Taeyong melihat ke bawah ketika sesuatu menabrak kakinya. Haera terhuyung-huyung.

Merasa mual, Jaehyun menuntun mereka ke bangku terdekat yang kosong. Mereka menghabiskan waktu 1 jam untuk duduk di sana, berdoa agar perut mereka tidak bergejolak. Gerobak melewati tempat itu dan mereka memakan sekotak popcorn sembari menunggu tubuh mereka merasa lebih baik untuk pergi ke wahana berikutnya.

Tentu saja, saat si kembar sudah kembali hiperaktif, mereka langsung ke belakang panggung dari sebuah pertunjukan di mana mereka bisa bertemu Mickey Mouse. Antrian yang sungguh panjang menyambut mereka. Mengetahui gadis kecil itu mungkin saja akan mengamuk lagi, mereka tetap mendampingi sepasang anak itu untuk menunggu giliran berfoto bersama karakter yang paling populer itu.

... Dan ketika giliran mereka tiba, Taeyong pun tidak luput dari pelukan erat tikus raksasa itu. Ia memaksa dirinya untuk tersenyum saat dipotret sebagai suvenir gratis, ia memutar matanya saat tiga orang lainnya menertawai dan mengejek ekspresi wajah di fotonya.

"Kau terlihat seperti sedang sembelit," Haechan berani berkomentar. Adiknya mendukung dengan ledekan lain sedangkan bibir Jaehyun tertutup rapat, ia tidak ingin mengambil risiko.

"Enak saja," Taeyong melawannya dengan nada datar. "Apa kau terlihat seperti ingin membunuh orang kalau sedang sembelit?"

"Aku belum pernah sembelit!" Haera berseru.

"Bagus. Rasanya tidak enak kalau kau punya kotoran yang membandel. Kotoran itu hanya punya satu tugas yaitu keluar dengan lancar dari bokongmu dan kalau kau sembelit, tugas itu tidak berjalan dengan baik. Makanya dia tidak dibayar sepeser pun!"

"Jangan hiraukan dia, dia hanya membual dan dia tahu itu. Ayo. Apa kalian ingin berkeliling Fantasyland untuk hari ini dan pergi ke tempat lainnya besok?"

"Mm, oke..."

"Baiklah. Tempat selanjutnya..." Menggunakan peta yang dibagikan tadi di gerbang masuk (ia baru ingat kalau ia membawanya karena ia menyimpannya dengan asal di saku saat diberikan — dan itu tindakan bodoh, percayalah, ia tahu itu), Jaehyun menyarankan mereka untuk mencoba Dumbo the Flying Elephant.

3 menit adalah durasi dari masing-masing wahananya. Karena hanya anak-anak yang boleh menaikinya, Taeyong mengajak Jaehyun untuk menunggu bersamanya di luar. Anak kembar itu juga nampaknya tidak butuh bantuan dari mereka berdua. Dari luar sana, sembari mereka menonton gondola berbentuk gajah itu bergerak naik dan turun, Kingpin pertama menyandarkan tubuhnya di pembatas besi.

"Tempat ini untuk orang-orang dengan energi tanpa batas. Apa menurutmu aku merasa cepat lelah karena aku belum ke gym selama 2 minggu?"

"Tidak tahu dan tidak peduli. Tapi kalau kau ingin sekali ke gym, ada satu di belakang hotel kita."

"Benarkah?"

"Hah. Kau tidak melihatnya. Untuk seseorang sepertimu, bukannya gym adalah hal pertama yang seharusnya kau cari ke mana pun kau pergi?"

Jaehyun dengan jail menyenggol suaminya. "Aku tidak seperti itu."

"Ya," Taeyong membenarkan letak ikat pinggangnya. "Semoga kau beruntung menemukan orang lain yang bisa kau bodohi."

"Apa," penembak jitu itu tersenyum lebar, matanya berkilat. "Aku tidak bisa membodohimu? Tidak akan pernah?"

Yang lebih tua menggelengkan kepalanya. "Bagaimana penampilanku?" Ia menghadap Jaehyun.

Jaehyun melihat suaminya dan memiringkan kepalanya. "Menawan."

"Salah. Sudah kubilang kau tidak bisa membodohiku." Mata biru itu menatapnya, terlihat begitu riang.

"Kenapa? Memangnya bagaimana menurutmu?"

Taeyong menjauhi pembatas besi itu. "Sungguh luar biasa menawan. Menarik. Brilian, belum pernah dilakukan sebelum—"

Jaehyun menjilati bibirnya dan mendekati Taeyong, bibirnya menggesek telinga Kingpin yang lebih tua itu. "Kau sudah pernah 'dilakukan (ditiduri)' sebelumnya. Berkali-kali."

Taeyong mendorongnya menjauh sambil tergelak. "Enyahlah. Kau juga sudah pernah 'dilakukan' olehku sebelumnya."

Saat itulah anak-anak kembali mencari mereka, untungnya tidak sempat mendengar topik percakapan kedua orang dewasa itu dan juga arti di baliknya.

Seraya waktu mereka bersama telah berkurang lagi, mereka kembali menjalani jadwal untuk hari itu. Mereka memutuskan untuk beristirahat dari acara mencoba wahana dengan mengunjungi toko suvenir yang beragam — terkadang membeli, terkadang hanya melihat-lihat.

Sepasang anak kembar itu begitu gembira dengan barang-barang yang dibelikan oleh Jaehyun. Di balik keluarga kecil yang bahagia itu, ada seseorang berambut karamel yang menyendiri sambil menyaksikan sepasang saudara itu dan bertanya-tanya mengapa ia tidak bisa mengalami hal ini dengan adiknya — keseruan anak-anak yang polos. Mereka bisa saja mendapatkan semua ini beberapa tahun lalu sebelum mereka diboyong ke Korea. Sebelum mereka diserang kenyataan. Mereka bisa saja mewujudkan satu atau dua mimpi mereka di Disneyland sebelum mereka diberikan begitu banyak mimpi buruk.

Sebuah tangan terkepal di dalam sakunya. Pemandangan monster-monster cilik ini membuatnya mual.

[5] What Lies Ahead: Unmasked (JaeYong)Where stories live. Discover now