Menghilang

18 11 3
                                    

Udara pantai terasa semakin dingin. Waktu telah menunjukan pukul 5 lewat 23 menit, tak terasa sebentar lagi malam akan tiba. Kino meminta teman-temannya untuk mengumpulkan kayu bakar di hutan. Udara malam di tepi pantai tentulah akan mampu membuat mereka menggigil kedinginan jika tak menghangatkan diri.

“Di mana sih mereka? Sudah mau jam 6 juga, malah belum  balik.” keluh Kino yang sedang duduk di depan tenda sambil memandang ke arah hutan.

Dari kejauhan, Kino melihat Aldi dan Geri keluar dari dalam hutan dengan membawa tumpukan ranting kering.

“Apa ini cukup?” tanya Aldi

“Yah itu cukup, di mana Bimo?” tanya Kino sembari melihat ke arah hutan.

“Bukannya dia balik duluan tadi.” jawab Aldi

“Sejak awal kita masuk ke hutan Bimo udah ngga bareng kita tuh.” sambung Geri.

“Masa sih, dari tadi aku nyiapin makanannya sendiri loh, Bimo ngga di sini.” ucap Kino dengan wajah bingung.

“Ehee…jangan bercanda dong.” balas Aldi yang menduga Kino dan Bimo sedang berusaha mengerjai mereka.

“Kalian yang jangan bercanda bisa ngga. Serius aku dari tadi sendirian di sini. Masa Bimo nyasar sih, ngga mungkin kan.” ucap Kino yang mulai khawatir.

“Ngga mungkin lah, orang tadi kita baru mau masuk ke dalam hutan dianya udah ngga ada.” kata Geri

“Nyasar di pulau sekecil ini ngga mungkin juga sih. Bimo lagi keliling pulau kali yah? Tuh anak ngga bilang-bilang lagi.” keluh Kino

“Kita tunggu aja, palingan bentar lagi muncul.” ucap Aldi yang kemudian merapikan tumpukan ranting yang di bawanya.

Udara terasa semakin dingin, Kino memutuskan untuk segera menyalakan api unggun. Mereka bertiga pun duduk melingkari api sambil menyantap makanan yang telah disiapkan oleh Kino. Sesekali Kino menengok ke dalam hutan, berharap Bimo segera kembali. Namun, hingga senja telah menampakan warna indahnya, Bimo tak kunjung muncul.

"Cari Bimo yuk! Ini tuh udah terlalu lama. Kita cari Bimo sekarang.” Kino yang tengah duduk menghangatkan diri di depan api unggun bangkit dan berjalan ke arah hutan dengan wajah khawatir.

Aldi dan Geri pun bangkit dan mengikuti langkah Kino. Mereka bertiga berjalan menyusuri hutan dan sesekali meneriaki nama Bimo. Langit merah, hembusan angin yang dingin, dan suara jangkrik yang kadang terdengar menemani perjalanan mereka.

“Ah…udah gelap lagi. Ada yang bawa senter ngga?” tanya Kino.

Aldi dan Geri menggelengkan kepala bersamaan. Mereka pun menyalakan lampu dari ponsel mereka masing-masing. Langit semakin gelap dan mereka tak kunjung menemukan Bimo.

“Eh…lihat tuh di sana.” Aldi menunjuk sebuah bangunan tua. “itu resort yang udah lama ngga kepake itu kan. Coba kita cek ke sana, siapa tahu Bimo ada di dalam.” sambung Aldi.

“Ngapain juga Bimo ke bangunan tua ngga kepake kaya gitu.” kata Geri

“Ayo, kita cek.” ucap Kino yang langsung berjalan ke arah bangunan tua tersebut.

Dahulu ada sebuah resort di pulau tersebut. Beberapa wisatawan asing juga sering menginap di sana. Tak ada yang mengetahui alasannya, namun resort tersebut pun tutup tak sampai dua bulan setelah dibuka dan beberapa rumor aneh mulai terdengar sejak saat itu.

Dari depan resort, Kino berteriak memanggil nama Bimo beberapa kali, namun tak ada jawaban sama sekali. Kino nampak ragu melangkahkan kakinya untuk memasuki resort yang gelap dan penuh debu itu.

“Jalan lagi aja, ngga mungkin Bimo ada di dalam. Dipanggil dari tadi juga ngga ada respon kan.” ucap Geri yang kemudian menarik tangan Kino untuk bergegas pergi.

“Tunggu…tunggu…” ucap Kino

“Kenapa?” tanya Geri

“Kok aku ngerasa ada sesuatu yang aneh dengan resort ini, seperti kita dipanggil untuk masuk ke dalam.” jawab Kino

“Jangan mulai aneh-aneh, ngomong apa coba? Ayo jalan, makin seram aja di sini.” ucap Geri yang semakin gelisah.

“Ehh…tapi tunggu…tunggu…” Kino melihat sekeliling dan menyadari sesuatu.

“Apa lagi? kita pergi aja dari sini bisa kan!” ucap Geri kesal.

“Aldi kemana?” tanya Kino

“Lah, bukannya tadi masih sama kita.” jawab Geri yang juga baru menyadari bahwa Aldi tak ada bersama mereka.

“Aldi…Aldi…” teriak Kino

“Aldi…jangan bercanda woi…” Geri juga ikut meneriaki nama Aldi

“Kapan dia perginya? Kok kita ngga ada yang nyadar?” Kino terlihat kebingungan.

“Ada yang ngga beres nih? Kita balik ke tenda aja sekarang.” ucap Geri

“Lalu Bimo sama Aldi gimana?” tanya Kino

“Lah…kaya yang lo bilang, pulau ini tuh kecil, ngga mungkin nyasar. Mending kita nunggu mereka balik di tenda aja.” jawab Geri.

“Ngga bisa, kalo mereka kenapa-napa gimana?” Kino masih tetap ingin mencari kedua temannya yang entah di mana itu.

“Terserah, gue balik duluan.” ucap Geri kesal yang kemudian berjalan pergi meninggalkan Kino yang masih berdiri diam di depan resort tak berpenghuni itu.

Apa yang harus kulakukan sekarang! keluh Kino dalam hatinya.

tbc...

Makasih readers...
Jangan lupa voment ya :>

Ada Yang Mengawasimu [End]Where stories live. Discover now