" Riyuu bersihkan dirimu dan ajak Care , Cale mandi bersamamu. " perintah Yunna . Mengeluarkan 6 set pakaian bersih , 2 set sepatu kulit dengan pola sederhana, selimut tebal , beberapa perlengkapan lainnya.

" kapan paman mempersiapkan semuanya." kejut Riyuu.

" itu pakaianku, karena tinggi kita sama kurasa itu pas untuk mu. Simpan itu di kamar mu dan cepat bersihkan dirimu dan anak-anak. " jelas Yunna, mengunakan celemek dan meraih pisau.

" heh... " naik kelantai 4 memilih kamar di ujung lorong dekat dengan Balkon.

Yunna menambah Balkon di Lantai 4 dan lantai 3 dengan cabang melebar untuk di jadikan tempat menjemur pakaian, balkon yang hanya ada di lantai 5 dibuat lebih luas untuk menikmati pemandangan tinggi.

Selagi yang lain sibuk dengan kegiatan mereka , Yunna dengan cepat membuat makan malam.
Dia mempersiapkan semuanya.

Meja makan dipenuhi dengan semua orang, Rasanya menyenangkan.

" Riyuu. Bagaimana dengan teman-temanmu?." ucap Yunna memulai pembicaraan.

Riyuu merespon dengan mulut penuh dan sikap acuh " kedua temanku mereka akan baik-baik saja, aku meminta mereka untuk berpura-pura, jika aku selamat aku berencana menemukan ketiga temanku yang lain, hanya ketiga temanku yang lain... Aku tidak mengetahui keberadaan mereka." ucapnya tenang dengan mulut penuh makanan. " karena itu..." dia terdiam saat mengingat kejadian dimana wajah putri sialan itu menertawakannya kejam saat dia jatuh kejurang. Menenangkan diri. Dia juga harus menyelamatkan teman-temannya

Menelan. " aku sudah memperkirakan ini akan terjadi karena bakatku. Tapi aku tidak mengira mereka akan bertindak begitu jauh." desahnya sedikit geram. " dengan alasan membasmi iblis.  Kami harus menyerang desa Beast. Yang mereka katakan sebagai pengikut iblis. " tambahnya.

" kami sebenarnya tidak mau, namun sejak kami terpanggil, pergerakan kami dibatasi meski kami bergerak bebas. " mengingat perlakukan yang dia terima berbeda dengan Kanae dan Tenma.

Yunna terdiam memikirkan beberapa hal dan memastikan sesuatu berjalan baik.
" hem... Kalau begitu kita akan mencari ketiga temanmu lebih dulu."

Riyuu pun tersadar dan mengangguk setuju.

" Yunna, maaf jika aku menyela. Apa kau pahlawan yang di panggil Sang Dewi kedunia ini?". Eryner terkejut dengan pembicaraan mereka..

Karena yang Eryner ketahui sihir pemanggil adalah sihir yang membutuhkan pengorbanan. Terlebih kekuatan itu membutuhkan bantuan Sang Dewi. Karena harus memanggil enam pahlawan dari dunia lain.

" aku bukan pahlawan. Mengingatnya saja membuatku mengutuk mereka." gerutu Yunna terlihat marah namun menahan umpatan saat Husky mengingatkannya melalui pikirannya.

" aku kebetulan adalah orang yang tidak sengaja terseret dalam hal lain" kerutnya diwajah. Terlihat masih ingin melampiaskan kemarahnya. " karena itu. Itu cukup sensitif bagiku. Karena semua telah terjadi maka kita lupakan untuk saat ini. " ucapnya. " saat ini kita harus menemukan ketiga temannya. Dan menyelamatkan yang lain" tambahnya.

" paman . Apa kau pikir kita bisa kembali kedunia kita?!" tanya Riyuu.

" itu tidak mungkin. Sihir pemanggil hanya mampu memanggilmu kedunia ini tapi tidak bisa mengembalikanmu keduniamu. Itu sama dengan keenam pahlawan sebelumnya dari 100 tahun lalu." jelas Eryner.

" apa?. Apa Itu artinya kami tidak bisa kembali.? Itu artinya kami ... Putri itu menipu kami... " kejutnya. Riyuu terlihat panik.

" itu artinya kami terjebak didunia ini. Dan itu semua perbuatan pengikut si jalang itu. Aku- hah. Saat ini pikirkan apa yang akan kita lakukan.  Terutama teman-temanmu". Desahnya.

" baiklah Paman. Tapi Paman,  ada yang aku ingin bicara denganmu" tatap Riyuu serius jelas dia ingin membiarkannya berdua saja.

" tentu,  aku juga harus membicarakan sesuatu." ucap Yunna. " sebaiknya kau beristirahat lebih dulu, besok kita akan membicarakan semuanya ". Tatapnya.

" baik paman." balas Riyuu menanggapi.

Selesai makan semua Yunna membawa Cale dan Care ke kamar mereka. Di lantai 4 . Kamar itu terdiri dari 2 tempat tidur dengan nakas ditengah tepat dibawah jendela. Cukup luas dengan beberapa dekorasi .

" kamar ini adalah kamar kalian dan katakan apa yang kalian butuhkan dan Lihat masing-masing tas ini, semua pakaian dan permen kalian ada didalamnya. Dan aku sudah memperluas ruang didalamnya. Kalian bisa menyimpan apapun yang kalian mau." menyerahkan tas kecil mungil pada masing-masing dari si kembar.

Itu tas penyimpanan yang dia beli untuk mereka. Yunna juga memerintahkan Husky untuk memperluas ruang penyimpanannya seperti juga tas penyimpanan miliknya.

" terima kasih... Tuan." ucap Care malu-malu. Cale hanya diam, terlihat sedikit pendiam dan pemalu.

" imut!!, tidak masalah, tapi mulai sekarang kalian bisa panggil aku Kakak ." senyum Yunna mengusap si kembar. " baiklah saatnya tidur " ucapnya.

Si kembar menurut dan pergi ketempat tidur.

Di lantai dua ruang perpustakaan.

" sepertinya aku harus memastikan semuanya berjalan dengan baik" gumamnya.

' Yunna, apa yang kau pikirkan?.' Husky yang berbaring disisi sofa, karpet bulu yang dibelikan Yunna sangat kontras dengan bulunya.

Yunna menatap jendela dan terlihat jelas pemandangan bagian kebunnya yang indah ditaburi bima sakti dilangit malam terlebih 3 bulan terlihat indah berjejer. Dari ukuran besar, sedang dan kecil.

Masih menatap luar jendela. " aku memikirkan beberapa hal. Husky , mereka diduniaku bahkan dunia ini. " renungnya.

' apa kau merindukan duniamu?' menatap Yunna.

" tidak dan ya!, aku hanya memikirkan Anak-anak yang terseret kedunia ini dan istri saudaraku yang mungkin akan merasa sedih." berpaling menatap Husky, wajahnya tersenyum sedih merasa bertanggung jawab atas keberadaan mereka.

" Husky, sebelum aku terpanggil, diduniaku. aku dikhianati oleh sahabat bodohku. Tapi tenang aku memberinya pelajaran. Heh" tawa dinginnya.

Husky hanya diam , dia juga berbagi kenangan dengan Yunna saat membuat Kontrak Familiar. Kehidupan Yunna didunia terlihat jelas dalam kenangan itu, dia tahu Yunna tidak sesederhana itu. Yunna adalah pria dewasa yang berkepala dingin, kemampuan dan bakatnya melebihi orang yang terpanggil 100 tahun lalu. Yunna bisa saja menghancurkan segalanya. Bahkan tidak mempercayai siapapun. Tapi dia tidak memperdulikannya, karena setiap tindakannya Memiliki pengaruh pada masa depan.

Yang dia lakukan memang tidak terlihat sekarang , tapi dampak itu akan dapat terlihat saat waktu berlalu. Tidak sekarang tetapi dimasa depan.

{Original Story }  Isekai to YunnaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant