Tak Sengaja Bertemu

3 0 0
                                    

Biarkanlah hujan basahi tubuh ini yang sudah kehilangan arah. Biarlah hujan ini menjadi teman di kala sendiri. Hari yang kelam masih saja sama. Nadin itu namaku. Terkadang ada yang memanggilku dengan sebutan Nad. Aku adalah anak tunggal dari ibu dan bapakku.
Waktunya melepas masa SMA pun telah tiba. Aku sudah mendaftar ke jenjang pe didikan yang lebih tinggi yaitu berkuliah. Aku berkuliah di salah satu Universitas terkenal di Bandung. Rumahku pun tidak begitu jauh dari Kampus tersebut. Aku mengambil Jurusan Bahasa Indonesia.
Yahh pikirku akan lebih mudah mempelajari Bahasa Ibu Negara Indonesia.
Tiba waktunya aku mengikuti ujian masuk dan dinyatakan lolos oleh panitia Penerimaan Mahasiswa Baru. Ujian yang aku ikuti adalah Tes Pengetahuan dan Wawancara. Hasilnya 3 hari setelah melaksanakan ujian.
Tentunya sangat senang mendengar ketika mendengar pengumuman bahwa aku lolos ujian.
Setelah 1 bulan lamanya aku berdiam diri di rumah, tiba waktunya untuk mengikuti orientasi pengenalan kehidupan kampus yang dilaksanakan selama 2 hari. Semua mahasiswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Aku berada di kelompok ke-5 karena pembagian kelompoknya berdasarkan gelombang pendaftaran. Aku berkenalan dengan salah satu teman kelompok namanya Tifany. Teman pertama pada saat ospek. "Hai, aku Tifany" sapa Tifany kepadaku. Sambil tersenyum tifany mengulurkan tangannya untuk berkenalan, "Hay, aku Nadin". Setelah perkenalan yang tidak di sangka itu sampai sekarang, aku dan tifany menjdi sahabat. Tiba saatnya menunjuk salah satu perwakilan kelompok untuk menjadi ketua Kelompok. Ada seorang laki-laki yang menawarkan diri menjadi ketua. Namanya Rino. Setelah pemilihan setiap ketua kelompok mendata nama-nama anggotanya. Rino meminta bantuan ku untuk mendata Anggota kelompok 5. Karena kebetulan aku yang berada di barisan depan, bersampingan dengan Tifany. "Hey nama kamu siapa? Boleh minta tolong enggak?" Tanya Rino padaku. "Aku Nadin. Minta tolong apa?" Aku menjawabnya dan bertanya kenapa dia meminta tolong. "Tolong data anggota kelompok 5 ya. Nama lengkap, nama sapaan/panggilan sama alamatnya". Eh iya jangan lupa hobbynya juga di data ya". Sambungnya. "Oh iya baik. Akan saya data teman-teman kelompok 5". Jawabku. Kemudian aku di bantu Tifany me data teman-teman kelompok 5 sesuai dengan apa yang tadi di sebutkan oleh Rino. "Jangan lupa nanti diketik dan di print out ya. Jumlahnya 15. Besok dibagikan ke setiap 2 orang mendapatkan 1 kertas untuk melihat nama teman-teman satu kelompoknya". Rino mengingatkan untuk data yang sudah aku tulis untuk dibagikan besok paginya di ospek hari kedua. Karena akan ada game seru untuk dapat menghafal nama teman satu kelompok. "Siap Rino, besok aku langsung bagikan ke teman-teman semua untuk di hafalkan. Setelah pulang dari gedung tempat ospek aku melanjutkan membuat data yang tadi di pesankan Rino.

Hari ini, merupakan hari kedua ospek. Setelah sampai tempat ospek, aku bersama tifany memberikannya kepada ketua kelompok yaitu rino. "Rino, ini data yang kemaren udah aku selesaiin" (sambil menyerahkan kertas yang berisi data kelompok).  "Makasih ya". Setelah datanya di terima aku dan tifany pergi dan mengobrol dengan teman-teman kelompok. Selang beberapa menit kemudian ospek dimulai. "Oke, untuk ketua kelompok tolong kondisikan teman-temannya ya". Kata kakak pendamping kelompokku. "Siap kak". Jawab ketua kelompok. 2 jam berlalu selama proses bimbingan dan arahan dari Dosen-dosen di kampus dan juga mahasiswa exchange yang keluar negeri. Saatnya untuk beristirahat yaitu setiap kelompok masing-masing duduk membentuk lingkaran dan masing-masing ketua kelompok bersama beberapa teman mengambil makanan yang akan di bagikan kepada kami semua. "Keren banget ya kakak itu tadi, bisa sampai keluar negeri dengan ilmu yang ia dapatkan". Ucapku ke Fany yang adalah Tifany teman sekaligus sahabat dekatku. "Iya yaa, kok bisa yaa sekeren itu, pertukaran pelajar keluar negeri". Sambil membayangkan betapa senangnya bisa berkenalan dengan kakak tingkat itu. Dengan bangganya Tifany menimpaliku. "Awas kamu pasti mikir yang enggak-enggak kan. Hahahhaha". Tifany dan aku seketika langsung tertawa berbarengan.

Dua hari yang sangat berkesan untukku dan Tifany karena saat ospek bisa saling mengenal dan bisa merasa memiliki teman dan sahabat dekat seperti sekarang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 18, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dia PergiWhere stories live. Discover now