2.

18 10 15
                                    

Cinta? Shit, itu gak guna
-Ananda Alitha-

Happy reading my heart~~
.
.
.
.
.
-

Alitha dan Arif sudah berada di kantin sejak semenit yang lalu. Haha, iya mereka baru datang kok. Dengan posisi si Alitha yang mesen dan si Arif duduk manis, tadi Arif bilang, "Cowok tuh yang makan doang sanaaah cintah kuh my darling," jangan lupa dengan senyuman setan miliknya.

Yang membuat Alitha mau tak mau harus jalan dengan kaki yang berat, seakan ada berton-ton besi yang ia pikul make kakinya.

Alitha tuh anak yang cukup pengaruh di sekolah, gimana enggak sang ayah adalah donatur terbesar dan sang bunda adalah dokter yang cukup terkenal. Jadi tidak heran kalau ia sangat lihai dan pandai mengerjakan tugas MTK yang sering dikatain susah.

Dirinya memesan, "Sepiring nasi goreng pedes tanpa telur ya Mbak, dan teh anget satu, makasih. Anter ke meja nomor 34 ya," ujarnya pelan yang menandakan dirinya sedang menjaga sopan santunnya.

"Nasi goreng tanpa telur satu dan teh anget satu meja 34 ya? Baik silahkan ditunggu," jawab sang bu kantin.

Alitha pergi setelah mendengar hal itu yang kemudian duduk di samping Arif dan membuka kota bekal berisi roti isi buatan sang bunda. Dan langsung memakannya tanpa menawari si Arif yang udah ngiler hingga dah tumpah tuh ngilernya. Haha, becanda.

Dalam benak Alitha sih, "Dia kan bakalan makan," jadi ngapain ngasih, sumpah si Alitha parah bet gila.

Seakan menunggu sesuatu, Arif terus memperhatikan Alitha makan hingga tak sadar roti isi sudah habis tanpa jejak yang membuat Arif kesal setengah mati, "Laaah? Gue? Lo dari tadi gak ada niat gitu buat nawar gue? Gue duduk di samping lo woiii," ujar Arif gemas sendiri dengan sahabatnya yang satu ini.

"Lah? Kan lo bakalan makan kan ntar, ngapain gue bagi orang lo sendiri gak pernah bagi gue," jawab Alitha setelah meminum air yang ia bawa tadi.

Arif hendak membalas tapi tiba-tiba pesanannya datang, "Pesanan nomor 43 di meja 34,benar?" tanya pelayan perempuan itu.

Arif yang udah dari sononya playboy yaaaah gak disia-siain lah, " Aah, benar," jawabnya yang mengambil pesananannya dan melanjutkan perkataannya, "Waah, kayaknya saya pernah liat mbak deh," ujaran gombalan yang baru saja dikeluarkan Arif membuat Alitha pergi di karenakan ia ingin muntah mendengar perkataan tadi.

Di sekolahnya, jika hari sabtu berarti cuman 2 pelajaran yaitu seni budaya dan penjas. Alitha menatap seisi kelas yang pada sepi, yah karena kalau sabtu tuh jam istirahatnya menjadi setengah jam dari yang tadinya seperempat jam pada hari normal.

Pukul, 10:28 a.m

Alitha berniat mengganti baju seragamnya dengan baju olahraga, namun ia tak menemukan baju olahraganya.

Dirinya tau siapa yang mengambilnya, ia tak ingin cari masalah di sekolahnya yaah tapi orang ini lagi nyari masalah sama dia.

Gadis ini melangkah menuju kantin dan mencari seseorang, setelah dapat kakinya melangkah menuju meja tersebut.

Dia menarik bahu itu keatas agar menatapnya, "Mana baju olahraga gue," ujarnya dengan ekspresi datarnya.

Sang empu berusaha sekuat tenaga agar lepas dan berhasil! Tenaganya lebih besar dibanding punya Alitha. Alitha terdiam yang membuat orang itu menunjukkan smirk dan mengikat rambut pendeknya.

Alitha(ta) Where stories live. Discover now