Chapter 3

3.8K 451 117
                                    

Giyuu menghampiri Reina yang sedang memasak di dapurnya. "Hari ini temanku akan datang. Setelah dia datang aku akan langsung pergi menjalankan misi. Menurutlah apa yang dikatakan nya."
Reina hanya mengangguk menanggapi Giyuu.

Setelah memasak, Reina membawa nya ke meja makan lalu duduk dihadapan Giyuu.
"Oh ya satu lagi. Dia akan tinggal disini, untuk menjagamu." Reina terkejut mendengar percakapan Giyuu. "K-kenapa? Aku bisa menjaga diri, nii chan!"

"Aku tau, tapi ini perintah dari Oyakata-sama karena kau juga memiliki darah langka. Jadi selama aku pergi, dia bertanggungjawab atas dirimu." Ucap Giyuu lalu memakan makanan nya.
.
.
.
"Yo Tomioka!!" Giyuu yang merasa namanya dipanggil itu menoleh kearah suara. "Ah kau sudah datang, Uzui san? Tunggu sebentar." Giyuu memanggilnya Reina untuk ke halaman depan. Tak lama kemudian Reina muncul dari pintu dengan seragam pemburu iblis, Uzui sempat terkejut saat melihat gadis itu tapi dia tidak menunjukkan ekspresi nya.

Setelah sekian lama kita tak bertemu, kau tumbuh menjadi gadis cantik ya. Aku tak menyangka kau akan menjadi pemburu iblis, Rein. Batin Uzui

"Jadi dia adikmu, Tomioka?" Tanya Uzui sambil tersenyum.

"Ya. Kalau begitu aku pergi dulu." Giyuu mencium kening Reina lalu pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua. Mereka hanya diam beberapa menit "Etto, kita bisa masuk dulu ke dalam. Aku akan membuatkanmu teh." Ucap Reina membuka percakapan.

"Silahkan."

"Ah aku belum memperkenalkan diri. Watashi wa Tomioka Reina. Yoroshiku onegaisimasu, sensei." Ucap Reina dengan membungkukkan badannya lalu tersenyum manis.

Wah cantiknya, senyuman wanita memang paling indah. Batin Uzui

"Aku Uzui Tengen, hashira suara. Tidak usah memanggilku dengan kata sensei, panggil saja seperti biasa."

"Haik, Uzui san. Etto kapan kita akan berlatih?"

"Sekarang."

Mereka pun menuju halaman belakang untuk berlatih. "Jadi apa yang akan kau ajarkan padaku, Uzui san? Teknik pernafasan kita berdua kan berbeda."

"Aku akan mengajarkanmu beberapa dasar teknik pernafasan suara. Kata Tomioka kau mempunyai pendengaran yang tajam sepertiku, Itu bisa membantu mu."

Uzui pun mengajar kan Reina, hingga tak terasa hari mulai menjelang petang. "Sepertinya latihan hari ini cukup, Tomioka kun."

"Panggil aku Reina saja." Ucap Reina yang terkapar di halaman sambil mengatur nafasnya yang tersenggal senggal.

Ternyata latihan dari hashira langsung itu sangat berat ya. Aku hampir mati dibuatnya. Batin Haru

"Hei itu belum seberapa, Reina kun. Ayo bangun lalu kita akan bersiap makan malam."

***

"Nee, Uzui san. Hari ini kita akan berlatih seperti kemarin?" Tanya Reina menghampiri Uzui yang sedang duduk di ruang tengah.

"Ya, tapi kita akan berlatih di gunung. Jadi siapkan dirimu, Reina kun." Ucap Uzui seraya berdiri lalu berjalan keluar, Reina pun mengikuti nya dari belakang.

Baru saja Reina berkedip, Uzui sudah hilang dari hadapan nya. "E-ehh?" Reina terkejut karena tidak menemukan senseinya di hadapannya. Mata gadis itu membelalak "CEPAT SEKALI!!" Reina pun langsung berlari menyusul Uzui hingga menuju gunung.

"Kau lebih lambat lima menit dariku Reina kun." Ucap Uzui tersenyum licik dengan tangan dilipat didepan dada. "Hah hah ... T-tentu saja aku kalah kau tidak memberi ancang ancang, tiba tiba saja sudah menghilang!!" Ucap Reina kesal seraya mengatur nafasnya.

[✔]My Wave || Uzui Tengen Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt