14

1.1K 229 18
                                    

Pejaman mata erat, hembusan pelan membuatnya membuka mata dan menangkap lautan biru diatas sana. Awan-awan membentuk karakter-karakter indah, bergerak seolah mengikuti orang-orang dibawahnya. Di tempat ini pikirannya menjadi tenang, gelisah saat mengetahui orang tua Yunho yang membunuh orang tuanya sedikit berkurang. Tidak ada yang lebih baik dari menenangkan diri dan menemukan solusi.

Apa yang harus dilakukannya? Terus menghindar atau menantang takdir. Ingatan tentang isakan minta tolong ayah dan ibunya, terngiang setiap ia terlelap. Mereka memohon ampun tapi tidak diberi ampun. Seharusnya ingatan semasa kecil tidak begitu diingat, berkat efek samping sihir terlarang semuanya jadi jelas. Kemampuan untuk berubah wujud ke bentuk serigala pun secara perlahan menghilang.

Lloyd kini hanya bisa mempertahankan dirinya dalam belum roh dengan kesadarannya. Rasa takut semakin menjadi-jadi, mereka tidak akan puas sampai jiwa putus asa dan lenyap. Jika saja dirinya tidak mengandung, Jaejoong dengan senang hati membiarkan jiwanya dimakan oleh Sihir terlarang.

Sayangnya, ada jiwa lain yang bergantung padanya. Sekejam-kejamnya Jaejoong, dia tak akan membiarkan darah dagingnya menderita. Kembali lagi pada kenyataan jika dunia sama sekali tidak adil bagi anak beda Ras. Omong Kosong! Seharusnya ia tidak pernah bertemu dengan Yunho dan memulai takdir ini. "Ibu....aku tidak tau harus melakukan apa." Bisiknya.

Telinga bergerak pelan ketika mendengar suara gerakan dibalik pohon. Dia bangun dari posisinya dan melihat sepasang mata berwarna cokelat terang menatapnya berbinar. Sepasang telinga serigala bergerak-gerak dengan ekor seirama. "Kemari, kau mau roti?" Melihat dari tubuh kecil itu, menurutnya anak ini berusia 2 tahunan. Werewolf berusia 2 tahunan memang belum bisa menyembunyikan wujud serigala mereka.

Dengan cepat Jaejoong mengeluarkan Roti, ini dibawanya dari rumah. Jauh dari mate membuatnya tidak tenang, energi dalam tubuh yang berkurang dengan cepat membuatnya tidak bisa banyak melakukan aktivitas. Satu-satunya yang memberikannya banyak energi hanyalah sihir terlarang. Ini sama dengan menjemput kematian.

Anak itu bergerak, kaki kecilnya kotor dan penuh luka. Sepasang mata polos menatap ragu tapi penasaran, pertama kali melihat orang lain di tempat ini. "A-apa k-kau m-malaikat?" Tanyanya. Tubuh kecil itu memberikan jarak antaranya dengan Jaejoong, tangan kecil menerima roti dan memakannya dengan senyuman lebar diwajah menggemaskan.

Menggelengkan kepalanya, Jaejoong mendekati anak itu, duduk didepannya lalu mengusap pipi chubby dan rambut berantakannya. "Makan yang banyak, aku masih punya beberapa dibelakang." Jaejoong penasaran, dia ingin tahu ingatan anak ini tetapi untuk menggunakan sihir Jiwa membutuhkan banyak energi sihir dan akan berbahaya bagi sisi Werewolfnya. Bisa dikatakan sisi werewolfnya semakin melemah, menggunakan elemen lain hanya akan membuatnya kehilanga Lloyd lebih cepat. "Siapa namamu, Kenapa bisa berada ditempat ini?" Taman luas ini adalah daerah perbatasan antara Wilayah Supranatural dan wilayah Manusia. Tidak baik bagi anak sekecil ini berada disini kecuali dia memang tinggal di wilayah manusia dan bermain di taman.

"N-namaku 01, aku sedang bersembunyi." Jawab 01 tanpa ragu, pria ini memancarkan aura hangat, apalagi bagian matanya terdapat simbol aneh yang baru pertama kali dilihatnya. Apa itu mirip dengan yang dimilikinya? "Tuan sedang apa disini, apa kau juga bersembunyi?" 01 membiarkan tubuhnya dibawa menjauh, dipangku dan diperlakukan dengan lembut.

Berpikir dan berpikir, orang gila mana yang memberikan anak dengan nama seperti itu. Nama angka hanya diberikan kepada para budak. Jaejoong terkejut dengan pemikirannya sendiri. Jangan katakan jika anak ini adalah budak. Tangannya meraba-raba, mencoba menemukan dimana letak segel budak dan keterkejutan kembali menyapa. Ia menemukan segel budak level tinggi tepat didada anak itu. "Apa kau budak?" Tanya tanpa ragu. Rasa marah naik lagi, membuat keinginan membunuh semakin menjadi-jadi. Tidak bisa dibiarkan begitu saja, menjadikan anak kecil sebagai budak adalah perbuatan tercelah. Mereka bahkan tidak bisa menikmati dunia yang luas ini, ia harus melakukan sesuatu agar anak ini bebas.

1》R O G U E | Yunjae ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang