan Carter" Kaito tersenyum kearah Kae. Ia kemudian menatap semua siswa yang ada disana satu persatu. "Aku sedang bicara dengan Minatozaki, tidak bisakah kalian bubar?"

Kaito berdiri di depan kamar mandi perempuan sambil bersandar di dinding dan melipat kedua tangannya di depan dada. Tak lama kemudian Kae keluar dengan rambut basah yang terurai dan mengenakan jaket jeans milik Kaito. Jas hitamnya sudah dikirim ke penatu oleh Kaito karena kotor.

"Apa tidak apa apa aku tidak memakai jas?" tanya Kae kepada Kaito yang tak henti hentinya memandang dirinya semenjak keluar dari kamar mandi.

"Daijoubu yo" jawab Kaito sambil tersenyum. "Ano... Rambutmu sedikit coklat..."

"Hm?" Kae sedikit membelalakan matanya namun masih tersenyum lebar. "Shimatta! Aku lupa kalau ini..." batinnya.

***

Sudah lebih dari 1 minggu Kae menjadi bahan perundungan siswa Tomio, walaupun begitu Kae tetap berangkat ke sekolah dan menjalani hari harinya seperti biasa seakan tidak terjadi apa apa. Ia tetap bertahan di Tomio karena perintah dari  ayahnya agar dia tetap bertahan di Tomio apapun yang terjadi.

Seperti yang telah terjadi seminggu ini, selama Misaki sedang ada di Tokyo bersama kakaknya maka Kae terpaksa makan siang sendirian di mejanya. Meja yang biasa ia dan Misaki tempati adalah kursi yang sudah diklaim milik KishiHira, jadi tidak ada selain mereka berempat yang berani menempatinya juga tidak akan ada yang mengusir Kae dari sana.

"Yo Minato!" sapa Sho sambil membawa makanannya dan duduk di depan Kae.

"Sho senpai? Kau tidak ikut Kishi nii?" tanya Kae yang terkejut dengan kedatangan Sho yang tiba tiba.

"Sebenarnya aku sedang menyelesaikan masalah di Downtown seminggu ini" jelas Sho sambil menyantap pizza yang dibawanya.

"Sou ka... Apa masalahnya sudah selesai?"

"Semuanya sudah selesai dengan mudah di tangan Hirano" ujar Sho sambil membanggakan dirinya. "Oiya Minato chan, kenapa kau membawa bekal? Padahal kau kan bisa mengambil makanan dengan gratis" tanya Sho asal dan membuat beberapa siswa menoleh ke arah mereka.

Kae langsung melemparkan tatapan yang tajam kepada Sho. "Haha senpai bicara apa kau ini, yang bisa mengambil makanan dengan gratis kan mereka yang memberikan donasi" jawab Kae sambil memberi tanda kepada Sho agar tidak lagi membahas soal donasi yang masuk atas nama dirinya. Memang selain dirinya, Misaki dan Kakaknya, Sho juga mengetahui perihal donasi itu.

"Oh iya ya... Aku lupaー" salah seorang siswa laki laki yang tadinya duduk tak jauh dari mereka tiba tiba datang dan mengambil kotak makan Kae kemudian membuangnya.

"Hey!/Oi!" seru Sho dan Kae bersamaan.

"Berani beraninya kau melemparkan tatapan seperti itu kepada Hirano senpai!" ucap siswa itu sambil menarik Kae dan menghempaskannya ke tengah tengah siswa yang sedang berkerumun.

"Lihatlah! Misaki san tidak ada kini dia mau mendekati Hirano senpai" teriak Yuriko sambil berkacak pinggang di hadapan Kae.

Ketika siswa yang tadi menarik tangan Kae hendak menuangkan sisa minumannya kepada Kae, Sho tiba tiba menarik dan memeluk Kae lalu menendang siswa itu dengan keras.

"Selama ada aku, tidak ada yang boleh macam macam dengan Minato!" seru Sho sambil memeluk Kae dan menatap mereka semua satu persatu dengan tajam.

"Tapi senpai dia mendapatkan Red Note" protes Yumeko yang berdiri di belakang Yuriko.

"Iya senpai, siapapun yang mendapat Red Note akan menjadi bahan bullying Tomio" lanjut Ayaka.

"Aku tau itu" Sho menyipitkan matanya kearah mereka bertiga. "Kalian lupa siapa aku? Aku adalah Sho Hirano! Raja dari Tomio Gakuen! Dan Minatozaki berada di bawah perlindunganku! Siapapun yang melawan akan kupastikan keluar dari Tomio Gakuen! SEKARANG JUGA!" bentak Sho dan membuat para siswa disana ketakutan. Memang selain D4 KishiHira juga sangatlah ditakuti di Tomio.

"Kenapa masih disini?! Cepat bubar!" bentak Sho lagi, kali ini para siswa disana langsung menurutinya dan memilih melanjutkan kegiatan mereka daripada mendapatkan hukuman dari senior yang paling mereka takuti.

Ren dan Hokuto yang dari tadi memperhatikan dari lantai atas hanya tersenyum.

"Sayang sekali Juri hari ini tidak datang atau dia akan terbakar melihatnya" ujar Hokuto.

"Gadis yang sangat baik tapi misterius itu ternyata banyak juga yang menyukainya" kata Ren sambil bersandar di pagar pembatas.

"Sebenarnya dia tidak se misterius itu" sahut Kaito yang tengah duduk di jendela sambil membaca novelnya. "Hanya saja kalian yang selalu melihatnya dari jauh, jika kalian melihat dari dekat kalian akan mengetahui banyak hal tentang dirinya... Termasuk kau Hokuto" lanjutnya sambil menutup buku novel yang dibacanya dan menunjuk Hokuto dengan buku di tangannya.

"Huh! Memangnya untuk apa mengetahui hal kecil tentangnya, tidak penting" sanggah Hokuto sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Mengetahui hal kecil tentangnya...? Itu berarti bisa menemukan jawaban siapa dirinya yang sebenarnya?" tanya Ren sambil menatap Kaito. Sedangkan yang ditanya hanya mengangguk.
"Hokuto kau ini benar benar bodoh ya" lanjut Ren sambil mendorong Hokuto pelan.

"Hanya karena kau selalu menang olimpiade dan menjadi ranking 1 jangan seenaknya mengataiku bodoh!" protes Hokuto sambil menatap Ren tajam dan menautkan alisnya.

"Aku tahu" Kaito menganggukkan kepalanya. "Sebenarnya kalian penasaran dan tertarik padanya... Hanya saja kalian malu untuk mengakuinya" ujar Kaito yang kemudian meninggalkan kedua sahabatnya.

















Bersambung~

Overflow [On-Hold]Where stories live. Discover now