❤20❤

1.4K 125 9
                                    

Jangan lupa pencet tanda "⭐" vote jika berminat ><
Happy reading ♡

-----------

Setelah aku dan Jisu sampai di rumah sakit tempat kak Minhyun di rawat, aku langsung menemui dokter dan dokter mengatakan bahwa kak Minhyun terlalu stres hingga kondisinya drop.

"Jisu, aku mau ngomong sama kamu" ucapku menghampiri Jisu yang sedang berdiri di depan pintu ruang inap kak Minhyun.

"apa kata dokter Ji?" tanya Jisu padaku.

"kata dokter kak Minhyun terlalu stres makanya dia sampai drop gini"

"Jisu kamu tau kan kak Minhyun gini karena mikirin kamu. Aku udah tau alasan kak Minhyun meluk cewek itu karena kak Dabin itu teman dekat kak Minhyun sejak sekolah dulu" jelasku panjang lebar.

"jadi cewek itu namanya Dabin?"

"iya aku kenal lumayan dekat sama kak Dabin dan yang lebih penting kak Dabin itu udah punya tunangan jadi dia gak mungkin selingkuh" ucapku meyakinkan Jisu.

"jadi selama ini aku salah paham ya Ji...?" Jisu terlihat sangat menyesal.

"jadikan ini pelajaran Su, besok-besok kamu harus dengerin penjelasan kak Minhyun dulu, ya?"

"makasi ya Ji"

"sama-sama" lalu aku dan Jisu pun saling berpelukan.

"aku boleh jenguk Minhyun gak? tanya Jisu saat melepaskan pelukannya.

"boleh, tapi aku nunggu disini ya karena kalian juga pasti butuh waktu berdua kan" ucapanku hanya di balas anggukan Jisu.

"Yeji" aku mendengar suara Hyunjin yang memanggil namaku.

"loh, kok kamu bisa disini?" tanyaku saat melihat Hyunjin sudah berada di depanku.

"ikut aku" lalu Hyunjin menarik pergelangan tanganku.

"apaan sih Jin, kamu dateng-dateng udah marah gini" Hyunjin sama sekali tidak menjawab pertanyaanku.

"sebenarnya kamu kenapa sih beberapa hari ini? kamu ada masalah, hm?" tanyaku lemah lembut pada Hyunjin.

"kamu nanya kenapa? aku gini karena kamu" ucapan Hyunjin membuatku bingung.

"emang salah aku apa Jin?" aku bertanya pada Hyunjin.

"kamu lebih mikirin Minhyun akhir-akhir ini, bahkan kamu udah gak peduli sama aku" ucapan Hyunjin membuatku terkejut.

"kamu kenapa sih, sejak kapan aku gak peduli sama kamu Jin?. Kamu aja yang aneh belakangan ini suka marah-marah gak jelas" aku sudah mulai emosi mendengar ucapan Hyunjin barusan.

"kamu aja yang gak peka"

"kenapa sih aku selalu aja salah, aku capek Jin, mending kamu pulang sekarang aku gak mau ketemu kamu hari ini" akupun berjalan meninggalkan Hyunjin.

"AKU CEMBURU!" Hyunjin berteriak di belakangku dan membuatku kembali melihat ke arahnya.

"aku cemburu kamu lebih perhatian sama Minhyun Ji" ucap Hyunjin sambil berjalan dan langsung memelukku.

"tapi Minhyun itu kakak aku Jin" 

"aku tau dia kakak kamu tapi aku belum terbiasa dengan Minhyun sebagai kakak kamu"
"aku cinta sama kamu Yeji, aku cemburu liat kamu peduli sama cowok lain selain aku"

"k-kamu c-cinta sama aku?s-sejak kapan?" aku terbata-bata saking terkejutnya dengan pengakuan cinta Hyunjin.

"aku juga gak tau kapan perasaan ini muncul tapi aku ngerasa cemburu tiap kamu perhatian sama Minhyun. Walaupun aku tau dia kakak kamu tapi aku tetap cemburu liat kamu lebih peduli sama Minhyun ketimbang aku" jelas Hyunjin sambil mengeratkan pelukannya.

"maaf, beberapa hari ini aku terlalu mikirin masalah kak Minhyun sampai aku gak bisa luangin waktu buat kamu" ucapanku membuat Hyunjin melepaskan pelukannya.

"ini bukan salah kamu, aku yang salah karena gak berani ngungkapin perasaan aku ke kamu" ucap Hyunjin sambil mengelus kedua pipiku.

"jadi kamu beneran cinta sama aku?" aku sengaja memastikan apa aku sedang bermimpi sekarang.

"cintaa... bangetttt" lalu Hyunjin memelukku lagi.

"maaf ya, aku gak sadar terlalu mikirin masalah kak Minhyun sampai aku gak mikirin perasaan kamu"

"udah aku bilang ini bukan salah kamu tapi ini salah aku yang terlalu cemburu"

"tolong cubit pipi aku, ini bukan mimpi kan" aku menyuruh Hyunjin menyubit pipiku.

"aww..." aku meringis saat Hyunjin benar-benar menyubit pipiku.

"ini bukan mimpi sayang"

"udah berani ya manggil sayang" ucapku yang kaget mendengar ucapan Hyunjin barusan.

"iya dong, biar semua orang tau kalau Hwang Yeji cuma milik Hwang Hyunjin seorang, you are mine baby"

"blushh..." Hyunjin berhasil membuat pipiku merah bak tomat.

"ciee... pipi kamu merah tuh" ucap Hyunjin sambil menunjuk pipiku yang memerah.

"apaan sih, ya udah sekarang kamu pulang ya, aku mau ketemu sama kak Minhyun dulu"

"aku ikut" terlihat jelas dari tatapan Hyunjin jika ia masih cemburu dengan kak Minhyun.

"ya udah ayo" akhirnya aku mengajak Hyunjin untuk menjenguk kak Minhyun.

Saat aku masuk ke dalam kamar inap kak Minhyun, aku melihat kak Minhyun dan Jisu sedang berpegangan tangan. Aku yakin bahwa mereka berdua akhirnya sudah baikan.

"ciee.... udah baikan yaa?" godaku pada Jisu.

"iya dong, berkat kamu hehe"

"makasi ya dek" kak Minhyun mengucapkan terimakasih padaku.

"ehh ini gak gratis loh kak, kakak harus traktir aku nanti hahaha" aku tertawa dengan sangat puas dan wajah kak Minhyun seperti berkata bahwa ia menyesal mengucapkan terimakasih barusan.

"dasar..., sekarang kamu pulang aja ya gak perlu nemenin kakak disini"

"kakak barusan ngusir aku?" ucapku yang merasa sedang diusir sekarang.

"nggak lah, kamu kan adek kakak tersayang masak kakak usir sih" ucap kak Minhyun dengan nada manisnya.

"ekhem... dasar modus" ucapan Hyunjin berhasil membuat Jisu ngakak.

"apa lo, masih aja cemburuan" kak Minhyun membalas kata-kata Hyunjin tak mau kalah.

"sayanggg, mending kamu pulang ya sama aku" Hyunjin memintaku pulang bersamanya dengan nada bicara sangat manis melebihi kak Minhyun.

"SAYANG?!" teriak Jisu dan kak Minhyun bersamaan saat mendengar ucapan Hyunjin.

"hadehh bakal panjang nih urusannya" ucapku dalam hati.

❤❤❤

To be continued...

You Are Mine | Hyunjin Yeji✓ Where stories live. Discover now