2.Kehidupan

362 50 189
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak

           Happy Reading!

Sejak Clarissa sudah tidak pondok pesantren ia berjualan di depan gang komplek berjualan lauk pauk sederhana.

Adiknya masih kecil berumur tiga tahun dan tiga belas tahun selalu menemani Clarissa saat berjualan.

Ia menatap adik kecilnya, "Capek ya? Maafkan Kakak ya selalu merepotkan adik kecil Kakak ini."

"Ga papa kok kak, Adik mau ke rumah buat kerjain PR boleh?"

"Kalau ada yang ga paham bilang ya belajar bareng,  Adik mau pulang juga."
Adik umur Tiga belas tahun bernama Dimas sedangkan adik kecil bernama Tania.

"Dicinih aja."

"Hoo disini aja yakin ni?"tanya Clarissa.

Tania mengangukan kepalanya. Dimas pulang untuk mengerjakan PR.

"Hampir habis ini makanannya, makasih ya Allah SWT sudah menghabiskan makanan ini beres-beres sebentar lagi ya."
Clarissa membuka sebuah buku untuk menggambar sebuah khayalan yang ia miliki.

Bermimpi mempunyai seorang lelaki kriteria seperti Gus Azmi, Clarissa mengambar seorang lelaki khayalan dirinya.

"Tumben bagus gambarnya, cocok buat visual cast buat ceritaku kedua untuk komik,"ucap Clarissa.

Hampir selesai ia mengambar Clarissa menatap layar telpon dan menaruh buku tersebut hampir selesai menggambar.

"Aku gambar udah satu jam aja pulang kali ya? Buat makanan buat adik-adik."

"Assalamualaikum Mbak permisi,"ucap seorang lelaki.

  Datanglah seorang lelaki berpakaian kemeja berwarna biru tua, memakai jens hitam, membawa koper tersenyum menatap Clarissa.

Clarissa terpesona ketampanan yang lelaki tersebut miliki, senyuman lelaki tersebut membuat Clarissa salah tingkah.

Bagaimana tidak setelah ia mengambar lelaki idaman melalui imajinasi telah datang ke dunia nyata dalam sekejap membuat jantung berdetak dengan kencang.

"Tampan seperti orang yang selalu ku kagumi di dalam khayalan diriku,"ucap Clarissa.

"Maaf anda bicara dengan siapa?"tanya lelaki tersebut.

"Maaf Mas, ada apa ya kesini? mau beli makanan kah?"tanya Clarissa.

"Hemm boleh deh satu bungkus."

"Ya boleh."

Lelaki tersebut menatap tajam gambar Clarissa yang mirip dengan dirinya.

Clarissa tidak menyadari bahwa gambar sudah di lihat oleh lelaki tersebut.

"Gambar bagus kok mirip sama Aku ya padahal Aku baru ketemu sama dia kok bisa persis gitu, batin lelaki tersebut,"batin Ikhsan.

"kamu tahu pondok pesantren Qolby?"tanya lelaki tersebut.

"Hoo, itu ada dekat dari sini Mas lurus aja lewati tiga rumah belok ke kanan itu ada."

"Makasih."

"Mas santri baru?"tanya Clarissa.

"Bukan saya bertugas pondok disini pembinaan sebelum ke luar Negri."

"Buat apa Mas?"tanya Clarissa.

"Belajar dulu buat kuliah di sana mendalami bahasa belajar, Namanya pembinaan sebelum keluar Negri."

"Oh gitu hebat ya Mas mau kuliah di luar Negri."

Lelaki tersebut menatap sebuah gambar Clarissa setelah itu menatap Clarissa dengan tatapan tak biasa menatap Clarissa.

Clarissa mengetahui bahwa lelaki tersebut melihat gambaran yang ia buat langsung mengambilnya dengan gugup.

Lelaki tersebut tersenyum melihat tingkah Clarissa, "Kamu yang hebat mau bekerja keras untuk menafkahi adik-adik kamu itu, boleh kenalan?"tanya Lelaki tersebut.

"Ini gambar bukan punya Aku ini punya tadi pembeli ketinggalan,"potong Clarissa.

Lelaki tersebut tersenyum kembali membuat Clarissa semakin salah tingkah.

"Boleh kenalan?"tanya Lelaki tersebut.

Clarissa, "Clarissa Aurelia Putri, "ucap Clarissa menangkupkan kedua tangannya kedepan dadanya sambil menundukkan pandangannya.

"Masya Allah,"batin lelaki tersebut.

"Ikhsan Rayidil Bintang,"ucap Lelaki tersebut tersenyum dengan menangkupkan kedua tangannya kedepan dadanya sambil menundukkan pandangannya.

Seseorang menepuk kaki Ikhsan dengan tersenyum.

Ikhsan menatap seorang anak kecil yaitu adik Clarissa.

"Mas mau ke pondok? Hayuk mau ketemu Abi."

Ikhsan menunduk dan berjongkok menatap anak kecil tersebut. "Hoo mau ketemu Abi memang dimana rumahnya?"tanya Ikhsan.

"Maaf Mas kebiasaan adikku minta di anterin pulang sini dong adek minta pulang kok sama orang lain kakak ada disini,"ucap Clarissa menunduk dan berjongkok menatap adik kecilnya itu.

Ikhsan dan Clarissa saling bertatapan hanya halangan adik kecil Clarissa begitu dekat menatap dengan tatapan aneh.

"Astagfirullah,"keluh Clarissa dan Ikhsan langsung berdiri dan memegang tangan anak kecil tersebut secara bersamaan.

"Mau jalan bareng?"tanya Tania.

Clarissa melihat Ikhsan memegang tangan adiknya langsung bertanya,"maaf adik saya pulang sama saya aja."

"Siapa yang jagain ini jualan? Biar saya yang antar sekalian ke pondok jugakan."

Clarissa melepas tangan menatap Tania yang masih memegang tangan Ikhsan dengan erat berjongkok bernafas dengan kasar.

"Dek mau pulang sekarang hem? Pulangnya sama Kak Ikhsan ya."

Tania menganggukan kepalanya, Clarissa berbisik kepada Tania.

"Kalau ada apa-apa dan ga pulang ke rumah Pak Kiai teriak keras ya oke."

Ikhsan tersenyum melihat tingkah Clarissa kepada Tania.

"Oke kak Clarica."

"Clarica, Clarissa adek."

Ikhsan memegang dan mendorong koper mengunakan tangan kiri tangan kanan memegang erat adik kecil Clarissa.

Ikhsan dan Tania melambaikan tangan dan menuju pondok pesantren.

"Kok salah tingkah gini si kenapa saya gambar sekarang ada dalam dunia nyata kok bisa gitu padahal tadi Aku gambar itu khayalan berubah jadi kenyataan aneh,"keluh Clarissa yang menatap sebuah buku kecil bertulis Ikhsan.

Clarissa mengambil buku kecil tersebut dan membukanya, sebuah tulisan indah terdapat di dalam buku tersebut.

Ikhsan Rayidil Bintang, batin Clarissa tersenyum semakin lebar.

Clarissa menyimpan buku tersebut dan membereskan dagangan miliknya untuk pulang.

★✩★✩TBC★✩★✩

Makasih sudah mampir dan votmen

 Pejuang LDR Dalam Doa(SELESAI)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang