MD : Gajadi Cerai.

2.5K 272 5
                                    

Selamat membaca:)
.
.

Prilly menatap Ali terkejut, "mas?" gumamnya seolah-olah bertanya "kenapa?".

Ali ikut menatap Prilly, wajahnya memohon tapi Prilly tidak mengerti akan itu. Ali hanya tidak mau kalau Prilly terus-terusan disakiti oleh suaminya.

"Ga ada! 10 M buat hari ini atau ga ada sama sekali!" Andra mencengkram pergelangan tangan Prilly dengan kuat, sedikit menimbulkan garis merah disana.

"Mas-" rintih Prilly mencoba melepaskan.

"Oke, saya transfer nanti." Ali melepaskan cengkraman tangan Andra, manarik Prilly menjauh dari suami kasarnya itu.

"BALIK JANGAN LUPA, LO!"

"Kamu gapapa?"

Prilly menggeleng, menahan air matanya agar tidak tumpah. Ia ingin marah saat Ali mengatakan Andra harus menceraikannya, tapi Prilly sungkan.

"Maaf ya ga bisa lepasin kamu dari Andra."

"Maksud mas apa?"

"Han udah cerita. Aku janji bakal lebih usaha lagi."

"Ga mas, aku ga mau cerai sama mas Andra."

"Ta-"

"Udah mas lupain." Ali menghela nafas, menatap Prilly dengan sendu. Kenapa Prilly tidak mau berpisah dari laki-laki seperti Andra?

Han turun dari gendongan Ali, berlari memeluk Ella yang tersenyum kearahnya. "Maafin Han telat, Ella."

"Ihhh nangis!!!" Ella memekik, wajahnya meledek Han dengan terkekeh. "Han cengenggg!"

Ali menatap Prilly yang berjalan mendekat pada Ella, lalu menarik tangannya agar kembali berbalik kearahnya.

Srettt

Dalam sekali tarikan Prilly merangkul pinggang Ali. Keduanya saling berpandangan dengan posisi yang begitu ekhem.

"Maaf mas," gumam Prilly menjauhkan diri.

Ali mengulum senyum, menarik Prilly agar duduk dikursi taman yang aga jauh dari tempat pesta. "Tangan kamu gapapa kan?" tanyanya dengan memperhatikan lekat-lekat tangan mulus Prilly.

Prilly terdiam, "ga-gapapa ko mas."

"Ini sih pasti sakit," cup. Karena begitu khawatir akhirnya tanpa sadar Ali mencium luka memar yang ada dipergelangan tangan Prilly.

"Mas gausah gitu-"

"Maaf Prill, aku-aku cuma khawatir."

Seketika Prilly melamun, ia malah teringat dan memikirkan permintaan suaminya pada Ali. Suaminya tega menukar Prilly dengan uang. Saat itu kenapa suaminya tidak merasa sama sekali direndahkan oleh Ali? Tapi marah dan merasa direndahkan saat ia ikut membantu mencari uang.

"Ko malah ngelamun?"

"Engh ga mas."

"Ella seneng kamu ada, jadi aku mohon tersenyumlah untuk Ella." Ali menarik wajah Prilly agar menatapnya, menarik sudut bibir Prilly keatas agar wanita itu tersenyum. "Cantik."

"Maaf mas aku ke Ella dulu," Prilly beranjak pergi dengan pipi memerah bak kepiting rebus. Prilly fikir Ali tidak melihat? Laki-laki itu malah sedang terkekeh karena menyaksikan itu.

Benar-benar seperti sedang jatuh cinta lagi.

"Apapun untuk mendapatkan dia."

"Untuk apa aku merasa berdosa? Bukankah bagus menarik Prilly dari iblis berwujud suami seperti Andra?"

***

Ella tersenyum riang saat melihat Prilly menghampirinya. "Tanteeee!" pekiknya berlari.

"Aaaa Ella... Happy Birthday cantik, Wish you all the best yaaa!" Prilly mengecup kedua pipi Ella, meninggalkan noda lipstik bekas bibir Prilly.

"Makasih tante!"

Acara dimulai...

Semua tetangga hadir disini, keluarga besar Ali maupun Sisy dan Anak-anak dari karyawan Ali. Ella belum sekolah, jadi wajar jika ia belum punya teman.

Saat memotong kue, potongan pertama sudah pasti untuk Ali. Potongan kedua untuk Ressi dan potongan ketiga untuk Prilly.

Keluarga Sisy yang hanya ada kakak dan adik Sisy terkejut menyaksikan itu. "Apa Ali menikah lagi? Tapi kenapa tidak ada kabar?"

"Kak Ali udah nikah?"

Itulah pikiran keduanya.

Saat acara selesai, kakak Sisy -Salsa- dan adik Sisy -Seren- menghampiri Ali yang tengah tertawa bersama Ella.

Entah kenapa melihat Seren datang, Ella malah berlari menuju Ressi. Seren nampak mendengus tidak suka melihat itu.

"Eh Ella jangan ganggu omah!" pekik Ali belum menyadari kehadiran Seren dan Salsa.

"Kak?" Seren bergumam membuat Ali menoleh dan menatapnya.

"Eh Ser, kak Sal, sama siapa kesini?"

"Berempat aja sama dede Alesa sama suami." sahut Salsa tersenyum.

Salsa memang sudah menikah, tapi baru-baru kemarin memiliki anak. Sementara Seren, gadis itu baru masuk kuliah.

"Kakak nikah lagi?" tanya Seren to the point.

Ali terkekeh kecil, "engga. Itu yang tadi Ella suapin kue, baby sisternya." bukan hanya mereka yang bertanya, karyawan-karyawan kantornya pun banyak yang bertanya begitu. Jadi Ali sudah tau kenapa Seren bertanya seperti itu.

"Ohh, tapi cantik ya Li. Cocok juga buat jadi pengganti Sisy." sahut Salsa tertawa kecil, dan saat melihat raut wajah Seren, Salsa kembali terdiam.

Ali tertawa, "mau langsung pulang apa mampir dulu kerumah? Mana baby Alesa sama a Aldinya?"

"Baby Alesa tidur daritadi, jadi a Aldi ikut tidur dimobil. Kita mau pulang aja, kasian bunda ga ada yang jagain di Bandung."

"Oh iya kalau gitu, makasih ya kak udah nyempetin hadir."

"Iya Li, pulang dulu yaa..."

"Hati-hati!"

"Aku kira setelah Kak Sisy meninggal, Kak Ali mau nikah sama aku. Pokoknya aku harus paksa bunda."

.
.
-bersambung.

UDAHLAH LANGSUN KOMPLIK AJA:( Btw klo Prilly bilang gmw jangan dipaksaaaa:(

Mas Duda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang