Felix balik badan lalu melemparkan kotak tisu itu dan berhasil Claire tangkap namun Claire tidak ingin pergi begitu saja. Felix bersandar pada pembatas koridor dan menaruh kedua sikutnya di atas pembatas koridor dengan tatapan yang tertuju pada Claire yang semakin mendekat.

Felix tersenyum, "gue ngerasa kayak lagi sewa cewek buat puasin gue terus cewek itu dateng deketin gue pake baju seksi, muka seksi."

Claire ikut tersenyum, "keliatan banget lo anak pejabatnya abis lo ngomong gitu."

Felix menatap kesal Claire dan terkejut sendiri karena Claire menendang bagian bawahnya namun untungnya Felix dapat menghindar.

Felix menatap syok kaki Claire yang melintang di depannya, "gila lu ya. Woi!" Seru Felix dengan kedua kakinya yang terbuka lebar karena sebelumnya Claire hendak menginjak sepatunya.

Claire tertawa melihat posisi Felix sekarang yang sedang mengangkang lebar dan karena posisi itu, Felix kesusahan untuk kembali merapatkan kakinya.

"Bye-bye, Felix! Muaah!" Claire mengerucutkan bibir dan mengedipkan mata lalu pergi meninggalkan Felix yang sedang berusaha merapatkan kaki ataupun berdiri dengan tegak.

-Claire-

Claire terus memperhatikan jam dinding kamarnya dengan senyum yang tersungging lebar, ketika jarum jam berada tepat diangka 12, Claire bersorak untuk dirinya sendiri. "Tujuh belas! Tujuh belas! Gue udah tujuh belas!"

Claire meraih ponselnya untuk melihat siapa yang pertama kali memberikan ucapan selamat kepadanya, "si Felix. Pasti dia suka sama gue." Claire membuka pesan yang dikirim oleh Felix dan benar Felix memberikan ucapan selamat untuknya dengan foto berisi aib Celine terpampang jelas dan terus dikirim oleh laki-laki itu.

Claire menatap pintu kamarnya yang tertutup rapat di mana ia sedang menunggu kedua orang tuanya datang namun sayangnya Justin dan Celine tidak kunjung menghampirinya.

"Ih! Masa udah tidur sih!" Claire berjalan keluar dari kamarnya untuk pergi ke kamar orang tuanya.

Ketika sudah berada di depan kamar Justin dan Celine, Claire mendekatkan kupingnya ke pintu kamar. "Aman." Claire membuka pintu saat kupingnya tidak mendengar suara sesuatu dari dalam kamar.

"Mami, daddy." Panggil Claire karena keadaan kamar sangat gelap. Claire terkejut melihat sebuah gambar muncul di sebuah layar melalui proyektor yang baru saja menyala dan itu menunjukkan foto hasil USG.

"Aire."

"Aaaaa!!!" Claire kembali terkejut lalu menghentakkan kaki, "daddy!" Seru Claire karena Justin sudah membuatnya terkejut dengan menerangi wajah pria itu dengan flashlight ponsel.

Claire berjalan mendekati Justin dan Celine yang sedang duduk di sofa sambil Justin menerangi langkah Claire karena mereka sengaja tidak ingin menghidupkan lampu.

"Mami sama daddy sengaja buat ini untuk dikasih liat Ai kalo udah tujuh belas tahun, karena sekarang udah tujuh belas, mari kita liat, kita tonton." Celine memutar video yang sepenuhnya tentang Claire di layar proyektor.

"Gak suka ah liat video yang mengandung bawang gini." Ujar Claire padahal di layar proyektor yang terlihat hanya ketika Celine sedang melakukan USG.

Mereka bertiga menonton video sambil sesekali berbicara, tersenyum, tertawa, dan juga mengeluarkan air mata. Video itu menayangkan tentang bagaimana saat Claire masih di dalam kandungan lalu lahir, bagaimana saat Claire masih bayi, balita, kanak-kanak, dan remaja. Video itu diambil oleh Justin ataupun Celine, ketika Claire sudah balita dan seterusnya, barulah Claire ikut andil dalam mengambil video dirinya sendiri ataupun kedua orang tuanya.

"Happy birthday, Claire Rowland..."

Claire menutup mulutnya karena air matanya keluar semakin banyak melihat ayah dan ibunya duduk bersebelahan di dalam video untuk memberikan ucapan kepadanya.

"... Aire udah tujuh belas tahun sekarang. We are very happy to have you, walaupun Ai nakal tapi gak masalah, justru itu jadi bukti kalo Ai beneran anak mami sama daddy." Kata Celine dan Claire tertawa.

"Mungkin, bikin video kayak gini norak. Tapi lebih bagus ngomong lewat video daripada langsung karena daddy sendiri masih punya rasa malu untuk ngomong langsung, ya walaupun ntar Ai bakal liat video ini. Kayak yang mami bilang, we are very happy to have you, thank you for being born. Makasih juga udah ngertiin kondisi mami sama daddy, khususnya mami di mana Ai gak sibuk minta adek, makasih juga untuk gak ngerasa iri sama temen-temen Ai yang punya sodara. Whatever it is, we love you very much, tetep jadi Claire, Aire, yang ceria, pemberani, pinter, juga tetep jadi anak yang lucu biar bisa bikin mami sama daddy terus terhibur walaupun Ai udah gede. Sekali lagi happy birthday, Nak." Kali ini Justin yang berbicara.

Suara tarikan ingus terdengar kuat dari Claire saat video yang diputar sudah habis, mata Claire merah dan sedikit bengkak karena selama video diputar, Claire terus menangis terharu.

"Ih! Ngeselin!" Claire melempar tisu ke meja lalu menarik Justin dan Celine mendekat untuk ia peluk secara bersamaan.

"Ada satu hal lagi yang mau daddy sampein,"

Claire mengangguk siap mendengarkan.

"Tolong punya rasa malu dikit aja, momen malu-maluin Ai udah banyak banget." Ucap Justin.

"Gak mau! Itu juga salah satu bukti kalo Ai beneran anak mami sama daddy! Hadiah untuk Ai dong." Claire menjauhkan tangannya dari leher Justin dan Celine.

"Mami sama daddy belum beli hadiah untuk Ai, tapi sekarang Ai bilang mau hadiah apa. Ai mau apa dari mami terus mau apa dari daddy." Celine menunjuk bergantian dirinya dan Justin.

Claire tersenyum lebar, "dari daddy dulu. Dari daddy, beliin Ai mobil terus Ai mau nyetir sendiri!"

Justin tampak berpikir, "oke daddy beliin Ai mobil tapi bahaya nyetir sendirian."

Claire menggeleng, "Ai bisa pergi bareng Zea!"

"Tapi umur tujuh belas masih belum cocok untuk nyetir mobil. Ai cuma boleh pilih salah satu, beli mobil tapi yang nyetir supir, gak beli mobil tapi boleh nyetir dan untuk uang bensin atau kalo mobil masuk bengkel, harus pake uang..."

"Oke! Beli mobil tapi yang nyetir supir, pokoknya mobilnya harus nama Ai!"

Justin mengangguk sambil tersenyum.

Claire menatap Celine lalu tersenyum.

"Jangan yang aneh-aneh." Kata Celine setelah melihat senyum Claire.

"Enggak kok, gak aneh, malah ini biasa banget."

"Good." Celine mengangguk.

Claire memeluk lengan Celine, "mami, bolehin dong Ai pacaran."

Celine menatap lekat Claire, "Felix minta Ai jadi pacar dia?"

"Enggak! Ai juga gak akan mau! Ai gak lagi deket sama siapa-siapa kok, ya siapa tau ntar Ai ketemu sama cowok yang cocok gitu." Claire tersenyum penuh arti.

Celine menatap Justin yang tampak tidak keberatan, "oke. Tapi kalo sampe mami tau Ai nangis karena cowok, langsung jauhin cowok itu."

"Siap!" Claire tersenyum lebar dan memeluk Celine. "Ai mau bobok di sini."

"Hmm." Celine mengangguk sambil mengusap-usap tangan Claire.

Claire

Qotd: siapa yang sebelumnya pengen cerita Claire?

Semoga kalian suka dan terus baca sampe ending

Rajin vote+komen juga.

Pake sistem target vote sama komen gak ya🤔

Tunggu kelanjutannya!👋🏻

Claire
060321
©️Yeaaudry

Claire [COMPLETED]Where stories live. Discover now