secret 17

2.4K 269 18
                                    

Haechan berjalan menuruni tangga dengan tatapan kosong, bahkan langkahnya pun terlihat tidak seimbang, berbarengan dengan air matanya yang terus terjatuh tanpa permisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan berjalan menuruni tangga dengan tatapan kosong, bahkan langkahnya pun terlihat tidak seimbang, berbarengan dengan air matanya yang terus terjatuh tanpa permisi. Berjongkok didepan peti yang terbuka, yang didalamnya terdapat orang yang sangat dia cintai, orang yang paling mengerti tentang hidupnya, orang yang tidak pernah memarahinya, orang yang telah membesarkan nya seorang diri, dan cinta pertamanya, terbaring tak berdaya dalam sebuah peti mati, itu ayahnya, akan kuulangi lagi, orang yang berada dalam peti mati itu adalah Kim Jongin ayahnya Kim Haechan .

Apakah Haechan sedang bermimpi buruk?, tolong bangunkan Haechan jika ini memang mimpi buruknya. Sekarang dia terlihat begitu menyedihkan.

Haechan memastikan semuanya, menyentuh ayahnya dengan tangan bergetar isakannya mulai terdengar pilu, saat merasakan kulit dingin sang ayah ditelapak tangannya membuat isakannya semakin keras, matanya terpejam dan Haechan terduduk dilantai mahal rumahnya dengan kepala yang tertumpu pada pinggir peti, itu nyata. Haechan menangis meraung menghadapi kenyataan pahit yang tengah dihadapinya.

Kesalahan apa yang telah Haechan lakukan dimasalalu hingga hidupnya, perlahan berantakan. Pertama Haechan harus merelakan orang yang dia sayangi dengan wanita lain, dan sekarang ayahnya, tidak Haechan tidak terima, untuk kali ini dia tidak terima.

Pada siapa Haechan akan mengadu jika ayahnya pergi, pada siapa lagi Haechan harus berkeluh kesah, dan pada siapa lagi Haechan harus bermanja, ayahnya adalah satu-satunya orang paling berharga dalam hidupnya, dia ayah sekaligus ibu untuknya. Tuhan tolong bantu Haechan yang sedang tidak berdaya itu.

"Berhenti menangis seperti itu, ayahmu masih hidup."

Haechan mendongak kan kepalanya menatap orang didepannya dengan pipi chubby nya yang dipenuhi dengan air mata.

"Ta-pi paman junmyeon, tangan papah terasa dingin." Katanya dengan suara yang sangat lirih, kentara jika Haechan sedang tidak baik-baik saja.

Junmyeon menyeringai lalu berjongkok dihadapan Haechan, mencengkram pipi Haechan dengan kuat, menatap sengit tepat dihazel milik Haechan.

Haechan meringis kesakitan karena cengkraman yang ditimbulkan oleh junmyeon.

"Ayahmu masih hidup Haechan." Katanya dengan tersenyum aneh.

"Dia hanya sedang tidur, sepertinya aku terlalu banyak memberikan obat tidur yang dosisnya sangat tinggi."

"Kau mau tau apa alasanku memasukkan ayahmu kedalam peti mati itu, Haechan."

Haechan menggeleng pelan karena cengkraman junmyeon belum juga dilepaskan.

"Itu persiapan, jika kau membantahku maka ayahmu akan benar-benar mati."

Tubuh Haechan semakin menegang, apa yang dimaksud oleh junmyeon. Ketakutan dalam diri Haechan semakin menjadi-jadi, berusaha memundurkan tubuhnya dari junmyeon namun sayang cengkraman kuat pada wajahnya akan terasa lebih menyakitkan jika Haechan terus bergerak.

"Jangan mencoba untuk memberontak, atau ini akan lebih menyakitkan."

"Apa maksudmu paman, apa yang kau lakukan. Lepaskan aku, ini sakit hikss."Haechan mencekal lengan junmyeon yang masih mencengkram wajahnya, dengan berusaha mendorongnya.

Junmyeon tertawa lantang mendengar suara bergetar yang bercampur dengan ketakutan milik Haechan, kali ini dia benar-benar merasa menang.

"Diam dan turuti mauku, maka ayahmu akan tetap hidup."

Setelah mengatakan itu junmyeon menghempas kan cengkramannya hingga kepala Haechan menoleh kesamping. Lalu berdiri dan menatap kearah para budaknya.

"Tutup kembali peti itu."

Mata Haechan melotot mendengar perkataan Junmyeon, berusaha berdiri dan meronta.

"Tidak, apa yang kalian lakukan lepaskan papahku."

"Bawa gadis ini."

Kedua orang berbadan besar itu mencekal masing-masing lengan Haechan dan menggusur nya keluar dari rumah milik kediaman Kim itu.

"Lepaskan aku, papah bangunlah. Tidak jangan, kumohon paman. Lepaskan, kubilang lepaskan aku hikss lepaskan aku."Haechan terus meronta dan berteriak sekeras mungkin, tapi junmyeon tidak peduli.

"Paman kumohon. Aku berjanji akan melakukan apapun yang kau perintahkan, tapi tolong lepaskan aku dan papah."

"Paman kumohon hikss, papah tidak, kumohon bangunlah."

Teriakan, tangisan, rintihan dan permohonan  Haechan yang terdengar sangat pilu diseluruh ruangan rumah Kim Jongin terdengar begitu kentara, sedangkan sang ayah masih setia tertidur di sebuah peti mati, yang sudah tertutup rapat. Seakan tuli dengan permohonan Haechan junmyeon tetap melakukan aksinya. Bukankah junmyeon begitu kejam, dari apa yang dibayangkan.

Dan berakhirlah dengan Haechan dan Jongin yang dibawa oleh Choi Junmyeon, ntah kemana.

Haechan dan Jongin dikurung disebuah ruangan yang tak memiliki jendela satupun, sepertinya ruangan ini dibuat khusus untuk para tahanan seperti dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan dan Jongin dikurung disebuah ruangan yang tak memiliki jendela satupun, sepertinya ruangan ini dibuat khusus untuk para tahanan seperti dirinya. Bahkan jika dilihat-lihat, Haechan hanya menemukan sebuah lubang kecil yang ntah untuk apa fungsinya.

Haechan terduduk dilantai dengan sang ayah yang masih setia tertidur di pangkuannya. Junmyeon mengeluarkan Jongin dari peti mati dan memasukkan nya kesebuah ruangan bersama dengan anaknya.

"Mari membuat kesepakatan, Haechan-ah."

Haechan mendongakkan kepalanya, dengan bola mata yang bergulir resah.

"Apa yang kau inginkan." Tanya Haechan, dengan sisa keberaniannya.

"Keinginanku?"

Junmyeon mendekati Haechan lalu mensejajarkan tubuhnya dengan Haechan, menjambak rambut Haechan menariknya hingga kepala Haechan tertarik kebelakang.

"Ahk sa-kit, lepas."

"Keinginanku hanya satu, bunuh Mark tepat dihadapan ku."

Mata Haechan membelak tidak percaya, ada hubungan apa sebenarnya Mark dengan Junmyeon, dan kenapa Junmyeon melibatkan ayahnya dan dirinya.

"Tapi paman, apa hubungannya dengan Mark." Jawab Haechan dengan susah payah.

Haechan merintih kesakitan kala jambakan junmyeon semakin kuat.

"Karena aku memiliki dendam padanya, atas penghianatan yang telah dia lakukan."

"Dan yang paling penting, karena kau adalah umpan paling ampuh untuk menghancurkan Mark." Lanjutnya.

Haechan semakin dibuat tidak mengerti dengan apa yang junmyeon katakan, semuanya begitu sulit untuk Haechan cerna.

"Sebelum kesepakatan ini terjadi, lebih baik aku bercerita sedikit tentang Mark, agar kau tau siapa Mark sebenarnya."

Love The Killer [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang