"Apa nih isinya?" tanya Haechan penasaran.

"Bom!" jawab Renjun ngasal. "Ada lah. Kasihin aja ke aunty Chitta, pasti dia suka!"

"Oke oke. Makasih Njun!"

"Oh iya Jun, emangnya kenapa kemarin lo nggak dateng ke pestanya aunty Chitta?" tanya Jaemin.

"Hehe ada deh!"

"Oh jadi sekarang mainnya rahasia-rahasian ya. Udah lah males sama Njun!" ucap Jaemin (pura-pura) merajuk.

"Ih, iya deh gue cerita, tapi kalian jangan ketawa ya!" ucap Renjun.

"Iya iya, cepetan cerita!" Haechan dan Jaemin menegakan tubuhnya.

"Jadi gini--

"RENJUN SAYANG AA GUANLIN MU DATANG!!"

Renjun menutup wajahnya dengan kedua tangan, malu ngeliat kelakuan Guanlin.

"Jangan teriak-teriak, lo pikir ini di hutan hah?!" omel Renjun sembari mencubit perut Guanlin membuat sang empu mengaduh sakit.

"AW AW SAKIT, AMPUN JUN AMPUN!"

Karena kasihan Renjun pun melepaskan cubitannya, "Lo ngapain sih ke sini?!" tanya Renjun galak.

"Mau ngapelin pacar lah!" jawab Guanlin enteng.

"PACAR?!" pekik Haechan dan Jaemin bersamaan, kaget.

"IYA, GUE PACARAN SAMA RENJUN DUA HARI YANG LALU!"

"LAI GUANLIN, KAN GUE BILANG KITA BACKSTREET AJA!!"

"Oh iya, gue lupa Jun!"

"LO UTANG PENJELASAN SAMA KITA HUANG RENJUN!"

.

.

.

"Ayo pulang!" ajak Mark sembari meraih tangan Haechan untuk digandeng.

Sampai di parkiran sekolah Mark memakaikan helm pada Haechan. Ia diam-diam menggigit bibir bawahnya, Haechan terlihat lebih menggemaskan jika dipakaikan helm seperti ini. Ia jadi ingin menggigit pipi gembil pacarnya itu.

"Kenapa Kak, ada yang salah?" tanya Haechan bingung.

"Nggak ada." elak Mark. "Ayo naik!"

Setelah Haechan naik ke atas motor Mark mulai mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, membelah keramaian jalan raya pada sore hari.

"Mau mampir ke kedai es-krim dulu nggak?" tanya Mark.

"Mau!" jawab Haechan semangat.

Mark tertawaa pelan lalu kembali melajukan motornya menuju kedai es-krim yang letaknya tak jauh dari komplek perumahan rumah Haechan. Tak lama mereka pun sampai di tempat yang dituju.

"Udah sampe. Yuk turun!" ajak Mark.

"Kak pesen satu aja ya, kita makan berdua." ucap Haechan.

"Emang cukup, lo kan makannya banyak?" Mark bertanya sekaligus meledek.

"Cukup kok. Kan kita pesen yang ukuran besar hehe." jawab Haechan.

"Ya udah sana pesen, gue tunggu sini!" ucap Mark, ia duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

Haechan tersenyum lalu mengulurkan tangannya pada Mark.

"Apaan?" tanya Mark tak paham.

"Uangnya mana Kak?"

"Oh." Mark mengeluarkan uangnya dari dalam dompet lalu memberikan pada Haechan.

Haechan mengambil uang itu lalu beranjak untuk memesan, "Mba es-krim ukuran besar campur ya!" ucapnya pada pelayan wanita sembari menyerahkan uangnya.

"Baik. Tunggu sebentar ya!"

"Ini pesanannya, Nona!" Tak lama pelayan itu memberikan es-krim yang di pesan oleh Haechan.

"Ck Mba, saya laki-laki. Nggak lihat apa saya manly begini!" protes Haechan sembari mengerucukan bibirnya.

"Eh maaf. Anda terlalu cantik." balas si pelayan itu merasa bersalah.

"Hm." Haechan pun berlalu dari sana dan kembali ke mejanya.

"Kenapa kok cemberut?" tanya Mark yang melihat raut ditekuk Haechan.

"Masa pelayan itu manggil aku Nona, aku kan laki-laki. Ih sebel!" adu Haechan.

"Itu karena lo terlalu cantik untuk ukuran laki-laki." balas Mark. "Udah nggak usah cemberut, makan nih es-krimnya!"

Mereka pun memakan es-krim itu bersama sambil bercanda dan sesekali Haechan menjahili Mark dengan mengoleskan es-krim itu pada hidung Mark begitu juga sebaliknya.

"Kak tau nggak, Renjun sama Guanlin jadian loh!" ucap Haechan.

Sesi pergibahan dimulai~

"Masa sih, bukannya dulu si Renjun tuh nolak Guanlin terus ya?" tanya Mark.

"Iya bener, tapi akhirnya Renjun luluh juga." jawab Haechan. "Jujur aku salut sih sama perjuangannya Guanlin buat ngedapetin Renjun selama ini, ya secara Kakak tau sendiri Renjun itu galaknya minta ampun." sambungnya.

"Berarti dia tulus cinta sama Renjun, jadi mau ditolak ratusan kali juga dia bakal tetep berjuang." ucap Mark.

"Oh iya Kak, katanya si y/n anak kelas 10 jadian sama Mamat anak kelas 12 IPA 2 ya. Itu bener?" tanya Haechan.

"Bener. Tadi si Mamat sampe heboh banget di kelas karena diterima sama cewek incerannya." jawab Mark.

"Ih si y/n kan cantik banget sebelas dua belas lah sama Amanda Manopo, kok mau sih sama si Mamat?" ucap Haechan dengan muka julidnya.

"Ya namanya juga cinta Chan, nggak ada yang tau." balas Mark.

Haechan menganggukan kepalanya setuju, "Iya sih bener. Aku aja sampe sekarang nggak paham kenapa orang seganteng Kakak bisa suka sama aku yang modelannya kayak gini." ucapnya.

"Kayak gini gimana?"

"Kakak kan ganteng, pinter, yang suka banyak. Tapi kenapa Kakak sukanya sama aku yang kentang kayak gini?"

Mark tersenyum, "Gue suka lo karena lo itu Haechan."

"Hah? Maksudnya?" Haechan nggak paham.

Mark menggeleng, "Nggak. Lupain aja, nggak usah dipikirin otak lo nggak bakal nyampe."

Haechan yang mendengar itu mendengus sebal. Mark terkekeh pelan lalu mengusak surai Haechan.

"Dah yuk, kita pulang!" ajak Mark.

"Ayo!"

Tbc...

TSUNDERE (MarkHyuck)✔Where stories live. Discover now