Seperti yang bisa diduga, ketertarikan Haera terhadap putri sudah bisa dilihat ketika ia suka sekali mengaitkan Taeyong dengan tokoh putri, maka Haera tidak melewatkan kesempatan ini untuk mendekat dan menarik-narik gaun yang dikenakan Cinderella itu. Ia berceloteh tanpa henti, memberitahu putri itu apa pun yang ia rasakan dan juga nyaris menangis saat ia berkata, yang mana bahasanya sama sekali tidak dimengerti oleh putri itu, bahwa Cinderella adalah putri favoritnya karena Haera suka warna gaunnya.

Haera berusaha menguasai putri itu untuknya sendiri, merajuk saat anak-anak lainnya mencoba merebut Cinderella darinya. Merasa kesal dengan suara berisik di sekitarnya, Taeyong akhirnya menarik gadis itu dari pelukan sang putri dan menurunkannya, menghalanginya dengan tangan ketika anak itu mencoba kembali berlari ke putri kesukaannya.

"Hei, beri kesempatan untuk anak lainnya. Kau bukan satu-satunya anak yang harus dihibur olehnya, oke? Lihat sekitarmu. Apa menurutmu hanya ada kita saja di sini?" Taeyong melirik sekilas Cinderella yang menonton adegan itu, dan ia tidak membalas ketika putri itu melambaikan tangannya. Kemudian keempat orang itu berlalu.

Jaehyun diam saja kali ini, memutuskan untuk tidak mengomentari suaminya yang tidak berbicara dengan baik-baik pada anak itu. Haera nampaknya adalah tipe anak yang ingin semua kemauannya dituruti, ingin mendapatkan semuanya dengan cara menangis dan menghentak-hentakkan kakinya. Meskipun alasan sebenarnya Taeyong menariknya pergi adalah bukan karena ia merasa tidak enak pada pengunjung lainnya, melainkan karena ia sebal dengan tangisan anak itu, Jaehyun cukup senang dengan bantuannya. Akan lebih sulit jika tugas itu dilimpahkan padanya.

"Ke mana kita sekarang?" Haechan menarik tangan Jaehyun.

"Hm, biar kulihat. Ada begitu banyak atraksi, aku tidak tahu kita harus ke mana... bagaimana dengan yang itu?" Jaehyun menunjuk ke wahana Mad Hatter's Tea Cups. "Kau mau naik ke cangkir besar yang berputar-putar?" Anggukan cepat dan mata yang melebar bersemangat cukup baginya untuk mengantarkan mereka ke sana. Antriannya tidak terlalu ramai ketika mereka tiba, mungkin karena pengunjung tidak ingin merasa pusing saat hari belum larut.

Haera sudah melupakan kekesalannya tadi. Air matanya sudah mengering dan pipinya memerah, ia melompat-lompat ingin cepat menaiki wahana itu.

"Kalian tidak akan pusing?"

Si kembar menggelengkan kepalanya dan berlarian menuju cangkir ungu. Tiap cangkir memiliki motif goresan dan bentuk di dindingnya, dengan warna yang berbeda.

Dua orang Kingpin itu duduk di masing-masing sisi anak kembar di dalam cangkir itu. Di hadapan mereka adalah setir yang bisa digunakan untuk mengendalikan cangkirnya jika mereka ingin mempercepat putarannya atau mengubah arahnya.

Ketika musik yang ceria dimulai, semua cangkir juga mulai berputar dalam kecepatan sedang. Kecepatan itu berlangsung selama 1 menit sebelum salah satu dari mereka berpikir itu terlalu lambat.

Jaehyun sedetik terlambat menghentikan Taeyong yang tersenyum lebar, yang dengan cepat memutar setirnya, membuat cangkir mereka berputar kencang.

Haera menjerit-jerit, hampir lebih keras daripada musiknya. Taeyong terbahak-bahak gila dari tempat duduknya sambil terus memutar setirnya, membelokkan ke kiri dan kanan bergantian dan membuat mereka sangat pusing.

Untungnya, itu tidak berlangsung lama. Ketiganya turun dari cangkir itu dengan kaki yang lemas dan goyah, sedangkan seseorang berjalan sempurna dengan tangan di dalam saku, bahkan bisa bersiul santai.

"Berengsek," Jaehyun menggeram, memegang kepalanya. "Aku mau muntah."

"Itu masalahmu," adalah respon sarkastik yang ia dapatkan, "bukan salahku kau seorang pecundang. Kau bisa saja menutup matamu, 'kan? Bukan begitu?"

[5] What Lies Ahead: Unmasked (JaeYong)Where stories live. Discover now