「 열다섯 」

Mulai dari awal
                                        

Felix mengusap punggung Haechan dan menepuknya pelan mencoba menguatkan sahabatnya ini. Felix mengetahui siapa itu Jeno, Jaemin dan Renjun. Mereka adalah sahabat Haechan waktu di Korea, Felix juga tahu kenapa mereka berpisah walaupun tidak mengetahuinya secara detail. Felix hanya tahu orang tua mereka sedikit mendapat masalah dan akhirnya berpisah untuk menutup dan menyudahi masalah tersebut.

"Nggak apa-apa, nggak usah dateng, titip salam aja" ucap Felix. Ia tak tega melihat wajah muram Haechan.

"Nggak bisa gitu dong, gw ada kesempatan buat ke Korea dan lu juga mau ke Korea kan? Makanya kesempatan ini nggak bakal gw sia-siain, kita berdua harus ke Korea!" Jawaban mantap Haechan membuat Felix tersenyum. Senggaknya kalau di Korea Haechan menjadi muram, Felix bisa membuatnya untuk tersenyum kembali.

『•• J N R ••』

"Lu siap ketemu Renjun? Lu siap ngeliat Renjun bawa pasangannya? Lu siap sakit hati? Lu janji nggak bakal apa-apain Renjun? Lu janji nggak bakal ngobrol sama dia? Lu janji nggak bakal hilang kendali di sana?" Mark mengusap wajahnya kasar dan menatap Jeno tajam.

"Apa lu bisa buktiin omongan lu yang barusan? Apa hati lu udah nerima semua konsekuensinya? Apa hati lu rela? Dengan mudahnya lu bilang siap dan janji secara bersamaan? Lu nggak mikirin perasaan papa kalau lu buat ulah lagi? Lu nggak mikirin gimana sia-sianya lu mencoba pergi jauh dari Renjun? Siapa yang minta kita pindah ke Canada? Lu kan? Terus malah kenapa lu bertingkah seakan-akan lu korban, padahal lu pelaku!" Mark menarik paksa wajah Jeno untuk balik menatapnya.

"Lu tau berapa uang yang ayah keluarkan untuk pindah dari Korea ke Kanada? Lu tau berapa uang yang ayah berikan selama menghidupkan kita di sini? Ayah, papa, gw sama Beomgyu tuh sayang sama lu. Tapi kenapa lu nya begini? Apa kurang kasih sayang yang selama ini lu dapetin? Kurang banyak? Atau lu yang kurang puas?"

"Pikirin kata-kata gw yang ini. Papa, ayah, gw, Sungchan, Beomgyu sama David sayang sama lu. Jangan bikin kita sedih untuk yang kesekian kalinya karena lu. Papa mungkin ngizinin lu ke Korea tapi hatinya nggak, gw bakal lepas tangan apapun yang terjadi di sana, jangan selalu ngandelin gw karena gw ini abang lu, lu udah gede udah bisa ngontrol emosi lu sendiri. Di sana lu lepas kendali jangan harap lu bisa balik lagi ke rumah " ancem Mark lalu menutup pintu kamar Jeno dengan kencang meninggalkan Jeno yang tengah diam di sana.

Sejujurnya Jeno sangat ingin datang ke reuni itu karena ia mau melihat Renjun. Tapi kata-kata yang di dengarnya barusan dari abangnya membuat ia ragu. Memang benar, hanya karena dia selalu memikirkan Renjun keluarganya yang jadi sasaran.

Ayahnya banting tulang kerja seharian hanya untuk membayar pengobatannya. Papanya juga sering menangis saat dirinya hilang kendali dan berakhir menyakiti diri sendiri. Mark kuliah sembari bekerja agar tak merepotkan ayahnya, ia bayar uang kuliahnya dengan gaji yang ia dapat. Beomgyu yang seharusnya bisa bermain sepulang kuliah kini harus menjaga Jeno karena takut tiba-tiba Jeno hilang kendali.

Keluarganya yang dulu seketika berubah karena kehadiran Renjun di hati Jeno. Yang dulunya sangat harmonis, selalu ada canda tawa, sekarang sudah tidak ada lagi. Jeno merasa sangat bersalah.

Jeno menundukkan kepalanya dan setetes cairan bening keluar begitu saja. Sudah lama sekali dirinya tidak menangis karena keluarganya. Jeno menangis dengan posisi memeluk tubuh sendiri, ia baru sadar bahwa keluarganya ini bukanlah keluarganya yang dulu. Sudah banyak perbedaan di antaranya sehingga ia ingin menangis. Menangis karena ini semua adalah salahnya, benar apa kata Mark, ia itu pelaku bukan korban tapi ia bersikap seolah-olah dirinya hanyalah korban. Menjijikan sekali.

"Kalau emang ini yang terbaik maka gw akan melakukannya-














































-gw akan berhenti menyusahkan kalian semua-













































-gw juga akan berhenti menyukai Renjun-













































-gw akan berhenti selamanya-













































-selamat tinggal-













































-SEMUANYA!"













































Eyesmilenya perlahan-lahan hilang, tergantikan oleh tatapan mata yang sayu hingga semuanya menjadi gelap.

END!

Akhirnya tamat🙂. Maaf kalau endingnya ga memuaskan karena ini ngetiknya ngebut terus langsung di up. Maaf juga beberapa hari kemarin hilang-hilangan. Jadi, sekian dari Ara! See you next book!

J N R | Norenmin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang