Tentunya ia langsung di sambut oleh satpam yang bertugas, bahkan ia juga dibukakan pintu oleh satpam tersebut.
Ia melempar senyum sebagai ucapan terima kasih, sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan langkah lebarnya menuju ruangannya untuk memulai harinya sebagai sang pencari nafkah.
Sedangkan di sisi lain, Jisoo tengah mencuci pakaian. Sesekali matanya mengawasi Jihyun yang tengah bermain bersama Yeontan dan Dalgom.
Sedangkan Taekwon tengah asik menggambar di sebuah bangku yang terletak di tengah taman belakang.
Jisoo menatap kedua buah hatinya sambil tersenyum, sebab karena mereka lah hari-harinya menjadi berwarna. Meskipun tak jarang ia juga akan kewalahan karena tingkah kedua bocah tersebut.
Kalau Taekwon memang sudah bandel sejak kecil, tingkahnya itu memang kerap kali membuatnya mengelus dada. Ditambah lagi dengan sifat usilnya yang kerap kali membuat Jihyun menangis.
Namun anehnya, Jihyun malah sering menempel terhadap Taekwon. Tak jarang Jihyun juga meniru apa yang di lakukan oleh kakaknya.
Merasa cuciannya masih lama, Jisoo pun beranjak meninggalkan mesin cuci tersebut. Ia menghampiri Taekwon yang tengah menggambar.
"Gambar apa Kak?"
Tanyanya setelah duduk di samping putra sulungnya.
"Gambar rumah, aku kan ingin jadi arsitek seperti Papa."
Jawab Taekwon sambil menunjukkan gambarnya.
Sontak hal tersebut membuat Jisoo tertawa, bukan karena jawaban Taekwon, melainkan gambar Taekwon yang hanya berisi coretan-coretan tak jelas.
"Kenapa Mama ketawa? Mama meremehkanku?"
"Enggak kok, gambar kakak bagus."
"Benarkah?"
"Iya, tapi Mama lebih suka gambar milik Papa."
Ujar Jisoo disertai senyumannya, berbeda dengan Taekwon yang malah cemberut.
"Hihi, Mama bercanda kok. Kalau Kakak rajin belajar dari sekarang, Mama yakin suatu saat Kakak bakalan hebat seperti Papa, bahkan bisa melebihi Papa."
Jisoo kembali berujar sambil mengelus kepala Taekwon.
Tentu saja hal tersebut membuat Taekwon tersenyum kembali.
"Aduh, huaaa."
Suara tangisan tersebut sukses membuat Jisoo dan Taekwon menoleh secara bersamaan.
Tak jauh dari mereka, Jihyun menangis karena terjatuh. Lantas Jisoo dan Taekwon menghampiri gadis cantik tersebut.
"Mama, sakit hiks."
Jihyun berujar sambil menunjukkan lututnya yang sedikit lecet.
Jisoo tak langsung menjawab, ia lebih memilih untuk meniup luka Jihyun.
"Kakak, tolong ambilin kotak P3K ya."
Ujar Jisoo terhadap Taekwon, kemudian ia kembali meniup lutut Jihyun.
"Iya Ma."
Jawab Taekwon patuh.
Namun sebelum beranjak, Taekwon mengedarkan tatapannya kearah Jihyun.
"Dasar cengeng."
Seru Taekwon sambil memutar bola matanya malas.
"Mama, kakak jahat Ma huaa."
Seperti dugaan, Jihyun menangis semakin kencang.
Dan itu membuat Jisoo menghela nafas untuk meredam emosi.
YOU ARE READING
Half Of Me [VSOO]
Teen FictionKenapa ini semua harus terjadi kepadaku? -Kim Taehyung Dasar cowok sombong. -Kim Jisoo Maafkan aku, aku menyesal. -Bae Irene
Chap 45
Start from the beginning
![Half Of Me [VSOO]](https://img.wattpad.com/cover/247373363-64-k119446.jpg)