Sedang kembarannya diam mendengarkan dengan mulut sibuk menjilati sisa makanan ditangannya. Hingga tatapan tajam ibunya terlihat dipandangan, Jeno menghentikan aksinya. Lalu mengerucutkan bibirnya tanda tak terima dengan itu.
"Amma jahat! Nana tidak suka dipanggil Jaemin! Nana tidak mau, Ayah!" Adu Jaemin memeluk leher ayahnya. Menangis tersedu disana, seolah ia menjadi pihak yang paling tersakiti akibat ulah ibunya yang salah panggil.
Renjun mendengus ditempatnya. Lalu berdiri menghampiri si kembar sulung yang kembali menggunakan sendok untuk menyuapkan nasi dan lauknya ke dalam mulut. Ia meraih mangkuk anak itu, lalu membersihkan tangan dan sekitaran mulut Jeno. "Amma sudah bilang, kalau makan dengan yang berkuah pakai sendoknya. Dengar tidak?" Nasihatnya lagi diakhiri pertanyaan.
Mengurusi dua makhluk kecil ini memang selalu membuat Renjun kerepotan. Apalagi saat suaminya tidak berada dirumah. Ingin sekali ia mengurung dua setan kecil itu didalam kamar seharian penuh. Namun apa daya, ia tidak setega itu untuk menghukum anaknya dengan begitu kejam, menurutnya.
"Nen!" Sorak Jeno saat ibunya meraih tubuhnya.
"Heh!" Kontan Jaehyun melotot mendengar pekikan girang anaknya. Ia segera membawa tubuhnya juga anak yang berada dalam gendongannya menuju Renjun yang kini mendudukkan diri disofa.
Dengan telaten, Renjun membersihkan tangan dan wajah Jaemin yang belepotan walau anak itu menolaknya, seperti halnya yang ia lakukan tadi kepada Jeno. Mengusap sisa air mata yang menganak sungai dipipi berisi anaknya.
"Tidak boleh, Nono kan sudah besar," ucap Jaehyun.
"No!" Bantah anak lelaki itu sembari menggeleng keras dipangkuan ibunya. "Nono masih kecil, Ayah."
Sedangkan sang ibu hanya mampu menggelengkan kepalanya. Ia bisa sedikit bernafas lega. Setidaknya, dua bocah aktifnya itu bisa sedikit diam sekarang. Tubuh lelahnya ia sandarkan di sandaran sofa. Membiarkan ayah dan anak itu beradu argumen. Jaehyun menjelaskan, lalu Jeno yang masih berusaha menyanggah ucapan ayahnya.
Dulu, Jaehyun tidak pernah membayangkan akan memiliki keluarga kecil seperti sekarang ini. Ia memang seorang anak dari keluarga yang berada. Keluarganya tidak bisa dikatakan sebagai keluarga biasa saja dan sederhana. Ia yang saat itu masih berstatus sebagai seorang mahasiswa disalah satu Universitas di kota Seoul, bertemu dengan adik tingkatnya. Huang Renjun.
Sosok manis yang membuatnya tertarik dalam satu waktu. Semula ia mendekati Renjun hanya karena 'tertarik', bukan suka apalagi cinta. Mereka dekat bahkan menjalin hubungan setelah beberapa bulan Jaehyun melakukan pendekatan.
Semua orang tidak akan pernah menyangka ini. Bahwa dulu, Jaehyun nyaris hilang arah saat sosok kekasihnya itu meninggalkannya sebab patah hati yang disebabkan oleh dirinya sendiri. Tujuan awalnya memang hanya sekedar ingin mencoba hal baru, namun seiring berjalannya waktu, Jaehyun sadar bahwa Renjun sudah berubah menjadi dunianya. Semestanya yang menjadi pusat di segala sisi hidupnya.
Bukan berlebihan atau apa, memang begitu adanya. Sempat tidak percaya dengan pepatah 'cinta bisa datang seiring berjalannya waktu', namun semua itu Jaehyun benarkan sekarang. Cintanya tidak terhingga.
Memiliki dua orang malaikat kecil dari hasil pernikahannya tidak pernah ia harapkan berlebih. Sebab ia sadar, keputusannya untuk menikahi Renjun saat itu berarti ia harus mengubur keinginan memiliki keturunan. Namun Tuhan seolah memberinya nikmat lebih.
Saat si kembar Jeno dan Jaemin lahir, rasa senang, haru, bahkan bangga hadir begitu saja. Bersamaan tangis kedua putra kembarnya mengudara, Jaehyun juga menangis saat itu. Rasa malunya ia buang jauh-jauh. Bahkan saat ayahnya sendiri menertawakan, Jaehyun tidak melawannya.
YOU ARE READING
OUR FAMILY | JaeRen ft Jeno Jaemin
FanfictionKasih Ibu sepanjang masa. Kasih Ayah sepanjang jalan. BxB || MPreg ©Jeojae Start : 9 Juni 2021
Intro
Start from the beginning
