Ch.1

47.4K 3.4K 168
                                    

Tara POV

'Ugh!.. kepalaku sakit!'

Perlahan ku mulai membuka mataku. Samar melihat atap kayu yang tidak aku kenali. Mataku menyipit membiasakan dengan cahaya.

'I-ini di mana? Rumah sakit? Bukan. Tidak ada rumah sakit beratap kayu seperti itu. Lalu?. Cih, sial. Tubuhku tidak bisa bergerak!' Batinku kesal, berusaha untuk menggerakkan tubuhku. Perlahan tapi pasti, aku mulai menggerakkan kedua tanganku.

'Berhasil! Dan.. tunggu, kenapa tanganku mengecil?!'

Aku berusaha bangkit. Duh, rasanya tulangku mau patah saking kakunya! Kalian tahu? Rasanya seperti kemarin berolah raga berat setelah itu bangun-bangun sendi-sendi tulang bunyi.

Setelah tubuhku benar-benar terduduk, aku mengangkat kedua tanganku dan memandanginya. Kecil!. Lah, ini mah tangan bocil!.

Aku beralih memandang kakiku yang pendek. Yang benar saja. Ini benar-benar aneh. Aku menatap sekitar, tidak pernah lihat tempat ini. Aku melihat sebuah cermin di sudut ruangan.

'Okey, pertama tenang dulu Naomi. kita lihat penampilanmu di cermin'

Aku memaksa kakiku untuk bergerak. Kaku banget ni kaki. Perlahan, aku turun dari kasur, dengan hati-hati pastinya. Melihat kakiku yang kini mengecil. Dengan susah payah aku turun dari kasur. Lalu berjalan mendekati cermin besar di sudut ruangan.

Gila! Benar-benar gila!. Muncul banyangan sosok anak kecil cermin. Cantik. Iya cantik, loli lagi. Beneran. Rambut silver beserta manik hijau Emerald dengan tubuh mungil. Tapi kenapa malah muncul loli?

'Sebentar, tenang.. mungkin ni cermin butuh sinyal. Belum konek pasti'

Aku mencerna semua kejadian aneh ini, okey. Sekarang aku sedikit panik. Aku mengingat kalau aku tertabrak sebuah mobil dan terluka parah!. Bahkan rasa sakit di sekujur tubuhku waktu itu masih samar-samar terasa. Aku memandangi kembali cermin yang menampilkan bayangan loli itu.

Aku pegang kedua pipiku, bayangan cermin ikut-ikutan. Aku pegang dahi, eh masih ikut. Okey, sekarang aku panik beneran.

"Ugh.. KENAPA BEGINI?!" Teriakku kencang sampe gendang telinga yang mendengar pecah.

'Gila, gila, gila, gila!!!' Batinku panik. Gimana ga panik coba. Bangun-bangun di rumah orang, tubuh beda lagi, kan serem.

Tak lama, ku dengar langkah kaki di luar ruangan. Aku ga sanggup, aku terduduk lemas kebanyakan shok, eh.. syok karena kejadian ini. Seseorang tiba-tiba mendobrak pintu ruangan.

BRAK!!

'Kaget aku mak!' Bantin ku terperanjat kaget, sontak melihat dari arah pintu. Satu orang muncul, tidak, dua orang muncul dengan nafas terengah-engah seperti habis lari keliling kampung pak rt. Mereka siapa btw?

"Apa yang ter-" Salah satu orang tidak melanjutkan ucapannya dengan wajah kaget melihatku terduduk di depan cermin.

Siapa mereka? Orang satu seorang pria berusia dua puluh lebih. Dia memiliki rambut warna hitam sehitam malam dan mata hijau emerald yang berkilau. Okey, aku akui dia sangat tampan.

Skip, yang satu lagi, seorang wanita berusia dua puluh tahun lebih, warna rambut silver dengan manik biru langit. Duh, dia manusia atau dewi? Dia sangat cantik.

Wanita itu melangkah mendekatiku. Dia berlutut langsung menarik tubuhku kedalam pelukannya. Hangat. Wanita itu menangis saat memelukku. Dia kemudian melepaskan pelukannya. Dan memandangku dengan perasaan lega.

"Syukurlah kau baik-baik saja, Ra"

'apa? Aku tidak tahu apa yang dia bicarakan?! Gawat!"

Heroin Of Emores 【END - TERBIT】Where stories live. Discover now